Uji Hipotesis Kedua Pembahasan Hasil Analisis Data 1.

180 Dari tabel 4.6 terlihat bahwa perbedaan pengaruh tersebut signifikan dan bila dilihat nilai rerata kemampuan kognitif Fisika siswa dengan pengajaran yang menggunakan pendekatan Quantum Learning melalui metode eksperimen lebih besar daripada pendekatan Ketrampilan Proses melalui metode eksperimen. Sehingga penggunaan pendekatan pembelajaran Quantum Learning melalui metode eksperimen lebih efektif bila dibandingkan dengan pendekatan Ketrampilan Proses melalui metode eksperimen terhadap kemampuan kognitif fisika siswa. Hal ini disebabkan karena pada pembelajaran yang menggunakan pendekatan Quantum Learning melalui metode eksperimen siswa mengalami, mengamati dan melakukan kegiatan secara langsung dalam lingkungan belajar yang dirancang agar siswa merasa nyaman dalam belajar, melakukan ice breaking ketika awal pelajaran untuk membangkitkan semangat belajar siswa, menyalakan musik untuk mengiringi selama kegiatan eksperimen berlangsung, dan menyimpulkan materi yang dipelajari dengan menggunakan animasi macromedia flash MX, sedangkan pada pembelajaran yang menggunakan pendekatan Ketrampilan Proses melalui metode eksperimen hanya mengalami secara langsung kegiatan yang dilakukannya kemudian menyimpulkan konsep materi yang diperoleh dari kegiatan yang dilakukan.

2. Uji Hipotesis Kedua

H oB : a i = 0 : Tidak ada perbedaan pengaruh antara kemampuan awal fisika tinggi, sedang dan rendah terhadap kemampuan kognitif fisika siswa. H 1B : a j ¹ 0 : Ada perbedaan pengaruh antara kemampuan awal fisika tinggi, sedang dan rendah terhadap kemampuan kognitif fisika siswa. Setelah dilakukan analisis dimana kemampuan awal Fisika siswa sebagai variabel bebas dan kemampuan kognitif Fisika siswa sebagai variabel terikat, diperoleh harga F b = 265,377. Nilai ini kemudian dikonsultasikan dengan harga tabel, untuk taraf signifikansi a = 0,05 didapatkan harga F tabel = 3,13. Karena F b F tabel maka H 0B ditolak dan H 1B diterima. Berarti hipotesis yang berbunyi: “ Tidak ada perbedaan pengaruh antara kemampuan awal Fisika siswa kategori tinggi, 181 kemapuan awal Fisika siswa kategori sedang dan kemampuan awal Fisika siswa kategori rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa”, ditolak. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan pengaruh antara kemampuan awal Fisika siswa kategori tinggi, kemapuan awal Fisika siswa kategori sedang dan kemampuan awal Fisika siswa kategori rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa Sebagai tindak lanjut dari analisis tersebut dan berdasarkan nilai rerata anatar kolom seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.6 terlihat bahwa perbedaan pengaruh itu signifikan dan ditinjau dari nilai rerata kolom1 yaitu kemampuan awal Fisika siswa kategori tinggi nilai rerata kolom 2 dan 3 yaitu kemampuan awal Fisika siswa kategori sedang dan rendah. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa siswa yang memiliki kemampuan awal Fisika kategori tinggi cenderung memperoleh prestasi belajar dalam hal ini kemampuan kognitif Fisika yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan awal Fisika kategori sedang dan rendah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai kemampuan awal Fisika kategori tinggi lebih mudah menangkap dan memahami materi yang diberikan oleh guru selama proses belajar mengajar berlangsung dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal Fisika kategori sedang dan rendah. Pembelajaran dalam hal ini adalah pembelajaran Fisika pada materi pemantulan cahaya di SMP.

3. Uji Hipotesis Ketiga

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DENGAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA POKOK BAHASAN PEMANTULAN CAHAYA

2 20 199

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI KETRAMPILAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA POKOK BAHASAN GERAK LURUS

0 12 171

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING DAN KETRAMPILAN PROSES DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP

1 14 115

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI MELALUI PENDEKATAN QUANTUM DAN KETRAMPILAN PROSES DITINJAU DARI PEMBERIAN TUGAS DI SMP

0 3 113

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN SERTA DEMONSTRASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

0 3 10

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN QUANTUM TEACHING DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI I SARANG.

0 1 8

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN CONCEPT MAPPING ( PETA KONSEP ) DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

0 0 17

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DISKUSI DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA.

0 0 17

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KEMAMPUAN ANALISIS.

0 0 10

PERUBAHAN KONSEP SISWA TENTANG PEMANTULAN CAHAYA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN

0 4 221