Grafik Kendali ANALISA DATA

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. ANALISA DATA

Teknik analisa data yang digunakan adalah aplikasi SPC dengan menggunakan grafik kendali, teknik brainstorming, diagram sebab-akibat dan diagram Pareto.

1. Grafik Kendali

Produk sosis Beef Sausage Kemfood adalah produk yang paling banyak diminati oleh konsumen sehingga paling sering diproduksi di PT Kemang Food Industries. Parameter mutu yang diamati dalam proses produksi Beef Sausage Kemfood adalah penampilan produk, dimensi produk, dan analisis kimia serta mikrobiologi. Dalam penelitian ini difokuskan pada pengamatan parameter dimensi produk khususnya bobot bersih produk. Spesifikasi bobot bersih untuk produk Beef Sausage Kemfood yaitu antara 900±20 gram. Data bobot bersih produk Beef Sausage Kemfood diambil sebanyak 38 subgrup dengan pengambilan masing-masing untuk setiap subgrup sebanyak 12 kali. Data bobot bersih Beef Sausage Kemfood yang telah dikumpulkan kemudian digambarkan pada grafik kendali. Tabel yang menunjukkan data bobot bersih produk Beef Sausage Kemfood dapat dilihat pada Lampiran 4. Grafik kendali yang digunakan untuk menganalisis variasi bobot bersih dalam penelitian ini adalah grafik kendali X-bar dan R. Pemilihan grafik kendali ini didasarkan atas proses produksi yang berlangsung di PT Kemang Food Industries, dimana prosesnya berlangsung secara batch. Grafik kendali X-bar menyatakan rata-rata bobot bersih produk Beef Sausage Kemfood yang dihasilkan selama proses produksi berlangsung, sedangkan grafik kendali R menyatakan variasirentang range bobot bersih produk yang dihasilkan selama proses produksi berlangsung. Berdasarkan program SPSS 20.0, pada grafik kendali X-bar dan R indikator yang dapat diamati untuk menunjukkan bahwa suatu proses dalam keadaan tidak terkontrol melalui kriteria-kriteria berikut ini : 1. Satu titik berada di atas atau di bawah 3 sigma di luar batas kendali 2. Dua dari tiga titik berada diatas atau dibawah 2 sigma pada sisi yang sama 3. Empat dari lima titik berada diatas atau dibawah 1 sigma pada sisi yang sama 4. Delapan titik berurutan berada diatas atau dibawah garis tengah 5. Enam titik yang berurutan memiliki kecenderungan naik atau turun 6. Empat belas titik berurutan berubah naik dan turun Hasil plot data bobot bersih Beef Sausage Kemfood dapat dilihat pada Gambar 6 grafik kendali X-bar dan Gambar 7 grafik kendali R. 37 Gambar 6. Grafik kendali X-bar untuk bobot bersih Beef Sausage Kemfood g Gambar 7. Grafik kendali R untuk bobot bersih Beef Sausage Kemfood g 38 Berdasarkan grafik X-bar yang dibuat dengan menggunakan program SPSS 20.0 Gambar 6, terdapat 30 titik yang melanggar aturan kendali dapat dilihat pada Lampiran 5, sehingga dari grafik yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa proses dalam keadaan tidak terkendali karena terdapat banyak titik yang melanggar aturan kendali. Berdasarkan grafik R yang dibuat dengan menggunakan program SPSS 20.0 Gambar 7, terdapat enam titik yang melanggar aturan kendali dapat dilihat pada Lampiran 6. Dengan demikian dapat dikatakan pula bahwa proses dalam keadaan tidak terkontrol. Berdasarkan fakta di lapangan, faktor dominan yang menyebabkan data berada di atas Upper Control Limit di luar batas kendali, antara lain proses setting pada mesin filler yang terkadang berubah secara tidak konsisten sehingga penambahan gramatur sosis menjadi tidak terkendali, chock tidak berputar secara sempurna disebabkan oleh van belt pada mesin filler terputus sehingga uliran antar sosis tidak terpilin dengan baik dan operator mesin filler harus memilinnya secara manual menyebabkan output gramatur sosis yang dihasilkan menjadi tidak terkendali. Data yang berada di bawah Lower Control Limit di luar batas kendali kemungkinannya dapat disebabkan oleh menumpuknya adonan di lubang vacuum yang menyebabkan output sosis yang dihasilkan oleh mesin filler akan mengkerut karena terdapat rongga udara di dalamnya dan gramatur sosis juga kurang, linker pita yang terlalu longgar menyebabkan sosis yang dihasilkan menjadi tidak normal dan uliran sosis harus dipilin secara manual oleh Operator mesin filler. Nilai Cp mengindikasikan sejauh mana proses dapat memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. Nilai Cp yang diperoleh dari grafik X bar dan R melalui program SPSS 20.0 adalah 0,852 . Semakin kecil nilai Cp, kecenderungan proses dalam keadaan tidak terkontrol semakin tinggi. Demikian juga sebaliknya, apabila nilai Cp semakin besar, kecenderungan proses dalam keadaan terkontrol akan semakin besar. Dari nilai Cp yang diperoleh mengindikasikan kecenderungan proses dalam keadaan tidak terkontrol cukup tinggi karena nilainya berada dibawah 1,0 standar kapabilitas proses yang menunjukkan proses dalam keadaan baik adalah 1,33.

2. Brainstorming