5. Bertambahnya harga diri Berperilaku asertif dapat menjadikan individu menjadi
berani membuka diri, jujur terhadap orang lain, khususnya tentang ide-ide dan pokok persoalan yang sangat penting
untuknya. Harga diri dan kepercayaan diri orang yang berperilaku asertif akan semakin bertambah.
6. Membuka jalan bagi orang lain Individu
yang bersedia
berperilaku asertif
dapat memberikan kesempatan dan membuka jalan bagi orang lain
untuk berperilaku asertif. Berperilaku asertif dapat mencegah timbulnya kesalahpahaman, berkurangnya frustrasi dan
kebencian. Semakin mereka terbuka dan mengenali diri mereka, mereka dapat bertanggung jawab atas hidup mereka
dan memenuhi kebutuhan mereka yang terpenting. 7. Mencegah terjadinya keretakan hubungan
Orang yang berperilaku asertif akan terbuka dalam menyatakan perasaan, fikiran atau pendapatnya pada orang
lain, sehingga keretakan dalam suatu hubungan dapat dihindari atau dicegah.
G. Hambatan dalam Berperilaku Asertif
Aaron Beck Alberti dan Emmons, 2002: 97-98 menjabarkan beberapa pola pikir yang menghambat orang untuk
berperilaku asertif. Hambatan ini berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Hambatan
–hambatan yang dimaksudkan adalah: 1. Kecenderungan untuk berpikir kurang baik terhadap diri
sendiri. Orang yang mempunyai pikiran bahwa dirinya buruk tidak
pantas mendapatkan hal yang baik. Ia menilai dirinya rendah atau negatif tidak bisa mengatakan pendapatnya yang benar
dan selalu salah. 2. Kecenderungan untuk membesar-besarkan masalah
Orang yang sulit untuk berperilaku asertif akan membesar- besarkan masalahnya agar mendapat perhatian dari orang lain.
Padahal masalah yang dimaksudkan sebenarnya tidak terlalu penting dan tidak terlalu besar.
3. Sudut pandang egosentrisme tentang peristiwa-peristiwa dalam kehidupan.
Suatu pemikiran bahwa segala sesuatu hal yang buruk selalu menimpanya. Oleh karena itu orang ini akan sulit untuk
berperilaku asertif karena sudah berfikir negatif terlebih dahulu.
4. Keyakinan bahwa hidup ini kalau tidak begini ya begitu. Orang yang memiliki pemikiran yang hanya memiliki dua
pilihan yaitu “ya” atau “tidak”, akan sulit berperilaku asertif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada dasarnya dalam kehidupan ini banyak pilihan yang bisa kita pilih.
5. Pandangan terhadap diri sendiri yang tidak berdaya atau rapuh. Orang yang berfikir dirinya tidak bisa untuk melakukan
sesuatu akan sulit untuk berperilaku asertif. Ia merasa dirinya rapuh dan tidak bisa melakukan apa-apa dalam menjalani
kehidupan.
H. Cara Meningkatkan Perilaku Asertif
Alberti dan Emmons 2002: 123-129 mengemukakan beberapa usaha yang bisa dilakukan untuk meningkatkan perilaku
asertif yaitu: 1. Mengamati perilaku sendiri.
Mengamati perilaku sendiri yaitu menilai tentang perasaan dan sikap diri sendiri dalam hubungan antar pribadi apakah diri
kita sudah asertif. 2. Melacak keasertifan sendiri
Melacak keasertifan sendiri yaitu mencatat setiap keadaan dengan jujur dimana diri sendiri mengalami suatu kegagalan
atau keberhasilan, menganggapi keadaan dengan asertif dan menghindar agar tidak dituntut asertif.
3. Menetapkan tujuan yang realistis bagi diri sendiri Menetapkan tujuan yang realistis bagi diri sendiri yaitu
membuat penilaian diri sendiri dengan menentukan tujuan atau PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
target yang hendak dicapai yang dijadikan sebagai penyemangat atau sebagai pupuk untuk menumbuhkan perilaku asertif.
4. Memusatkan perhatian pada situasi tertentu Memusatkan
perhatian pada
situasi tertentu
yaitu membayangkan suatu kejadian dimana diri sendiri mengalami
perlakuan yang kurang baik. Membayangkan dengan jelas termasuk perasaan yang ada saat kejadian itu terjadi dan sesudah
kejadian tersebut. 5. Meninjau ulang respons diri
Meninjau ulang respons diri yaitu tulislah perilaku diri sendiri yang terjadi pada langkah 4. Simaklah dengan seksama
dan perhatikan komponen yang melambangkan perilaku asertif dan agresif. Jika respons yang menunjukkan rasa cemas, jangan
mencoba untuk memaksa dalam situasi yang menyakitkan. 6. Mengamati model teladan yang efektif
Mengamati model teladan yang efektif yaitu mengamati seseorang yang dapat menanggapi situasi yang sama dengan
baik. Mengamati secara seksama bagaimana cara ia berperilaku bukan apa yang dikatakan.
7. Mempertimbangkan tanggapanrespons alternatifnya Mempertimbangkan tanggapanrespons alternatifnya yaitu
memikirkan kembali cara-cara lain yang bisa digunakan dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menanggapi suatu peristiwa yang memungkinkan ada cara lain yang lebih asertif serta tidak menyinggung perasaan.
8. Membayangkan diri sendiri sedang menangani situasi Membayangkan diri sendiri sedang menangani situasi yaitu
membayangkan diri sendiri sedang mengalami situasi dengan asertif. Mulai mengambangkan strategi atau cara untuk
mengatasi hambatan dalam visualisasi itu. Jika ada fikiran negatif dalam upaya keasertifan segeralah mengganti kalimat
yang positif. 9. Mempraktikan pikiran-pikiran yang positif
Mempraktikan pikiran-pikiran yang positif yaitu membuat kalimat yang positif saat memberikan tanggapan atau respons
kepada orang lain, agar terbiasa untuk berfikir positif dan supaya penerima pesan tidak tersinggung.
10. Meminta bantuan apabila membutuhkannya Meminta bantuan apabila membutuhkan yaitu proses untuk
menjadi asertif akan menuntut seseorang untuk lebih keras dalam berupaya. Jika tidak sanggup untuk menangani situasi
yang telah Anda bayangkan, carilah bantuan dari orang yang lebih profesional dalam berperilaku asertif.
11. Mencoba Mencoba yaitu setelah melakukan beberapa pendekatan dan
pengamatan di atas. Sekarang mulailah mencoba menangani PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
suatu masalah dengan cara baru. Cobalah mempratekkan dengan teman agar mulai terbiasa berperilaku asertif.
12. Mendapat umpan balik Mendapat umpan balik yaitu catatlah perilaku asertif yang
telah dipraktekkan di atas khususnya kekuatan yang ada dalam diri serta tekuni kelemahan-kelemahan yang ada agar dapat
diperbaiki.
I. Penelitian yang Relevan
Berikut ini dipaparkan beberapa penelitian yang berkenaan
dengan perilaku asertif:
1. Hariyanti 2001 mengadakan penelitian tentang asertivitas para mahasiswa keperawatan St. Vince a Paulo Surabaya tahun
2001. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif. Jumlah populasi penelitian ini adalah 177 orang yang terdiri dari
seluruh mahasiswa akademi keperawatan St. Vinces a Paulo Surabaya tahun 2001 yang berusia19-21 tahun. Alat
pengumpulan data adalah kuesioner. Hasil penelitian ini adalah asertivitas mahasiswa akademi keperawatan St. Vinces a Paulo
Surabaya tahun 2001 perlu ditingkatkan. 2. Hia 2004 mengadakan penelitian tentang asertivitas para
suster yunior dan meditor Konggregasi Suster-Suster Cinta Kasih dari Maria Bunda Berbelas Kasih SCMM di Sumatera
Utara tahun 2004. Jenis penelitian yang digunakan adalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penelitian deskriptif dengan metode survei. Jumlah populasi ini adalah 60 orang, yang terdiri dari pada para suster yunior dan
meditor Konggregasi Suster-Suster Cinta Kasih dari Maria Bunda Berbelas Kasih SCMM di Sumatera Utara tahun 2004.
Hasil penelitian ini adalah asertivitas suster yunior dan meditor Konggregasi Suster-Suster Cinta Kasih dari Maria Bunda
Berbelas Kasih SCMM di Sumatera Utara tahun 2004 belum tinggi dan perlu ditingkatkan.
3. Limasale 2014 mengadakan penelitian tentang sikap asertif siswa SMPN 1 Sawangan tahun ajaran 2014 dan implikasinya
terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi sosial. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Jumlah
populasi yang pada penelitian ini adalah 90 orang. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Hasil dari
penelitian ini adalah tinggi. Kekhususan penelitian saya dengan beberapa penelitian lain adalah
kuesioner yang disebar untuk mengumpulkan data berbeda dengan kuesioner yang digunakan oleh penelitian sebelumnya dan responden
penelitian juga berbeda. Peneliti tidak menggunakan kuesioner yang dibuat oleh peneliti sebelumnya; peneliti membuat sendiri dengan bantuan dosen
pembimbing. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
J. Kerangka Pikir