104
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi mengakibatkan perubahan-perubahan di berbagai bidang kehidupan. Untuk itu
diperlukan langkah-langkah konkret yang tepat dalam menghadapinya. Salah satu langkah konkret yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas
sumber daya manusia melalui usaha pendidikan. Karena pendidikan dapat menghasilkan manusia yang berkualitas yang berperan dalam pembangunan
bangsa dan negara serta mampu mengembangkan dirinya dalam segala aspek kehidupan, baik secara jasmani maupun rohani. Adapun tujuan pembangunan
nasional dalam bidang pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang
adil dan makmur. Oleh karena itu, penyelenggaraan pendidikan harus diupayakan untuk memperoleh hasil yang optimal.
Berkaitan dengan tujuan tersebut, pendidikan perlu mendapatkan perhatian dan penanganan yang lebih baik, baik dari pemerintah, keluarga maupun
lembaga pendidikan. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan mendapat prioritas utama untuk menyelenggarakan proses kegiatan belajar mengajar. Tetapi
pada kenyataannya dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, bukanlah merupakan suatu hal yang
mudah. Potensi guru dan siswa mempunyai peranan yang sangat penting di sekolah. Sebagai pendidik dan pengajar guru dituntut untuk dapat menemukan
suatu cara penyampaian materi kepada anak didik secara efektif dan efisien, karena guru mempunyai pengaruh yang dominan terhadap kualitas pengajaran.
Sampai saat ini, tampak bahwa pembelajaran yang dianut oleh guru didasarkan atas asumsi bahwa pengetahuan dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru
ke pikiran siswa. Oleh karena itu, para guru memfokuskan diri pada upaya penuangan pengetahuan ke dalam kepala siswa tanpa memperhatikan bahwa
mereka saat memasuki kelas mempunyai bekal kemampuan pengetahuan yang
105 tidak sama. Metode pembelajaran yang dijalankan adalah pembelajaran satu arah
dimana siswa hanya sebagai obyek pendidikan, mereka ke sekolah hanya melaksanakan prinsip DDCH, yaitu Duduk, Dengar, Catat, Hafal sehingga
keaktifan siswa sangat kurang saat proses belajar mengajar berlangsung. Belajar Fisika merupakan suatu proses yang kompleks, sebab siswa tidak
hanya sekedar menerima dan menyerap informasi yang diberikan oleh guru, tetapi melibatkan diri dalam proses belajar tersebut untuk mendapatkan ilmu itu sendiri.
Oleh karena itu seorang guru harus bisa menentukan secara tepat model pembelajaran apa yang sebaiknya dipakai supaya siswa tetap bisa aktif didalam
proses belajar mengajar tersebut. Guru sebaiknya menggunakan suatu model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan,walaupun pada
dasarnya tidak ada model pembelajaran yang paling ampuh, sebab setiap model pembelajaran yang digunakan pasti mempunyai kelebihan dan kelemahan.
Metode adalah suatu cara dalam menyampaikan sutu konsep pelajaran. Terdapat beberapa macam metode pembelajaran diantaranya adalah metode
ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi dan eksperimen. Selain itu proses pembelajaran juga membutuhkan suatu pendekatan. Pendekatan pembelajaran
antara lain pendekatan konsep, deduktif, induktif, konstruktivisme, Quantum Learning, dan ketrampilan proses. Di antara metode dan pendekatan pembelajaran
tersebut, pada umumnya guru cenderung menggunakan metode ceramah dengan pendekatan konsep. Dengan metode dan pendekatan tersebut guru menyampaikan
konsep pelajaran hanya dengan penjelasan lisan secara langsung kepada siswa. Siswa hanya dibiarkan duduk dengan tenang, mendengarkan setiap apa yang
diajarkan oleh guru, mencatat tulisan yang ada di papan tulis dan kemudian menghafalkannya. Akibatnya suasana kelas terasa gersang, membosankan dan
tidak menyenangkan. Metode pembelajaran yang tepat untuk mempelajari fisika adalah
eksperimen. Karena dengan metode ini siswa dimungkinkan mengalami secara langsung konep-konsep yang dipelajari. Pendekatan yang dapat digunakan dalam
pembelajaran fisika diantaranya adalah Quantum Learning dan ketrampilan proses. Dengan pendekatan Quantum Learning melalui metode eksperimen
106 dimungkinkan tercipta suatu model pembelajaran yang menyenangkan karena
mereka belajar dalam lingkungan belajar yang aman dan menyenangkan yaitu diiringi dengan musik, penataan meja kursi yang teratur dan terciptanya suasana
belajar yang santai. Selain itu, mereka juga secara langsung terlibat secara aktif dalam pendalaman konsep melalui eksperimen. Karena kondisi yang
menyenangkan ini maka secara otomatis akan membangkitkan semangat siswa untuk belajar. Penyampaian materi pelajaran untuk siswa akan terasa nyaman dan
menyenangkan apabila suasana dan dunia emosi mereka ikut terlibat. Sedangkan dengan pendekatan ketrampilan proses melalui metode eksperimen akan
memungkinkan siswa menemukan fakta dan konsep fisika dengan jalan mengembangkan ketrampilan dan kemampuan yang ada.
Keberhasilan proses belajar mengajar selain dipengaruhi oleh metode pembelajaran dipengaruhi juga oleh faktor lain yaitu kemampuan awal siswa.
Kemampuan awal merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mengikuti proses belajar mengajar. Untuk itu pada setiap awal kegiatan belajar mengajar seorang
pengajar seharusnya mengetahui kemampuan awal siswanya, sehingga diharapkan pengajar dapat menentukan bagaimana proses belajar mengajar diatur dan apa
metode yang tepat untuk digunakan sehingga kegiatan belajar mengajar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Pembelajaran Fisika di Sekolah Menengah Pertama SMP sebaiknya disajikan dengan kegiatan yang menyenangkan yang disesuaikan dengan kondisi
siswa. Indikator pembelajaran yang menyenangkan antara lain setelah proses pembelajaran dilakukan, mereka akan mengatakan bahwa fisika itu
menyenangkan, mudah, saya menyukai dan menantikan pelajaran fisika pada pertemuan mendatang.
Materi pembelajaran Fisika di SMP kelas V111 antara lain gaya dan percepatan, usaha dan energi, tekanan, getaran dan gelombang, bunyi, pemantulan
cahaya, dan alat-alat optik. Pembelajaran Fisika menggunakan metode eksperimen dengan
pendekatan Quantum Learning dan ketrampilan proses akan dapat membantu pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang ada. Hal ini dikarenakan siswa
107 terlibat
secara langsung
dalam pembelajaran
sehingga mereka
bisa mengembangkan ketrampilan dan kemampuan yang ada, dan pembelajaran ini
dilakukan dengan perasaan senang karena lingkungan belajar yang aman dan menyenangkan yaitu diiringi dengan musik, penataan meja kursi yang teratur dan
terciptanya suasana belajar yang santai. Dengan kata lain, melalui pembelajaran ini dunia emosi mereka ikut terlibat. Hal inilah yang akan membuat siswa merasa
senang belajar fisika dan pada akhirnya akan membuat mereka paham dengan konsep-konsep fisika.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Pembelajaran Pemantulan Cahaya Menggunakan Metode Eksperimen dengan Pendekatan
Quantum Learning Dan Ketrampilan Proses Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa SMP”
B. Identifikasi Masalah