1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Komunikasi  adalah  pengiriman  dan  penerimaan  pesan  atau  berita  antara dua  orang  atau  lebih  sehingga  pesan  yang  dimaksud  dapat  dipahami  KBBI,
Ed.IV:  721.  Televisi  merupakan  salah  satu    alat  komunikasi  yang  efektif  untuk memberikan atau menyampaikan berita-berita terkini kepada pemirsa. Salah satu
contohnya adalah dialog interaktif. Diaog interaktif merupakan acara diskusi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih,  yang didalamnya mengandung tujuan untuk
menelaah lebih dalam mengenai kasus atau fenomena yang sedang hangat terjadi menurut pandangan masing-masing pihak.
Bahasa  adalah  alat  utama  untuk  menyampaikan  pandangan  atau  gagasan. Didalam  bahasa  verbal  maupun  nonverbal  yang  digunakan  oleh  penutur    dapat
mengandung  daya  dan  nilai  rasa    bahasa.  Jadi  sebagai  seorang  penutur, seharusnya dapat memanfaatkan daya dan nilai rasa bahasa untuk menyampaikan
pesan  atau  gagasanya.Hal  terpenting  yang  harus  diperhatikan  penutur  saat menyampaikan  pesan  maupun  gagasannya  adalah  aspek  kesantunan.  Masih
sedikit orang yang tahu bahwa daya dan nilai rasa bahasa dapat membuat tuturan lebih santun.
Daya  bahasa  adalah  kadar  kekuatan  bahasa  yang  digunakan  untuk menyampaikan  mengefektifkan  pesan  yang  disampaikan  kepada  mitra  tutur
Pranowo, 2012: 128. Daya bahasa dapat digali melalui unsur intralingual bunyi,
kata,  klausa  ,  kalimat    dan  ekstralingual  berupa  tanda-tanda  ketubuhan  dan konteks, Pranowo 2012.
Contoh  tuturan: “Jadi begini bang Karni tentang kedatangan dari orang
tua MA ke istana, kalau tadi TV One mengatakan diundang oleh Pak Jokowi, pak Jokowi  tidak  mau  mengundang
‖.  Tuturan  ini  dikatakan  oleh  Junimart  Girsang yang  mengetahui  bahwa  TV  One  memberitakan  kalau  Jokowi  mengundang
orangtua Arsyad untuk datang ke istana padahal  sesungguhnya pak Jokowi tidak
mengundang.  Tuturan  tersebut  mengandung  daya  bantah,  daya  bantah  dapat
dimunculkan  melalui  unsur  intralingual  berupa  klausa “….kalau  tadi  TV  One
mengatakan  diundang  oleh  Pak  Jokowi,  pak  Jokowi  t idak  mau  mengundang”.
Daya  bantah  semakin  kuat  dengan  adanya  unsur  ekstralingual  berupa  gerakan tangan  ke  kanan  dan  ke  kiri  dan  gelengan  kepala  saat  mengatakan
“pak Jokowi
tidak  mau  mengundang”,  yang  dipersepsi  sebagai  bentuk  penolakan  terhadap statement TV One.
Nilai  rasa  bahasa  merupakan  kadar  rasa  atau  perasaan  yang  digunakan penutur untuk menyampaikan maksud sehingga  mitra tutur dapat menyerap kadar
rasa  Pradopo:  2002  .  Contoh  tuturan: “Beliau  mantan  dari  karir  kejaksaan
sampai  jadi  jaksa  tinggi  dua  kali  kemudian  jaksa  agung  muda,  ini  menandakan beliau  juga  punya  prsetasi.”  Tuturan  ini  dikatakan  oleh  Sarif  Abdullah  partai
Nasedem  yang  mengetahui  rekam  jejak  pengalaman  HM  Prasetyo  saat  masih menjadi  seorang  Jaksa.  Tuturan  tersebut  mengandung  nilai  rasa  hormat  karena
penutur  menggunakan  diksi  bernilai  rasa  hormat  beliau,  mantan.  Nilai  rasa hormat dimunculkan melalui diksi
“beliau dan mantan”.
Selain  kedua  aspek  kebahasaan  tersebut  untuk  mengetahui  kalimat  yang bernilai  rasa  dan  berdaya  bahasa  dibutuhkan  konteks  pemakainya.    Konteks
merupakan suatu situasi, kondisi, keadaan sosial maupun psikologis yang menjadi latar  belakang  komunikasi  Liliweri,  1994  :15.  Dari  pendapat  tersebut  dapat
dikatakan  konteks sebagai  penentu  sebuah tuturan  mengandung  daya  bahasa dan nilaki  rasa  bahasa.  Menurut  Keraf  1984:  113  bahasa  yang  baik  mengandung
unsur  kejujuran,  sopan  santun  dan  menarik.  Kejujuran  berarti  bahasa  yang digunakan  harusah  sesuai  dengan  aturan  atau  kaidah  kebahasaan  yang  berlaku.
Begitu juga dengan sopan santun, tuturan yang diungkapkan melalui bahasa harus bisa menjaga suasana hati dan tidak menyakiti perasaan mitra tutur.
Unsur  intralingual  merupakan  unsur-unsur  kebahasaan  yang  terdapat dalam  bahasa  itu  sendiri.  Adapun  usur-unsur  kebahasaan  yang  dimaksud  adalah
diksi, klausa , kalimat, gaya bahasa dan ungkapan. Unsur ekstralingual merupakan unsur-unsur  kebahasaan  yang  ada  di  luar  bahasa  itu  sendiri,  seperti  gerak-gerik
tubuh    gesture,  mimik  muka,  kontak  mata,  konteks  dan  lain  sebagainya.    Daya dan nilai rasa bahasa dapat ditemui di beberapa pemakai bahasa. Di dalam bahasa
lisan  khususnya,  daya  dan  nilai  rasa  dapat  ditemui  dalam  bahasa  perkuliahan, pidato,  khotbah,  dialog  interaktif  di  televisi,  dan  sebagainya.  Dialog  interaktif
sering  juga  disebut  dengan  talk  show.  Program  talk  show  menurut  Darmanto 1998:100  adalah  perbincangan  dengan  tukar  menukar  pendapat,  dimana
pemimpin  acara  dapat  mengatur  dan  bertindak  mengambil  peranan  aktif  tanpa menarik  kesimpulan,  terkadang  acaranya  diselingi  hiburan  oleh  peserta  atau
pemimpin  acara  itu  sendiri.  Dialog  sering  mengangkat    topik  tertentu,  biasanya topik yang diangkat adalah topik yang baru hangat terjadi.
Indonesia  Lawyers  Club  ILC  merupakan  salah  satu  acara  dialog interaktif  yang  di  dalamnya  diduga  terdapat  nilai  rasa  dan  daya  bahasa.  Topik
yang  diangkat  dalam  acara  ILC  merupakan  topik  yang  dapat  diperdebatkan  oleh pembicara  satu  orang  dengan  pembicara  lainnya.  Dalam  arti  kata  topik  program
dialog  interaktif  ILC  adalah  topik  yang  kontroversial  yang  dapat  menimbulkan pro  dan  kontra  pada  pembicaranya.  Kita  bisa  melihat  dari  judul  acara  dialog
“Indonesia Lawyers Club” yang jika di bahasa Indonesiakan artinya ―kumpulan pengacara  Indonesia‖  sudah  tentu  topik  yang  dibicarakan  adalah  hukum-hukum
yang  berlaku  di  Indonesia.  Program  ILC  bertujuan  untuk  memberikan  fakta kepada  masyarakat  mengenai  kasus-kasus  yang  sedang  terjadi  di  Indonesia  yang
dilihat dari sisi hukum yang berlaku di Indonesia. Untuk membuktikan bahwa di dalam acara ILC terdapat daya bahasa dan
nilai  rasa  bahasa  perlu  dilakukan  indentifikasi,  klasifikasi,  tafsir  makna  dan deskripsi.  Teori  yang  digunakan  untuk  membuktikan  bahwa  di  dalam  acara  ILC
terdapat  daya  bahasa  dan  nilai  rasa  bahasa  adalah  teori  pragmatik  dan  juga semantik. Kajian pragmatik adalah studi tentang maksud penutur Yule, 2006:3,
sedangkan kajian semantik adalah studi tentang makna, makna yang dimaksud di sini adalah  yang melekat pada tuturan. Kajian prgamatik adalah salah satu ruang
lingkup  kajian  paragmatik  adalah  konteks,  konteks  sangat  menentukan  bahwa ujarantuturan mengandung daya bahasa dan nilai rasa bahasa.
1.2     Rumusan Masalah