10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini ada dua yakni penelitian yang dilakukan oleh Dini Suryani, mahasiswi PBSI angkatan 2009 dan penelitian yang
dilakukan oleh Qanita Fitra Yuni angakatan 2009. Pertama, penelitan yang dilakukan oleh Dini Suryani adalah
“Nilai Rasa Bahasa Pada Diksi Dalam Dialog Interaktif Di Mata Najwa Metro TV, Bulan Oktober
– November 2012”. Jenis penelitian ini adalah deskripsi kualitatif yang mendeskripsikan mengenai
penggunaan diksi atau pilihan kata yang dapat memunculkan nilai rasa bahasa yang berada dalam dialog interaktif Mata Najwa. Peneliti menemukan 18 jenis
nilai rasa bahasa, yakni nilai rasa heran, bersalah, sedih, bahagia, marah, menerima, cinta, benci, tertekan, pesimis, bebas, malu dan sopan. Penelitian ini
terdapat beberapa kesaamaan dengan penelitian yang akan dilakukan karena peneleliti juga mengkaji mengenai nilai rasa.
Namun, terdapat perbedaan pula di antara keduanya, misalnya saja walaupun objek penelitian adalah program dialog interaktif tapi topik
– topik yang dibicarakan berbeda, hari dan jam tayang berbeda dan juga para pembicara
mempunyai latar belakang yang berbeda pula. Selain itu, dalam penelitian selanjutnya tidak hanya aspek diksi saja yang diteliti melainkan unsur intralingual
bahasa dan tidak hanya nilai rasa namun juga ada daya bahasa yang.
Kedua adalah penelitan yang dilakukan oleh Qanita Fitri Yuni 2006 yang berjudul
“Pemanfaatan Daya Bahasa pada Diksi Pidato Politik”, penelitian ini mengambil 3 objek pidato, yaitu pidato yang dilakukan oleh K.H. Abdurrahman
Wahid, Amin Rais dan Megawati Soekarnoputri. Peneliti menemukan beberapa jenis daya bahasa yaitu d
aya bujuk, daya egosentrisme, daya ‗jelas‘ informatif, daya perintah, dan daya provokatif.
Seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh Dini Suryani, penelitian yang dilakukan oleh Qanita Fitra Yuni juga memiliki kesamaan dan perbedaan dengan
penelitian ini. Persamaannya penelitian ini juga mengkaji daya bahasa tetapi dilihat dari segi intralingual dan ekstralingual. Perbedaannya, objek kajian ini
adalah dialog interaktif ILC yang melibatkan banyak narasumber sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Qanita Fitra Yuni hanya sebatas pidato dari 3
tokoh penting di Indonesia.
2.2 Kajian Teoretis