mempunyai reputasi mutu rendah. Konsumen mau membayar tinggi untuk produk yang mereka perlukan, sebab biaya terhitung lebih murah untuk jangka
panjang. 2. Pendapatan Jangka Panjang
Seorang konsumen biasanya melakukan lebih dari satu kali pembelian sebagai tambahan dari pendapatan layanan yang berkaitan dengan pembelian pertama.
Mutu atau kualitas yang baik membuat bisnis aman dan mengurangi kemungkinan beralihnya konsumen ke produk lain.
3. Citra Mutu Mutu yang baik adalah pemasaran yang baik, dalam arti bahwa konsumen yang
merasa puas cenderung menyampaikan kesannya kepada orang lain, demikian sebaliknya.
2.2 Perilaku Konsumen
2.2.1 Pengertian Perilaku Konsumen
Syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah perusahaan agar meraih sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan dengan mempertahankan
pelanggannya, sekaligus mencari pelanggan – pelanggan baru. Supaya tujuan tersebut terpenuhi, perusahaan harus mampu memahami perilaku konsumennya.
Berdasarkan informasi inilah perusahaan dapat menyusun strategi dan program yang tepat dalam rangka memanfaatkan peluang yang ada dan mengungguli
pesaing – pesaingnya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Pada dasarnya perilaku konsumen sulit untuk dipelajari karena di dalamnya menyangkut kehendak, pikiran – pikiran dan sikap yang sulit diduga.
Tetapi dibalik kesulitan tersebut, perilaku konsumen merupakan faktor penting bagi kegiatan pemasaran organisasi atau perusahaan. Karena dengan mengamati
perilaku konsumen, bagian pemasaran dapat merencanakan untuk bentuk kegiatan yang akan dilakukan untuk menarik perhatian konsumen.
Perilaku konsumen sebagai bagian dari kegiatan manusia akan selalu berubah sesuai dengan pengaruh lingkungan di mana konsumen tersebut tinggal,
serta pengaruh sosial. Untuk mengetahui secara pasti perilaku konsumen, seorang pemasar harus melakukan penelitian sebagai langkah awal untuk mengetahui
motivasi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Dengan mengetahui motivasi konsumen, produk yang dihasilkan diharapkan dapat merangsang
motivasi konsumen untuk membelinya. Menurut Enge1, Blackwell and Miniard 2000 : 4, perilaku konsumen
dapat didefinisikan sebagai segala aktivitas yang terlibat secara langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi, atau mempergunakan barang dan jasa, termasuk di
dalamnya pengambilan keputusan pada persiapan dan pelaksanaan kegiatan tersebut.
Menurut Swastha dan Handoko 2000 : 9, perilaku konsumen adalah kegiatan – kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan
dan menggunakan keputusan pada persiapan penentuan kegiatan – kegiatan tersebut.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Secara lebih luas lagi, Schiffinan dan Kanuk 2000 menyatakan bahwa studi perilaku konsumen merupakan studi bagaimana individu membuat
membelanjakan sumber daya yang tersedia dan dimilikinya waktu, uang, dan usaha terhadap barang yang berkaitan dengan konsumsi. Termasuk didalamnya
studi apa yang dibeli, mengapa membeli, bagaimana frekuensi pembeliannya dan bagaimana konsumen menggunakan produk tersebut. Jadi dalam menganalisis
perilaku konsumen tidak hanya berkenaan dengan faktor – faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan saat pembelian, melainkan juga proses
pengambilan keputusan yang menyertai pembelian. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa
perilaku konsumen adalah tindakan – tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan
keputusan di dalam mendapatkan, menggunakan barang – barang atau jasa ekonomi yang dapat mempengaruhi lingkungan.
2.2.2 Teori – Teori Perilaku Konsumen