Metode SEJARAH ZAPIN DI SERDANG

3.4 Metode

Ahli-ahli sejarah terkemuka yang membantu mengembangkan metode kajian sejarah antara lain: Leopold von Ranke, Lewis Bernstein Namier, Geoffrey Rudolf Elton, G. M. Trevelyan, dan A. J. P. Taylor 201 . Pada tahun 1960an, para ahli sejarah mulai meninggalkan narasi sejarah yang bersifat epik nasionalistik, dan memilih menggunakan narasi kronologis yang lebih realistik. Ahli sejarah dari Perancis memperkenalkan metode sejarah kuantitatif 202 . Metode ini menggunakan sejumlah besar data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang-orang dalam sejarah. Ahli sejarah dari Amerika, terutama mereka yang terilhami zaman gerakan hak asasi dan sipil, berusaha untuk lebih mengikutsertakan kelompok-kelompok etnis, suku, ras, serta kelompok sosial dan ekonomi dalam kajian sejarahnya. Dalam beberapa tahun belakangan ini, ilmuwan posmodernisme dengan keras mempertanyakan keabsahan dan perlu tidaknya dilakukan kajian sejarah. Menurut mereka, sejarah semata-mata hanyalah interpretasi pribadi dan subjektif atas sumber-sumber sejarah yang ada. Dalam bukunya yang berjudul In Defense of History terj: Pembelaan akan Sejarah, Richard J. Evans 203 , seorang profesor bidang sejarah modern dari Univeritas Cambridge di Inggris, membela pentingnya pengkajian sejarah untuk masyarakat. Jika kita berbicara teori atau metodologi maka ia terkait erat dengan masalah filosofi fundamental dalam sebuah disiplin sains. Untuk mendukung teori ini, maka dalam aplikasinya, sebuah disiplin ilmu mau atau tidak mau harus 201 www.wikipedia.org 202 Ibid. 203 Ibid. Universitas Sumatera Utara menggunakan metode teknik atau cara kerja para ilmuwan disiplin tertentu di lapangan kajiannya. Yang dimaksud dengan metode adalah teknik penelitian atau peralatan tool untuk mengumpulkan data. Berlainan dengan metodologi sejarah, metode sejarah sebagaimana yang dikemukakan oleh Gilbert J. Garraghan adalah seperangkat azas dan kaidah- kaidah yang sistematis yang digubah untuk membantu secara efektif mengumpulkan sumber-sumber sejarah, menilainya secara kritis, dan menyajikan sebuah sintesis hasil yang dicapai, pada umumnya dalam bentuk tertulis. Secara eksplisit Garraghan yang juga mengutip pendapat Richard F. Clarke mengemukakan arti metode dalam ilmu sejarah adalah sebagai berikut : Every science, when it becomes an art by being reduced to practice, follows certain rules and directions which insure or help to insure accuracy of result. The complex of these rules and directionss we call method, or technique. Surgical science has its method of performing a given operation; the musician has a method of handling his instrument; and succes in the classroom is very much a matter of effective method. So also with the art of history, the direct aimof which is the attainment of historical truth. ... Historical method may therefore be defined as a systematic body of principles and rules designed to aid effectively in gathering the source materials of history, appraising them critically, and presenting a synthesis generally in Universitas Sumatera Utara written form a result achieved. More briefly it may be defined as “a system of right procedure for attainment of [historical truth] Clarke 1927:462 204 . Dari kutipan di atas jelaslah bagi kita bahwa metode atau teknik dalam sebuah disiplin ilmu adalah sejumlah peraturan dan arah untuk hasil yang akurat. Dalam konteks ilmu sejarah metode adalah seperangkat prinsip dan aturan yang sistematis, yang dirancang untuk membantu secara efektif pengumpulan sumber- sumber sejarah, dan kemudian melakukan kritik sumber, dan menampilkannya dalam sebuah karya sintesis, yang biasanya berupa tulisan. Dalam pengertian yang lebih ringkas metode sejarah adalah sebuah sistem dengan prosedur yang benar untuk mendukung kebenaran sejarah. Buku mengenai metode sejarah yang terkenal di Indonesia adalah karya Louis Gottschalk, Understanding History, diterjemahkan oleh Nugroho Notosusanto. Buku yang paling banyak dijadikan sumber metode sejarah secara internasional adalah bertajuk A Guide to Historical Method karya Gilbert J. Garraghan, S.J. Tulisan ini selanjutnya mengutip pokok-pokok pikiran buku tersebut. Adapun metode dalam ilmu sejarah di antaranya adalah menggunakan sumber-sumber heuristik 205 . Selain itu, metode sejarah selalu menggunakan tulisan-tulisan yang bersifat klasifikasi baik dari segi asal-usul, isi, maupun tujuan sumber. Kemudian penggunaan tipe sejarah naratif, rekaman-rekaman sejarah 204 Gilbert J Garraghan, S.J., A Guide to Historical Method. East Fordham Road, New York: Fordham University Press, 1957, hal., 33. 205 Pengumpulan data dilakukan dari buku-buku, majalah, artikel, dan sumber-sumber lain yang relevan dengan obyek kajian dan pembahasan ini. Universitas Sumatera Utara resmi, sumber-sumber lisan tradisi, sumber-sumber piktorial dan figur gambar; sumber-sumber tulisan. Sementara itu mekanisme untuk membantu penelitian sejarah di antaranya adalah dengan menggunakan sistem dan teknik catatan wawancara; kuesioner; wawancara; kepustakaan, arsip, dan museum; dan penentuan topik di bidang tertentu. Kemudian, metode lainnya yang lazim digunakan oleh sejarawan adalah menafsirkan sumber-sumber sejarah. Adapun cara menafsirkan itu mencakup penafsiran verbal, teknik menafsirkan, penafsiran yang logis, menafsirkan dengan pendekatan psikologis, dan penafsiran faktual. Dalam membuat kajian sejarah, yang umumnya dalam bentuk tulisan yang bersifat sintesis, maka metodenya dapat dibagi dua, yaitu sintesis eksternal dan sintesis internal. Dalam sintesis eksternal ditentukan masalah seleksi dan organisasi data. Pada sintesis internal ditentukan masalah sintesis umum karya sejarah; sebab-sebab terjadinya sejarah; determinisme materialistik dalam sejarah; berbagai faktor kondisi dan makna dalam sejarah; perubahan dalam sejarah; kedudukan tokoh sejarah di masa lalu; dan filsafat sejarah. Dalam menyusun karya sejarah, seorang sejarawan mestinya memiliki metode dalam menulis. Metode itu mencakup bagaimana mengutip referensi; menulis catatan kaki secara rasional; teknik menulis catatan kaki; bibliografi atau daftar pustaka; apendiks dokumenter; sumber-sumber berbentuk buku dan konsekutif. Metode lainnya adalah tampilkan karya sejarah secara efektif, dengan cara rekonstruksikan masa lalu, elemen literal sejarah, tulis secara menarik; Universitas Sumatera Utara pandangan sintesis; catatan langsung atau tidak langsung. Sejarah itu pada prinsipnya adalah tulisan dan akan ditulis kembali. Demikian sekilas uraian mengenai teori dan metode dalam ilmu sejarah, yang menjadi tanggung jawab para sejarawan dalam menjawab tantangan- tantangan sosiobudaya, yang begitu berdensitas padat pada akhir-akhir ini.

3.5 Sejarah Zapin dalam Wilayah Budaya Serdang

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengembangan Wilayah (Aspek Ekonomi Sosial Dan Budaya) Terhadap Pertahanan Negara Di Wilayah Pantai Timur Sumatera Utara

0 18 14

Perlindungan hukum atas hak cipta dari motif songket sebagai ekspresi budaya tradisional di wilayah Melayu Sumatera Timur (Studi di wilayah Batubara, Deli Serdang dan Langkat)

0 0 15

Perlindungan hukum atas hak cipta dari motif songket sebagai ekspresi budaya tradisional di wilayah Melayu Sumatera Timur (Studi di wilayah Batubara, Deli Serdang dan Langkat)

0 0 2

Perlindungan hukum atas hak cipta dari motif songket sebagai ekspresi budaya tradisional di wilayah Melayu Sumatera Timur (Studi di wilayah Batubara, Deli Serdang dan Langkat)

0 0 27

Perlindungan hukum atas hak cipta dari motif songket sebagai ekspresi budaya tradisional di wilayah Melayu Sumatera Timur (Studi di wilayah Batubara, Deli Serdang dan Langkat)

0 0 45

Perlindungan hukum atas hak cipta dari motif songket sebagai ekspresi budaya tradisional di wilayah Melayu Sumatera Timur (Studi di wilayah Batubara, Deli Serdang dan Langkat)

0 0 6

Perlindungan hukum atas hak cipta dari motif songket sebagai ekspresi budaya tradisional di wilayah Melayu Sumatera Timur (Studi di wilayah Batubara, Deli Serdang dan Langkat)

0 0 6

Satu Kajian Daripada Aspek Pensejarahan Budaya - Sejarah Melayu Suatu Kajian

0 0 247

Kata kunci: Islam, Melayu, dan Budaya Pendahuluan - ISLAM MELAYU DALAM PUSARAN SEJARAH Sebuah Transformasi Kebudayaan Melayu Nusantara

1 2 19

STRUKTUR DAN FUNGSI KALIMAT BAHASA MELAYU SAMBAS

0 1 100