Hasil Belajar TINJAUAN PUSTAKA

d. Reaksi yang di tunjuk siswa terhadap stimulus yang di berikan guru e. Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang di berikan f. Penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan Fokus dalam penelitian ini menggunakan dua macam motivasi yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan b. Kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran di kelas c. Rasa suka atau ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh d. Keseriusan siswa dalam melakukan aktivitas pelajaran di kelas e. Partisipasi siswa dalam suatu aktivitas

D. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya Sudjana, 2012. Jenis- jenis hasil belajar menurut Bloom dalam Mustaqim 2008 membedakan menjadi 3 ranah domain, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Khusus pada ranah kognitif, Anderson dan Krathwohl dalam Gunawan dkk 2013 merevisi taksonomi Bloom yang sudah lama digunakan menjadi mengingat remember. Memahamimengerti understand, menerapkan apply, menganalisis analyze, mengevaluasi evaluate, dan menciptakan create. a. Ranah Kognitif 1. Mengingat Remember Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan. Mengingat merupakan dimensi yang berperan penting daam proses pembelajaran yang bermakna maningful learning dan pemecahan masalah problem solving. Kemampuan ini dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang jauh lebih kompleks. Mengingat meliputi mengenali recognition dan memanggil kembali recalling. 2. Memahamimengerti Understand Memahamimengerti berkaitan dengan membangun sebuah pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi. Memahamimengerti berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan classification dan membandingkan comparing. 3. Menerapkan Apply Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau menyelesaikan permasalahan. Menerapkan berkaitan dengan dimensi pengetahuan prosedural procedural knowledge. Menerapkan meliputi kegiatan menjalankan prosedur executing dan mengimplementsikan implementing. 4. Menganalisis Analyze Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan. Mengalisis berkaitan dengan proses kognitif memberi atribut attributeing dan mengorganisasikan organizing. 5. Mengevaluasi Evaluate Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilian berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang biasanya digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria atau standar ini dapat pula ditentukan sendiri oleh siswa. Standar ini dapat berupa kuantitatif maupun kualitatif serta dapat ditentukan sendiri oleh siswa. Evaluasi meliputi mengecek checking dan mengkritisi critiquing. Mengecek mengarah pada kegiatan pengujian hal-hal yang tidak konsisten atau kegagalan dari suatu operasi atau produk. Mengkritisi berkaitan erat dengan berpikir kritis. 6. Menciptakan Create Menciptakan sangat berkaitan erat dengan pengalaman belajar siswa pada pertemuan sebelumnya. Meskipun menciptakan mengarah pada proses berpikir kreatif, namun tidak secara total berpengaruh pada kemampuan siswa untuk menciptakan. Menciptakan di sini mengarahkan siswa untuk dapat melaksanakan dan menghasilkan karya yang dapat dibuat oleh semua siswa. Menciptakan meliputi menggeneralisasikan generating dan memproduksi producing. Menggeneralisasikan merupakan kegiatan mempresentasikan permasalahan dan penemuan aternatif hipotesis yang diperlukan. Memproduksi mengarah pada perencanaan untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan. b. Ranah afektif 1. Menyimak Proses menyimak meliputi taraf sadar memperhatikan, kesediaan menerima, dan memperhatikan secara seektifterkontrol. 2. Merespon Hal ini meliputi manut memperoleh sikap responsif, bersedia merespon atas pilihan sendiri dan merasa puas dalam merespon. 3. Menghargai Hal ini mencangkup menerima nilai, mendambakan nilai dan merasa wajib mengabdi pada nilai. 4. Mengorganisasi nilai Meliputi mengkonseptualisasi nilai dan organisasi sistem niai. 5. Mewatak Yaitu memberlakukan secara umum seprangkat niai, menjujung tinggi dan memperjuangkan niai. Ranah afektif menurut Sudjana 2011, ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks. 1. Receiving penerimaan, yakni semacam kepekan dalam menerima rangsangan stimulasi dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll. Dalam tipe ini termasuk kesadaraan, keinginan untuk menerima stimulus, control, dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar. 2. Responding jawaban, yakni reksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencangkup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan, dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya. 3. Valuing penilaian berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut. 4. Organization pengorganisasian, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang termasuk ke dalam orginisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai, dll. 5. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Kedalamannya termasuk keseluruhan nilai dan karakteristiknya. Fokus hasil belajar ranah afektif pada penelitian ini adalah pada tingkatan kategori receiving penerimaan, responding jawaban, valuing penilaian dan organization pengorganisasian. c. Ranah psikomotor 1. Mengindra Hal ini bisa berbentuk mendengarkan, melihat, meraba, mencecap dan membau. 2. Bertindak secara terpimpin Meliputi gerakan menirukan, dan mencoba melakukan tindakan. 3. Bertindak secara kompleks Ini adaah taraf mahir, dan gerakketerampilan sudah disertai berbagai improvisasi. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Perubahan tingkah laku yang terjadi oleh individu sebagai akibat dari kegiatan belajar merupakan hasil yang telah dicapai dari proses belajar. Nasution dkk dalam Djamarah 2011 memandang belajar itu bukanlah suatu aktivitas yang berdiri sendiri. Mereka berkesimpulan ada unsur-unsur lain yang ikut terlibat langsung di dalamnya, yaitu: a. Faktor Lingkungan 1. Lingkungan Alami Lingkungan hidup adalah lingkungan tempat tinggal anak didik, hidup dan berusaha didalamnya. Pencemaran lingkungan hidup merupakan malapetaka bagi anak didik yang hidup di dalamnya. Kesejukan udara dan ketenangan suasana kelas diakui sebagai kondisi lingkungan kelas yang kondusif untuk terlaksananya kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan. 2. Lingkungan Sosial Budaya Lingkungan sosial budaya di luar sekolah ternyata sisi kehidupan yang mendatangkan probelm tersendiri bagi kehidupan anak didik di sekolah. Contohnya pabrik, pasar dan arus lalu lintas yang dekat dengan sekolah tentunya dapat mengganggu pembelajaran di kelas. Mengingat pengaruh yang kurang menguntungkan tersebut, tentua akan sangat bijaksana bila pembangunan gedung sekolah di tempat yang jauh dari lingkungan pabrik, pasar dan arus lalu lintas. b. Faktor Instrumental 1. Kurikulum Kurikulum adalah a plan for learning yang merupakan unsur substansial daam pendidikan. Tanpa kurikulum kegiatan belajar mengajar tidak dapat berlangsung, sebab materi apa yang harus guru sampaikan dalam suatu pertemuan kelas, belum guru programkan sebelumnya. 2. Program Setiap sekolah mempunyai program pendidikan. Program pendidikan disusun untuk dijalankan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan pendidikan di sekiolah tergantung dari baik tidaknya program pendidikan yang dirancang. Program pendidikan disusun berdasarkan potensi sekolah yang tersedia, baik tenaga, finansial dan sara prasarana. 3. Sarana dan Fasilitas Sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan. Gedung sekolah misalnya sebagai tempat yang strategi bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Saah satu persyaratan untuk membuat suatu sekolah adalah pemilikan gedung sekolah. Selain masalah sarana, fasilitas kelengkapan sekolah juga tidak bisa diabaikan. Buku pegangan anak didik harus lengkap sebagai penunjang kegiatan belajar. Fasilitas mengajar juga merupakan kelengkapan mengajar guru yang harus dimiliki oleh sekolah. Jadi sarana dan fasilitas sangat mempengaruhi kegiatan belajar mengar di sekolah. 4. Guru Guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan. Kehadiran guru mutlak diperlukan di dalamnya. Kalau hanya ada anak didik, tetapi guru tidak ada, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar mengajar di sekolah. c. Kondisi Fisiologis 1. Kondisi Fisiologis Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dengan orang yang dalam keadaan kelelahan. Anak-anak yang kurang gizi ternyata kemampuan belajarnya di bawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi. Mereka lekas lela, mudah mengantuk dan sukar menerima pelajaran. 2. Kondisi Pancaindra Sebagian besar yang dipelajari manusia anak yang belajar adalah dengan membaca, melihat contoh, atau model, melakukan observasi, mendengarkan keterangan guru, mendengarkan ceramah dan sebagainya. Karena pentingnya peranan penglihatan dan pendengaran inilah maka lingkungan pendidikan formal orang melakukan penelitian untuk menemukan bentuk dan cara penggunaan alat peraga yang dapat dilihat dan didengar. d. Kondisi psikologis 1. Minat Minat mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik. Tidak banyak yang dapat diharpkan untuk menghasilkan prestasi belajar yang baik dari seorang anak yang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu. 2. Kecerdasan Prabu dalam Djamarah 2011 mengatan bahwa anak-anak yang taraf intelegensinya di bawah rata-rata, yaitu dull normal, debil, embicil dan idiot sukar untuk sukses dalam sekolah. Mereka tidak akan mencapai pendidikan tinggi karena kemampuan potensinya terbatas. Sedangkan anak-anak yang taraf intelegensinya normal, di atas rata-rata seperti superior, gifted atau genius, jika saja lingkungan keluarga, masyarakat dan lingkungan pendidikan turut menunjang, maka mereka akan dapat mencapai prestasi dan keberhasilan dalam hidupnnya. 3. Kemampuan Kognitif Dalam dunia pendidikan ada tiga tujuan pendidikan yang sangat dikenal diakui oleh para ahli pendidikan, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Ranah kognitif merupakan kemampuan yang selalu dituntut kepada anak didik untuk dikuasai, karena penguasaan kemampuan pada tingkatan ini menjadi dasar bagi penguasaan ilmu pengetahuan. Ada tiga kemampuan yang harus dikuasai sebagi jembatan untuk sampai pada penguasaan kemampuan kognitif, yaitu persepsi, mengingat dan berpikir. Presepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Mengingat adalah suatu aktivitas kognitif, dimana orang menyadari bahwa pengetahuannya berasal dari masa lampau. Sedangkan berpir adalah kelangsungan tanggapan-tanggapan yang disertai dengan sikap pasif dari subyek yang berpikir. e. Cara pengukuran hasil belajar Menurut Makmun 2007 ada beberapa indikator dan cara pengukuran hasil belajar dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini. Tabel 2.1 Cara Pengukuran Hasil Belajar Jenis Hasil Belajar Indikator-Indikator Cara Pengukuran A. Kognitif  HafalanIngatan Dapat menyebutkan menunjukkan lagi Pertanyaantugas Tes  Pengertian Pemahaman Dapat menjelaskan mendefinisikan dengan kata-kata sendiri Pertanyaan persoalan testugas  Aplikasi Pengunaan Dapat memberikan contohmenggunakan dengan tepatmemecahkan masalah Tugaspersoalantes  Analisis Dapat menguraikan Mengklasifikasi Tugaspersoalantes  Evaluasi Dapat menginterpretasikan memberikan kritikmemberikan Tugaspersoalantes Jenis Hasil Belajar Indikator-Indikator Cara Pengukuran pertimbanganpenilaian  Menciptakan Dapat melaksanakan dan menghasilkan karya yang dibuat oleh siswa Tugaspersoalantes B. Afektif  Penerimaan Bersikap menerimamenyetujui atau sebaliknya Pertanyaantes skala sikap  Sambutan Bersedia terlibatpartisipasimemanfa atkan atau sebaliknya Tugasobservasites  Penghargaan Apresiasi Memandang pentingbernilaiberfaedahi ndahharmoniskagum atau Sebaliknya Skala penilaiantugas ekspresifproyektor  Internalisasi Pendalaman Mengakuimempercayaime yakinkan atau sebaliknya Skala sikaptugas ekspresifproyekto  Karakterisasi Penghayatan Melembagakanmembiasaka nmenjelmakan dalam pribadi dan prilakunya sehari-hari Observasitugas ekspresifproyektif C. Psikomotorik  Ketrampilan bergerak Bertindak Koordinasi mata, tangan dan kaki Tugasobservasites tindakan  Ketrampilan ekspresi verbal dan non verbal Gerak, mimik, ucapan Tugasobservasi testindakan

E. Pembelajaran Kooperatif

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STATISTIKA KELAS IX SMP NEGERI 27 MEDAN.

0 3 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA.

0 1 33

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS XI.

0 4 46

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta pada materi sistem reproduksi manusia.

2 21 232

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta pada materi sistem hormon manusia.

1 4 270

Penerapan metode pembelajaran two stay two stray (tsts) pada materi sistem imun dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas XI MIA 1 SMA Negeri 1 Prambanan Sleman, Yogyakarta.

0 0 273

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XF SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

1 9 273

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XF SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA SKRIPSI

0 0 271

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 3 SMA NEGERI 1 PRAMBANAN SLEMAN PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN

0 0 222