hal tersebut, dalam menghasilkan suatu produk akhir, mutu proses produksi juga harus diperhatikan. Hal ini dikarenakan, apabila mutu proses produksi dapat terjaga dengan baik,
mutu produk akhir yang dihasilkan dapat tercapai dan sesuai dengan harapan baik bagi perusahaan maupun bagi konsumen. Mutu akhir suatu produk yang tidak sesuai dengan
harapan akan memberikan sinyal kepada mutu proses produksi untuk diperbaiki, yaitu dengan melakukan improvement terhadap proses, metode dan sumber daya manusianya. Dengan
demikian, produk akhir yang dihasilkan adalah produk yang bebas cacat dan tidak ada lagi pemborosan karena produk tersebut harus dibuang.
Dalam menjaga mutu yang baik, pelaksanaan pengendalian mutu wajib dilakukan. Salah satu konsep yang dikenal luas adalah konsep PDCA Plan, Do, Check, Action. PDCA adalah
sistem pengendalian untuk meningkatkan mutu dan produktivitas serta untuk menekan
semaksimal mungkin masalah cacat. Menurut Zen 2003, PDCA terbagi ke dalam delapan langkah, yaitu :
1. Menentukan Masalah Mutu. 2. Menentukan Penyebab-penyebab.
3. Menentukan Penyebab Utama. 4. Membuat Rencana Perbaikan.
5. Melaksanakan Perbaikan. 6. Memeriksa Hasil perbaikan.
7. Membuat Standarisasi. 8. Menentukan Masalah Berikut.
C. STATISTICAL PROCESS CONTROL SPC
Berdasarkan sejarah, pada tahun 1950-an sampai 1960-an digunakan terminologi pengendalian mutu secara statistik Statistical Quality Control=SQC. Seiring dengan
berkembangnya zaman, pada tahun 1970-an pengendalian proses secara statistik yang merupakan suatu terminologi mulai digunakan untuk menjabarkan penggunaan teknik-teknik
statistika dalam memantau dan meningkatkan kinerja proses dalam menghasilkan produk yang bermutu Gasperz 1998.
Pengertian pengendalian proses secara statistik menurut beberapa ahli, antara lain adalah sebagai berikut. Pengendalian proses secara statistik adalah filosofi optimasi dalam
menggunakan berbagai macam instrumen statistik untuk memungkinkan perbaikan proses secara kontinyu Priscilla 2000. Selanjutnya Basterfield 1990, mengungkapkan
pengendalian proses secara statistik dapat diartikan sebagai proses pengendalian yang didasarkan pada catatan data secara terus menerus dikumpulkan dan dianalisis untuk
menghasilkan informasi yang dapat digunakan dalam mengendalikan dan meningkatkan proses, sehingga proses memiliki kemampuan untuk memenuhi spesifikasi output yang
11
diinginkan. Pengendalian proses secara statistik dan pengendalian penerimaan produk merupakan bagian dari pengendalian mutu secara statistik.
SPC menggunakan instrumen statistik untuk mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan di dalam proses. Identifikasi permasalahan potensial secara sistematis dalam
mengontrol proses dapat dilakukan secara proaktif dan kemudian membuat koreksi sebelum mutu produk menjadi buruk. SPC membantu untuk mengukur apakah proses dan produk yang
dihasilkan sesuai dengan spesifikasi. Selain itu, membantu kita untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi limbah. Priscilla 2000.
SPC dapat diterapkan pada setiap proses. Menurut Gasperz 1998, perangkat yang digunakan dalam SPC, diantaranya:
1. Histogram
2. Lembar pemeriksaan check sheet
3. Diagram pareto
4. Diagram sebab-akibat
5. Stratifikasi
6. Diagram Pencar scatter diagram.
7. Grafik kendali
Menurut Wayworld 2001, pengendalian proses satstistik memiliki beberapa tujuan, antara lain : a menentukan apakah proses dalam keadaan terkendali, b Menentukan apakah
proses berada dalam spesifikasi, dan c mengidentifikasi penyebab variasi Langkah-langkah pengendalian proses secara statistik Gasperz 1998 dapat diuraikan
sebagai berikut: 1.
Merencanakan penggunaan alat-alat statistik. 2.
Memulai menggunakan alat-alat statistik. 3.
Mempertahankan atau menstabilkan proses dengan cara menghilangkan variasi penyebab khusus yang dianggap merugikan.
4. Merencanakan perbaikan proses terus-menerus melalui pengurangaan variasi penyebab
umum. 5.
Mengevaluasi dan meninjau ulang terhadap penggunaan alat-alat statistikal tersebut.
D. TEKNIK-TEKNIK PENGENDALIAN MUTU