Metode Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

E. Metode Analisis Data

1. Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif adalah analisa data yang berupa angka. Dalam penelitian ini analisa kuantitatif digunakan untuk data berupa hasil tes, observasi, dan kuisioner. a. Aspek Kognitif 1 Analisa Hasil Tes Setiap siswa dalam proses belajar mengajar dikatakan tuntas apa bila memperol eh nilai ≥ 75. Apabila nilai kurang dari ˂ 75 siswa dikatakan belum tuntas belajar. Tes yang digunakan dalam aspek kognitif yaitu pilihan ganda yang terdiri dari 15 soal dan uraian 5 soal. Penskoran soal pilihan ganda disesuaikan dengan ketentuan penetapan skor sebagai berikut: Skor 1, jika memilih jawaban benar Skor 0, jika jawaban salah atau tidak memberikan jawaban Kemudian pensekoran soal uraian dilakukan sesuai dengan ketentuan bobot skor setiap soal. Nilai akhir = Skor pilihan ganda + Skor uraian 2 Analisis Rata-Rata Kelas Analisa nilai rata-rata kelas diperoleh setelah dilakukan penghitungan nilai ketuntasan individu. Kemudian dianalisis dengan rumus berikut: Keterangan : = Rata-rata kelas ∑N = Jumlah nilai seluruh siswa N = Banyaknya siswa yang menjadi subjek 3 Analisis Hasil Tes Ketuntasan Klasikal Ketuntasan klasikal dikatakan telah mencapai target pencapaian sesuai dengan target indikator. KK = Keterangan : KK = Ketuntasan klasikal ∑ns = Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 n = Banyaknya siswa yang mengikuti tes b. Aspek Afektif Aspek afektif dalam penelitian ini didapat melalui observasi. Data-data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif dengan menjelaskan segala penguasaan aspek afektif yang tampak dalam pembelajaan. Skor dari lembar observasi kemudian dianalisis, sehingga didapatkan prosentase skor hasil observasi aspek afektif dengan rumus sebagai berikut: x = Keterangan: x = Persentase skor hasil observasi aktivitas kelompok siswa y = Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh kelompok z = skor maksimal Tabel 3.5. Kriteria Hasil Persentase Skor Observasi Aspek Afektif Siswa terhadap Pembelajaran Peresentase Keterangan 66,68 ≤ q ≤ 100 Tinggi 33,34 ≤ q ≤ 66,67 Sedang 0 ≤ q ≤ 33,33 Rendah Sumber : Arikunto, 2007 Untuk mengetahui persentase dengan kategori afektif tinggi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : siswa kategori afektif tinggi = x 100 c. Motivasi belajar Hasil kuisioner dianalisa berdasarkan panduan pemberian skor berikut ini: Tabel 3.6. Panduan Pemberian Skor Kuisioner Alternatif Jawaban Skor Pernyataan Positif Negatif 1. Sangat setuju 2. Setuju 3. Tidak Setuju 4. Sangat tidak Setuju 4 3 2 1 1 2 3 4 Hasil skoring tersebut kemudian dianalisis menggunakan perhitungan motivasi belajar siswa perindividu, yaitu jumlah skor yang dipero leh ∑S dibagi skor maksimal M dan dikali seratus persen. Bila dituliskan dalam persamaan matematisnya adalah sebagai berikut: K = Setelah skor motivasi diperoleh, dilakukan penggolongan skor motivasi belajar sesuai dengan kriteria motivasi belajar. Berikut adalah kriteria motivasi belajar siswa: Tabel 3.7. Kriteria Motivasi Belajar Kelas Interval Kriteria Motivasi Belajar 81-100 Sangat Tinggi 66-80 Tinggi 56-65 Cukup 46-55 Rendah 0-45 Sangat Rendah Kemudian untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, peneliti menghitung pencapaian motivasi belajar awal dan akhir berdasarkan banyaknya siswa yang tergolong dalam kategori tinggi maupun sangat tinggi. KM = Keterangan: KM = Ketercapaian Motivasi ∑a = Jumlah siswa dalam kategori tinggi ∑b = jumlah siswa dalam kategori sangat tinggi n = banyaknya siswa 2. Analisis kualitatif Data-data yang diperoleh dari hasil pengamatan juga dianalisis secara kualitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan deskripsi kata-kata dari hasil pengamatan selama proses pembelajaran dengan mengunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

F. Indikator Keberhasilan

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STATISTIKA KELAS IX SMP NEGERI 27 MEDAN.

0 3 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA.

0 1 33

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS XI.

0 4 46

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta pada materi sistem reproduksi manusia.

2 21 232

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta pada materi sistem hormon manusia.

1 4 270

Penerapan metode pembelajaran two stay two stray (tsts) pada materi sistem imun dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas XI MIA 1 SMA Negeri 1 Prambanan Sleman, Yogyakarta.

0 0 273

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XF SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

1 9 273

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XF SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA SKRIPSI

0 0 271

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 3 SMA NEGERI 1 PRAMBANAN SLEMAN PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN

0 0 222