154 Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
a Pendekatan pembelajaran Fisika 1 Definisi Operasional: Pendekatan pembelajaran Fisika adalah jalan atau
arah yang ditempuh oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran Fisika, dilihat dari sudut
bagaimana materi itu disusun dan disajikan. 2 Skala Pengukuran : Nominal, dengan 2 kategori, yaitu
a Pendekatan Quantum Learning melalui metode eksperimen b Pendekatan ketrampilan proses melalui metode eksperimen
b Kemampuan Awal Fisika siswa 1 Definisi Operasional: Kemampuan awal Fisika siswa adalah tingkat
kemampuan Fisika siswa sebelum proses belajar mengajar
2 Skala Pengukuran : Nominal, dengan 3 kategori, yaitu a Kemampuan awal Fisika siswa kategori tinggi
b Kemampuan awal Fisika siswa kategori sedang c Kemampuan awal Fisika siswa kategori rendah
3 Indikator a Kemampuan awal Fisika siswa kategori tinggi, nilai rata-rata + 0,5
SD b Kemampuan awal Fisika siswa kategori sedang, rata-rata - 0,5 SD
nilai rata-rata + 0,5 SD c Kemampuan awal Fisika siswa kategori rendah, nilai rata-rata – 0,5
SD
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi dan teknik tes, yang meliputi :
1. Teknik Dokumentasi Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data kemampuan awal
Fisika siswa dan mengelompokkan kemampuan awal Fisika siswa kategori tinggi,
kemampuan awal Fisika siswa kategori sedang dan kemampuan awal Fisika siswa
155
kategori rendah dalam satu kelas. Dokumen yang diambil adalah nilai mata
pelajaran Fisika pada semester I. 2. Teknik Tes
Teknik tes adalah teknik pengambilan data dengan menggunakan tes setelah semua materi diberikan. Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan
kognitif Fisika siswa pada pokok bahasan pemantulan cahaya.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen pelaksanaan penelitian meliputi Satuan Pengajaran SP, Rencana Pembelajaran RP dan Lembar Kerja Siswa LKS. Satuan Pengajaran
adalah kumpulan rencana mengajar yang dibuat oleh guru untuk satu pokok bahasan. Rencana Pembelajaran adalah rencana mengajar yang dibuat guru untuk
satu kali pertemuan. Lembar Kerja Siswa adalah lembar kerja yang digunakan siswa dalam kegiatan eksperimen. Sedangkan tes adalah instrumen yang
digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif Fisika siswa setelah pembelajaran satu pokok bahasan selesai. Sebelum digunakan, tes tersebut diuji
cobakan atau ditryoutkan terlebih dahulu. Uji coba instrumen tes ini dilakukan untuk mengetahui validitas,
reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. a. Validitas
Validitas kesahihan adalah kualitas yang menunjukkan hubungan antara suatu pengukuran dengan tujuan kriteria belajar. Teknik untuk mengukur
validitas pada penelitian digunakan korelasi point biseral, sebagai berikut :
q P
S M
M
t t
p pbi
- =
g Dimana :
pbi
g : koefisien korelasi biserial M
p
: rerata skor dari subyek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya
M
t
: rerata skor totalskor rata-rata dari seluruh pengikut tes
156 S
t
: Standar deviasi dari skor total. P : proporsi siswa yang menjawab benar item tersebut
q : proporsi siswa yang menjawab salah 1- p
Kriteria :
pbi
g ≥ r
tabel
= soal valid
pbi
g r
tabel
= soal invalid Dari hasil perhitungan validitas item tersebut kemudian dikonsultasikan
dengan harga r
tabel
, jika
pbi
g lebih besar atau sama dengan harga r
tabel
, maka soal tersebut adalah valid. Apabila harga
pbi
g lebih kecil dari r
tabel
, maka soal tersebut tidak valid Invalid.
Suharsimi Arikunto, 1992 :76 b. Reliabilitas
Reliabilitas suatu soal menunjukkan tingkat keajegan soal. Jadi suatu soal atau alat ukur tersebut dapat dipercaya sehingga alat ukur tersebut dapat
digunakan sebagai data. Reliabilitas sering diartikan dengan keterandalan, artinya suatu tes memiliki keterandalan bilamana tes tersebut dipakai untuk
mengukur berulang - ulang dan hasilnya sama. Dalam penelitian ini untuk mengukur reliabilitas dilakukan dengan
mengukur koefisien reliabilitas berdasarkan bentuk instrumen yang dibuat, yaitu soal tes obyektif dengan lima pilihan. Rumus yang digunakan untuk uji
reliabilitas adalah rumus Kuder Richardson 20 KR-20. ú
û ù
ê ë
é S
- úû
ù êë
é -
=
2 2
11
1 S
pq S
n n
r
Dimana:
11
r p
: :
Reliabilitas tes secara keseluruhan. Proporsi subyek yang menjawab item soal dengan benar.
157 q
pq S
n S
: :
: :
Proporsi subyek yang menjawab item soal dengan salah q = 1- p Jumlah hasil perkalian antara p dan q.
Banyaknya item. Standart deviasi dari test standar deviasi adalah akar varians
Kriteria : 0,00
≤ r
11
0,20 : reliabilitas sangat rendah 0,20
≤ r
11
0,40 : reliabilitas rendah 0,40
≤ r
11
0,60 : reliabilitas cukup 0,60
≤ r
11
0,80 : reliabilitas tinggi 0,80
≤ r
11
1,00 : reliabilitas sangat tinggi Suharsimi Arikunto,1992 : 96
c. Taraf Kesukaran Taraf kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya
suatu soal. Taraf kesukaran disebut juga indeks kesukaran difficulty index, yang disimbulkan dengan huruf P. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf
kesukaran soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Dalam penelitian ini menguji taraf kesukaran tiap soal
digunakan rumus :
Js B
P =
Dimana: P : Taraf kesukaran item soal
B : Jumlah siswa yang menjawab benar Js : Jumlah siswa yang mengikuti tes
Klasifikasi indeks kesukaran soal : 0,00 P
≤ 0,30 : soal sukar
158 0,30 P 0,70 : soal sedang
0,70 P 1,00 : soal mudah Suharsimi Arikunto, 2003: 207-210
d. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh
berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi disingkat D. Untuk menentukan daya pembeda,
seluruh peserta tes dibagi dua sama besar, 50 kelompok atas dan 50 kelompok bawah. Seluruh peserta tes diurutkan mulai dari skor teratas sapai
terendah. Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda adalah :
B A
B B
A A
P P
J B
J B
D -
= -
= Dimana:
J : Jumlah peserta tes B
A
: Jumlah peserta tes kelompok atas yang menjawab benar B
B
: Jumlah peserta tes kelompok bawah yang menjawab benar J
A
: Jumlah peserta tes kelompok atas J
B
: Jumlah peserta tes kelompok bawah D : Daya pembeda
P
A
: Proporsi peserta tes kelompok atas yang menjawab benar P
B
: Proporsi peserta tes kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda soal : D : 0,00 - 0,20 : jelek poor
D : 0,20 - 0,40 : cukup satisfactory D : 0,40 - 0,70 : baik good
D : 0,70 - 1,00 : baik sekali excellent D : negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai
nilai D negatif sebaiknya dibuang saja. Suharsimi Arikunto, 2003: 211 - 218
159
H. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat Analisis