Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Komik

39 l. Voice, sound, and audio Dalam komik semua suara menjadi teks, namun digambarkan dengan teks yang berbeda-beda, sesuai dengan symbol yang biasa dan umum digunakan dalam dunia komik. Namun harus sesuai dengan pemaknaan setra tafsir yang sama sesuai dengan kebiasaan dan konsistensi. Voice merupakan hasil ucapan atau kata-kata yang keluar mulut satwa, manusia dan makhluk cerdas lainnya. Sound adalah hasil bunyi dari apapun dan tidak harus keluar dari mulut, baik manusia, satwa, serangga, gesekan tumbuhan, elektronik dan lainya. Audio adalah hasil suara yang keluar dari benda-benda elektronik, seperti komputer, televisi, dan lainnya. m. Waktu Waktu dalam komik diwujudkan dalam halaman. Halaman satu adalah halaman awal dari cerita dan berakhir pada halaman terakhir. Waktu dalam komik juga menyiratkan kapan terjadinya peristiwa tertentu dalam cerita komik tersebut Gumelar, 2011: 26.

4. Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Komik

Komik merupakan suatu bentuk karya seni yang memilik unsur dalam penciptaannya. Unsur-unsur yang terdapat dalam komik adalah unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur intrinsik sebuah komik adalah unsur-unsur yang secara langsung 40 turut serta membangun cerita. Unsur intrinsik dalam sebuah komik meliputi tema, alur, latar, penokohan, sudut pandang, dan lain-lain. a. Tema Tema adalah pokok pikiran atau persoalan yang hendak disampaikan oleh pengarang kepada pembaca melalui jalinan sebuah cerita yang dibuatnya Aminuddin, 2000: 88. Kata tema sering disamakan dengan pengertian topik, padahal kedua istilah tersebut mengandung pengertian yang berbeda. Topik dalam suatu tulisan atau karangan berarti pokok pembicaraan, sedangkan tema itu tercakup persoalan dan tujuan atau amanat pengarang kepada pembaca. Tema pada komik terbagi menjadi 3 kelompok Gumelar, 2011: 46, yaitu: 1 Fiction Story Fiksi, imajinasi, dan fantasi, membuat cerita khayalan tidak selalu bercerita tentang hal masa depan atau tentang kecanggihan teknologi, tetapi cerita sehari-hari pun apabila dibuat berdasarkan imajinasi dan tidak berdasarkan kisah yang terjadi secara nyata, ini juga disebut kisah imajinasi. 2 Hybrid Story Cerita kejadian asli, namun laporannya ditulis dalam bahasa sastra dan ada ceritanya sehingga berkesan kejadian sesungguhnya menjadi lebih indah. Contoh cerita model seperti ini di masa lalu disebut epic, dimana kejadian sejarah sesungguhnya yang terjadi diceritakan dalam bait-bait puisi. 41 3 Non Fiction StoryReport Memfokuskan untuk edukasi, proposal, laporan, penelitian, tulisan non-fiksi lainnya, dan untuk berita news. Tema cerita komik dalam penelitian ini adalah cerita anak. Cerita ini merupakan cerita fiksi. Oleh karena itu, genre dari komik yang dikembangkan termasuk dalam kategori Fiction Story. b. Alur Alur atau plot adalah jalan cerita yang berupa peristiwa-peristiwa yang disusun satu persatu dan saling berkaitan menurut hukum sebab akibat dari awal sampai akhir Aminuddin, 2000: 89. Alur atau plot merupakan suatu rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun untuk menandai urutan bagian-bagian dalam keseluruhan fiksi. Dengan demikian alur itu merupakan perpaduan unsur-unsur yang membangun cerita sehingga merupakan kerangka utama cerita. Pada umumnya alur pada cerita prosa fiksi disusun berdasarkan urutan sebagai berikut: 1 Perkenalan, pada bagian ini pengarang menggambarkan situasi dan memperkenalkan tokoh-tokohnya. 2 Pertikaian, pada bagian ini pengarang mulai menampilkan pertikaian yang dialami sang tokoh. 3 Perumitan, pada bagian ini pertikaian semakin hebat. 4 Klimaks, pada bagian ini puncak perumitan mulai muncul. 5 Peleraian, pada bagian ini persoalan demi persoalan mulai terpecahkan . 42 Menurut susunannya, alur terbagi dalam dua jenis yaitu alur maju dan alur mundur. Alur maju adalah alur yang susunannya mulai dari peristiwa pertama, peristiwa kedua, ketiga dan seterusnya sampai cerita itu berakhir. Sedangkan alur mundur adalah alur yang susunannya dimulai dari peristiwa terakhir kemudian kembali ke peristiwa pertama Aminuddin, 2000: 90. c. Latar Latar atau setting adalah penggambaran situasi, tempat, dan waktu serta suasana terjadinya peristiwa Aminuddin, 2000: 94. Latar atau setting yang disebut juga sebagai landasan tempat, hubungan, waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan Abrams dalam Nurgyantoro, 1995: 216. d. Penokohan Penokohan adalah bagaimana pengarang menampilkan tokoh-tokoh dalam ceritanya dan bagaimana tokoh-tokoh tersebut Aminuddin, 2000: 92. Tokoh dalam karya fiksi tidak hanya berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan untuk menyampaikan ide, motif, plot dan tema, tokoh juga menepati posisi strategis sebagai pembawa dan menyampaikan pesan, amanat, moral atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca. Ada beberapa penokohan yang biasa diterapkan pada gambar yang dibuat Gumelar, 2011: 71, yaitu: 1 Good Character protagonsis Sifat yang baik good personality merupakan karakter yang bersifat baik, seperti ceria, positive thinking, humanism mind set oriented, jujur, peduli, tidak 43 munafik, dan lain-lain. Selain itu juga bersifat sederhana, berwibawa, disegani lawan bukan karena takut dengannya tetapi karena menghormatinya dan menyukai sifat tokoh utamanya yang peduli pada yang lain, tidak mudah marah dan sifat-sifat positif lainnya. 2 Bad Character antagonis Sifat yang buruk bad personality merupakan karakter yang mempunyai sifat negative thinking, prasangka buruk, mudah menghakimi orang lain tanpa melihat masalah lebih lanjut, mudah mengasumsikan orang lain dengan pendapat pribadi. Karakter yang ignorant, tidak mau tahu dan tidak peduli. 3 Wise Character netralis Sifat netral naturalism personality merupakan karakter yang memiliki sifat netral, tidak memihak, cenderung sebagai pengawas saja, melihat semuanya harus terjadi agar semuanya mendapatkan pelajaran dan memetik moral agar naik level kebijaksanaan ke level yang lebih tinggi. Ketiga sifat karakter di atas ada dalam cerita komik yang dikembangkan. Namun yang lebih mendominasi adalah karakter protagonis. Karakter protagonis contohnya Alya, Adi, Ibu Robi, Ibu Adi, dan Pak Sigit. Karakter antagonis misalnya Robi. Sedangkan karakter netralis yaitu Ibu Guru, Pak Kepala Sekolah, dan Yayasan. e. Sudut Pandang Sudut pandang adalah kedudukan atau posisi pengarang dalam cerita tersebut Aminuddin, 2000: 96. Dengan kata lain posisi pengarang menepatkan 44 dirinya dalam cerita tersebut, dari titik pandang ini pulalah pembaca mengikuti jalan ceritanya dan memahami temanya. Terdapat beberapa jenis sudut pandang, yaitu: 1 Pengarang sebagai tokoh utama. Sering juga posisi yang demikian disebut sudut pandang orang pertama aktif. Disini pengarang menuturkan dirinya sendiri. 2 Pengarang sebagai tokoh bawahan atau sampingan. Pengarang ikut melibatkan diri dalam cerita, akan tetapi ia mengangkat tokoh utama. Dalam posisi yang demikian itu sering disebut sudut pandang orang pertama pasif. 3 Pengarang hanya sebagai pengamat yang berada diluar cerita. Pengarang menceritakan orang lain dalam segala hal. Adapun unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada diluar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organism karya sastra Nurgiyantoro, 1995: 23. Unsur ekstrinsik merupakan unsur luar sastra yang mempengaruhi penciptaan karya sastra. Unsur tersebut meliputi latar belakang pengarang, keyakinan dan pandangan hidup pengarang, adat istiadat yang berlaku, situasi politik, persoalan sejarah, ekonomi dan pengetahuan agama. Unsur ekstrinsik untuk setiap karya sastra sama Nurgiyantoro, 1995: 23. Unsur ini mencakup berbagai aspek kehidupan sosial yang tampaknya menjadi latar belakang penyampaian amanat dan tema. Selain unsur-unsur yang datang dari luar diri pengarang, hal-hal yang sudah ada dan melekat pada kehidupan pengarang pun cukup besar pengaruhnya terhadap terciptanya suatu karya sastra. 45

5. Gaya dalam Menggambar Komik

Dokumen yang terkait

Pengaruh Media Komik Terhadap Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas Iii Sd Islam Al Amanah Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016

1 8 132

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 1 SRAGEN

0 6 37

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN Meningkatkan Keterampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Metode Pembelajaran Role Playing Siswa Kelas IV SD Negeri Godog

0 2 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN DAN MINAT MEMBACA MELALUI MEDIA KOMIK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Peningkatan Kemampuan dan Minat Membaca Melalui Media Komik pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SDN Cakraningratan No 32 Laweyan Surakarta Ta

0 2 16

Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

0 0 206

Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

0 2 169

Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

0 0 174

Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal

1 2 204

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA WAYANG KARTUN MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK KELAS IV SD NEGERI 1 BAWANG

0 0 16

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK KETERAMPILAN MEMBACA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD KELAS IV SEMESTER GASAL SKRIPSI

0 0 167