Locus of Control KAJIAN PUSTAKA

lancar, menggunakan keterampilan-keterampilan ini untuk mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah dan menyelesaikan perselisihan, mampu bekerja sama dalam tim. 3. Perbedaan Kecakapan Emosional dan Kecerdasan Emosional Goleman 2001:39 membedakan antara kecakapan emosional dan kecerdasan emosional. Goleman berpendapat bahwa kecakapan emosional adalah kecakapan hasil belajar yang didasarkan pada kecerdasan emosional. Inti kecakapan emosional adalah dua kemampuan: empati, yang melibatkan kemampuan membaca perasaan orang lain, dan keterampilan sosial yang berarti mampu mengelola perasaan orang lain dengan baik. Sedangkan kecerdasan emosional menentukan potensi kita untuk mempelajari keterampilan-keterampilan praktis yang didasarkan pada lima unsur: kesadaran diri, motivasi, pengaturan diri, empati dan keterampilan sosial.

C. Locus of Control

1. Pengertian Locus of Control Konsep locus of control dikemukakan pertama kali oleh Rotter yaitu suatu konsep yang memberikan gambaran tentang keyakinan seseorang mengenai sumber penentu perilakunya Jung, 1978:107. Locus of control dibedakan menjadi dua, yaitu locus of control internal dan locus of control eksternal. Individu yang mempunyai locus of control internal memiliki keyakinan bahwa apa yang terjadi pada dirinya adalah karena pengaruh dari dirinya sendiri. Keberhasilan dan kegagalan dipandang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sebagai akibat perilakunya, sedangkan individu yang mempunyai locus of control eksternal cenderung memiliki keyakinan bahwa faktor-faktor di luar dirinya mempengaruhi perilakunya. Keberhasilan dan kegagalan dalam hidupnya dipandang sebagai nasib, faktor keberuntungan, kesempatan, karena kekuasaan orang lain atau karena kondisi-kondisi yang tidak dapat dikuasainya. Gibson 1996:161 menyebutkan letak kendali locus of control individu mencerminkan tingkat dimana mereka percaya bahwa perilaku mereka mempengaruhi apa yang terjadi dalam diri mereka. Robbins 1999:42 menggarisbawahi apa yang dikatakan oleh Rotter bahwa tempat kendali locus of control dibedakan menjadi dua, yaitu internal dan eksternal. Orang yang percaya bahwa dirinya sebagai penentu dari takdir mereka sendiri termasuk internal. Sedangkan orang yang menganggap dirinya sebagai korban dari takdir, percaya bahwa apa yang terjadi pada diri mereka disebabkan oleh keberuntungan atau kesempatan, mereka ini termasuk eksternal. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan locus of control adalah keyakinan individu terhadap sumber penentu perilakunya baik perilaku yang dipengaruhi oleh faktor internal maupun perilaku yang dipengaruhi oleh faktor eksternal. Individu dengan locus of control internal akan mempunyai tingkat kepercayaan diri yang tinggi. Keberhasilan dirinya tergantung pada diri sendiri. Sedang individu dengan locus of control eksternal, keberhasilan dirinya tergantung dari luar dirinya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan dan Perkembangan Locus of Control Locus of control bukan merupakan suatu konsep yang ada dalam diri individu yang bersifat bawaan, namun terbentuk dan berkembang dikarenakan berbagai faktor. Karena bukan bersifat bawaan, maka locus of control dapat berubah dan berkembang tergantung dari kemauan dan kemampuan setiap individu. Menurut J.Phares London dan Exner, 1978:291 faktor-faktor yang bisa membentuk dan mengembangkan locus of control sebagai berikut: a. Faktor Usia Seiring anak berkembang, ia menjadi seorang manusia yang lebih efektif, sehingga ia meningkatkan kepercayaan bahwa dirinya mampu mengendalikan bermacam-macam hal dan kejadian dalam hidupnya. Dengan kata lain, locus of control bergerak dari kecenderungan eksternal ke arah internal sejalan dengan bertambahnya usia. b. Pengalaman akan suatu perubahan Penelitian Kiehlbauch London dan Exner, 1978:292 menemukan bahwa teman serumah yang masih baru menunjukkan locus of control yang relatif lebih eksternal daripada teman serumah yang telah lama bersama. Locus of control teman serumah yang akan berpisah juga cenderung bergeser ke arah eksternal. Keadaan yang cenderung labil dan tak pasti selama masa transisi mendorong locus of control individu ke arah eksternal. c. Generalitas dan Stabilitas perubahan Adanya berbagai perubahan di tempat tinggal sekitar akan mempengaruhi locus of control. Misalnya bom nuklir, perang, skandal politik. Pengalaman perubahan peristiwa tersebut menyebabkan kecenderungan ke arah locus of control eksternal. Perilaku individu mengalami pergeseran dari rasa aman menjadi rasa takut dan kehilangan kemampuan untuk menganalisa dan mempersiapkan diri terhadap jalannya peristiwa dalam hidup mereka. d. Pelatihan dan Pengalaman De Charms London dan Exner, 1978:293 berhasil membuktikan efektifitas program pelatihan untuk meningkatkan locus of control internal. Selain itu, penelitian Barnes London dan Exner, 1978:293 menemukan bahwa pengalaman berkemah yang terstruktur dapat meningkatkan locus of control internal. Demikian pula dengan penelitian Levens, Gottesfeld dan Dozier London dan Exner, 1978:293 mengenai pengalaman berorganisasi dalam masyarakat. Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa locus of control dapat berubah karena pengalaman-pengalaman yang bisa meningkatkan kepercayaan diri, keberanian dan kemandirian pribadi. e. Efek Terapi Beberapa peneliti, Lefcourt, Dua, Gillis dan Jessor, Smith London dan Exner, 1978:293 menunjukkan bahwa psikoterapi berpengaruh positif terhadap perubahan locus of control internal. Psikoterapi bertujuan meningkatkan kemampuan individu dalam mengatasi masalah-masalahnya. 3. Prosedur Penaksiran Setiap individu memiliki locus of control yang berbeda yaitu individu dengan locus of control internal dan locus of control eksternal. Untuk melihat perbedaan ini, Rotter menyusun skala pengukuran dan menginventarisasikan menjadi 29 item. Tes ini dinamakan skala control internal-eksternal I–E scale. Rotter 1964:58 mengklasifikasikan menjadi enam kebutuhan yaitu status recognition pengakuan status merupakan kebutuhan untuk mengungguli, ingin dianggap dirinya kompeten di bidang akademik, baik di sekolah, jabatan, profesi, atletik; independence ketidaktergantungan merupakan kebutuhan untuk membuat keputusan sendiri, bergantung pada diri sendiri, mengembangkan keterampilan untuk dapat memperoleh kepuasan dan mencapai tujuan tanpa bantuan orang lain ; protection - dependency perlindungan-ketergantungan merupakan kebutuhan untuk melindungi orang lain agar terhindar dari frustasi, menyediakan perlindungan keamanan, dan membantu orang lain mencapai tujuannya; love and affection cinta dan kasih sayang merupakan kebutuhan untuk dicintai dan disenangi orang lain, ingin mendapatkan kehangatan, ketertarikan, perhatian dan kasih sayang; dominance dominasi merupakan kebutuhan untuk mengontrol aktivitas orang lain, termasuk keluarga dan teman, ingin diposisikan untuk berkuasa agar orang lain mengikuti keinginan dan kesukaan dirinya; physical comfort kenyamanan fisik merupakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kebutuhan untuk kepuasan fisik yang berkaitan dengan keamanan untuk menghindari sakit dan kesukaan terhadap kesenangan jasmani. Sedangkan Weiner 1980:251 mengklasifikasikannya menjadi enam kategori yaitu academic recognition, social recognition, love and affection, dominance, social political belief, and life philosophy.

D. Jenis Pekerjaan