2.2.7 Konteks
Ketika berkomunikasi, maksud yang akan diungkapkan oleh penutur tidak serta merta mudah untuk diketahui oleh mitra tutur. Banyak hal yang terkadang
membuat mitra tutur tidak mengetahui maksud yang dibicarakan oleh penutur, salah satunya adalah konteks. Penafsiran maksud oleh mitra tutur terkadang salah,
hal itu disebabkan karena lawan tutur tidak memperhatikan konteks. Namun, jika mitra tutur mengetahui benar konteks pembicaraan, ia akan mudah mengerti
maksud yang disampaikan oleh penutur. Konteks merupakan suatu situasi, kondisi, keadaan soial maupun psikologis yang menjadi latar belakang
komunikasi Liliweri, 1994:15. Contoh:
Konteks : Kamar Mirna yang berantakan dengan posisi buku berantakan, baju berserakan di lantai, dan banyak kertas yang berserakan.
Ibu : Wah, kamar anak perempuan ibu sangat rapi sekali.
Analisis : Bagi Mirna, jika dia tidak tahu konteks kalimat yang diucapkan ibunya, dia akan mengangap kalimat ibu adalah pujian untuknya. Namun, jika
Mirna tahu konteks kalimat mengapa ibu mengucapkan kalimat itu, ia akan langsung merapikan kamarnya, karena telah diketahui bahwa konteks kalimat itu
diucapkan karena kamar Mirna yang berantakan.
2.2.8 Fungsi Komunikatif Bahasa
Dalam bukunya yang berjudul Semantik, Leech 2003 mengungkapkan terdapat lima fungsi komunikatif dari bahasa yang paling penting. Fungsi
informasional, bahasa digunakan untuk mengungkapkan informasi berupa makna konseptual. Fungsi ekspresif, yaitu dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan
dan sikap penuturnya. Fungsi phatik, yaitu fungsi untuk menjaga agar garis komunikasi tetap terbuka dan untuk menjaga hubungan garis sosial secara baik.
Fungsi estetik, bahasa digunakan untuk mengungkapkan keindahan seperti apa yang terdapat didalam karya sastra. Fungsi direktif, bahasa digunakan untuk
mempengaruhi perilaku penutur. Untuk memperjelas ke lima fungsi tersebut.
2.2.9 Dialog Interaktif