59
BAB III METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan
Penelitian ini termasuk dalam model penelitian pengembangan atau research and development R D. Metode penelitian pengembangan merupakan
metode yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut Sugiyono, 2015: 407. Penelitian dan Pengembangan
adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan
Sukmadinata, 2013: 164. Hasil dari penelitian ini adalah berupa produk media pembelajaran komik untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman pada
mata pelajaran bahasa Indonesia bagi siswa kelas IV SDN Bener 1 Ngrampal Sragen.
B. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan pada penelitian ini menggunakan prosedur yang diadaptasi oleh Instructional Media Design Lee Owens yaitu ADDIE. Model
ADDIE dikonstruksikan oleh Tennyson dan Michaels tahun 1991 sebagai teori rujukan. Kemudian oleh Kruse pada tahun 2002 mengembangkan model ADDIE
pada ranah e-learning. Selanjutnya Dick and Carrey pada tahun 2005 mengembangkan model ADDIE pada ranah desain instruksional pembelajaran
Allen, 2006: 431. Model ADDIE adalah desain model pembelajaran yang sistematis dan terdiri dari 5 tahap meliputi desain keseluruhan proses pembelajaran
cara yang sistematik Prosedur penelitian dan pengembangan ini dapat
60
dikembangkan dari rangkuman aktivitas model ADDIE Mulyatiningsih, 2011: 200 sebagai berikut.
1. Tahap analisis analysis
Tahap analisis merupakan tahap pra-perencanaan yaitu berupa pemikiran tentang produk baru yang akan dikembangkan. Pada tahap ini dilakukan identifikasi
produk yang sesuai dengan sasaran peserta didik, tujuan belajar, isimateri pembelajaran, lingkungan belajar dan strategi penyampaian dalam pembelajaran.
2. Tahap desain design
Tahap ini berisi rancangan konsep produk baru di atas kertas dan perangkat pengembangan produk baru. Rancangan ditulis untuk masing-masing unit
pembelajaran. Petunjuk penerapan desain atau pembuatan produk ditulis secaa rinci.
3. Tahap pengembangan development
Pengembangan adalah proses mengembangkan perangkat produk yang diperlukan dalam pengembangan atau dengan kata lain berisi kegiatan realisasi
rancangan produk. Berbasis pada hasil rancangan produk dan membuat instrumen untuk mengukur kinerja produk. Pada tahap ini dilakukan validasi dan uji coba
produk untuk memperoleh data kelayakan dan tanggapan atas media yang dikembangkan. Data yang diperoleh digunakan sebagai masukan untuk perbaikan
dan penyempurnaan produk yang dikembangkan. Validasi yang dilakukan meliputi validasi ahli media dan validasi ahli materi yang dijelaskan sebagai berikut.
61
a. Validasi ahli media
Validasi ahli media dilakukan untuk menilai kelayakan produk dan perbaikkan media untuk diuji cobakan ke lapangan. Penilaian, kritik dan saran dari
validator akan digunakan untuk perbaikan dan penyempurnaan produk komik yang dibuat oleh peneliti. Penelitian dilakukan dengan menggunakan angket atau
kuesioner. b.
Validasi ahli materi Validasi ahli amteri dilakukan untuk menilai kelayakan produk dan
perbaikan media dari segi peneyediaan materi. Penilaian, kritik dan saran dari validator akan digunakan untuk perbaikan dan penyempurnaan produk komik yang
dibuat oleh peneliti. Penelitian dilakukan dengan menggunakan angket atau kuesioner.
4. Tahap implementasi implementation
Implementasi atau uji coba produk adalah langkah nyata terhadap rancangan yang telah dikembangkan pada situasi nyata yaitu di kelas. Kegiatan ini tidak lepas
dari tujuan-tujuan pengembangan produk, interaksi antar peserta didik serta menanyakan umpan balik awal proses evaluasi. Pada tahap ini dilakukan uji coba
lapangan untuk mengetahui respon siswa terhadap media komik. 1
Uji coba lapangan Uji coba lapangan dilakukan pada situasi yang nyata yaitu siswa. Tujuan
dari uji coba ini adalah untuk mengetahui respon pengguna tentang komik. Penilaian dilakukan dengan menggunakan angket uji pengguna. Dalam penelitian
ini dilakukan tiga tahap uji lapangan terhadap produk sehingga ada tiga jenis sampel
62
yang diambil. Pengambilan sampel pada masing-masing tahap berdasarkan rekomendasi tiga level evaluasi formatif Sugiyono, 2015: 197 yakni one on one
pada level pertama, 6-8 siswa pada level kedua, dan seluruh kelas pada level ketiga. 1
Uji Coba Awal Teknik sampling yang dipakai dalam tahap ini adalah purposive sampling
teknik sampling bertujuan. Purposive sampling adalah cara pengambilan sampel yang berdasarkan pada pertimbangan dan atau tujuan tertentu Zainal Arifin, 2012:
221. Sebagai subjek uji lapangan terbatas, sampel dalam tahap I ini diambil dua - tiga orang siswa dengan tingkat intelektual tinggi, sedang, dan rendah dalam mata
pelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam hal keterampilan membaca pemahaman. Ketiga siswa dipilih dari kelas IV SDN Bener 1.
2 Uji Coba Utama
Dalam tahap ini, pengambilan sampel juga menggunakan purposive sampling dengan memilih subjek uji coba siswa dengan tingkat intelektual tinggi,
sedang, dan rendah dalam mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam hal keterampilan membaca pemahaman. Subjek uji lapangan lebih luas terdiri dari
enam siswa kelas IV SDN Bener 1. 3
Uji Coba Lapangan Operasional Pada uji coba lapangan adalah seluruh siswa kelas IV SDN Bener 1.
5. Tahap evaluasi evaluation
Tahap evaluasi merupakan tahap untuk melihat kembali dampak pembelajaran dengan cara yang kritis. Evaluasi bertujuan untuk mengukur
63
ketercapaian tujuan pengembangan produk, sasaran, dan mencari informasi apa saja yang dapat membuat peserta didik mencapai hasil dengan baik.
Evaluasi dilakukan dalam dua bentuk yaitu evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi formatif dilaksanakan pada setiap tahap yang telah dijelaskan diatas,
tujuannya adalah untuk kebutuhan revisi. Evaluasi sumatif mengukur kompetensi akhir dari tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Hasil evaluasi digunakan untuk
memberi umpan balik kepada pihak pengguna poduk. Desain pengembangan dalam diagram dapat dilihat pada gambar 1 berikut
ini.
Gambar 2. Desain pengembangan ADDIE
C. Desain Uji Coba Produk