Gambar 9 menunjukkan bahwa faktor penyebab yang paling dominan dalam variasi bobot bersih produk Beef Sausage Kemfood adalah mesin filler dengan nilai presentasenya
sebesar 39,68 . Kemudian diikuti oleh mesin smoked house sebesar 23,81 . Penyebab variasi bobot bersih yang ketiga adalah kurangnya pembekalan SDM dengan nilai
presentase 15,87 , kesulitan penyediaan suku cadang yang harus indent. Memiliki presentase sebesar 12,70 , serta presentase penyebab lain-lain sebesar 7,94
Berdasarkan hasil survei, maka dapat ditentukan penyebab yang memiliki kemungkinan paling tinggi sebagai penyebab dominan dalam variasi bobot bersih.
Berdasarkan hasil ini, maka tindakan perbaikan dapat dilakukan secara lebih terarah dengan memfokuskan terlebih dahulu untuk mengatasi penyebab dominan.
B. PERHITUNGAN NILAI POTENSI KERUGIAN AKIBAT VARIASI
BOBOT BERSIH BEEF SAUSAGE KEMFOOD
Berdasarkan analisis dari grafik kendali X-bar dan R, maka nilai rata-rata bobot bersih Beef Sausage Kemfood yang diperoleh adalah 902,54 gram. Berdasarkan nilai rata – rata yang
diperoleh, dapat dilihat bahwa
perusahaan mengalami kerugian sebanyak 2,54 gram per bungkus. Harga pokok produk Beef Sausage Kemfood per kemasan 900 gram adalah
Rp 25.100. Potensi kerugian yang harus ditanggung per bungkus oleh poerusahaan adalah sebagai berikut:
Potensi kerugian per bungkus= kelebihan bobot bersih per bungkus
bobot bersih standar gram x harga pokok produk
,
x Rp . Rp , bungkus
Satu batch adonan sosis, dapat menghasilkan produk jadi sebanyak 100 bungkus. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama penelitian, dalam satu hari rata – rata dapat
diproduksi sebanyak 11,42 batch per hari. Nilai 11,42 batch per hari diperoleh dari rata-rata jumlah batch per hari Lampiran 5. Potensi kerugian yang harus ditanggung per hari oleh
perusahaan adalah sebagai berikut: Nilai kerugian per hari = nilai kerugian per bungkus x 1142 bungkushari
= Rp 70,84bungkus x 1142 bungkushari = Rp 80.899,28hari
Apabila dalam 1 bulan diasumsikan terdiri atas 22 hari kerja, potensi kerugian yang harus ditanggung PT Kemang Food Industries per bulan adalah
47
Rp 80.889hari x 22 haribulan = Rp 1.779.784,16 bulan. Apabila dalam 1 tahun jumlah bulan kerja adalah 12 bulan, potensi kerugian per tahun adalah Rp 1.779.784,16bulan x 12
bulantahun = Rp 21.357.409,92tahun.
C. PERANCANGAN TINDAKAN PERBAIKAN
Berdasarkan survei yang dilakukan untuk menentukan penyebab dominan dalam variasi bobot bersih produk Beef Sausage Kemfood, diperoleh penyebab yang paling dominan berasal
dari mesin filler. Setelah mengetahui hasil tersebut, PT Kemang Food Industries perlu melakukan suatu tindakan, sehingga masalah tersebut dapat diatasi.
Langkah-langkah tindakan perbaikan yang harus ditempuh untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan cara melakukan kalibrasi mesin secara berkala, sehingga performa mesin
dapat lebih terjaga kestabilannya. Maintenance mesin filler harus lebih dioptimalkan agar kerusakan mesin dapat diminimalisir. Selain itu, dapat dipertimbangkan untuk membeli
mesin filler baru yang spesifikasinya sesuai dengan standar produksi dengan menimbang pula kemudahan ketersediaan suku cadang apabila mesin mengalami kerusakan dan juga training
yang mencukupi dalam pengoperasian mesin filler sehingga Operator dapat lebih mengoptimalkan kemampuan mesin.
Dari hasil survei, selain mesin filler yang menjadi penyebab variasi bobot bersih, mesin smoked house, kurangnya pembekalan SDM, dan kesulitan penyediaan suku cadang juga
menjadi penyebab variasi bobot bersih yang harus diatasi. Apabila hanya mesin filler saja yang diberi tindakan perbaikan, ketiga faktor lainnya akan menjadi permasalahan yang tak
terselesaikan dan bukan tidak mungkin akan menjadi permasalahan yang semakin besar. Usia mesin smoked house yang sudah cukup tua, menyebabkan performa mesin ini pun
menjadi semakin menurun. Tindakan perbaikan yang dilakukan untuk mesin smoked house, yaitu mesin smoked house yang belum memiliki blower sebaiknya dilengkapi dengan blower
agar suhu didalam mesin menjadi lebih merata ke seluruh bagian. Perawatan dan pengkalibrasian mesin juga harus dilakukan dengan lebih intensif.
Tindakan perbaikan yang harus ditempuh untuk kurangnya pembekalan SDM yaitu dengan mengadakan training khususnya para karyawan produksi secara berkala baik diadakan
secara internal maupun eksternal agar skill karyawan produksi menjadi lebih optimal dalam mengoperasikan alat khususnya mesin fiiler.
Kesulitan penyediaan suku cadang dapat diatasi dengan mencari supplier besar, yang sudah memiliki cabang di Indonesia. Apabila suatu saat diperlukan, tidak perlu menunggu
lama untuk mendatangkan suku cadang dari luar negeri. Tindakan perbaikan untuk faktor manusia, dapat dilakukan dengan menumbuhkan
komunikasi yang lebih efektif antar karyawan produksi, khususnya antara Operator senior dan junior dengan melakukan sharing ilmu dan pengalaman dalam mengoperasikan alat. Jika
sharing ilmu dapat berjalan secara efektif, pengoperasian mesin tidak akan selalu bertumpu pada Operator senior dan nantinya regenerasi Operator akan berlangsung dengan baik.
48
49
Motivasi dapat ditumbuhkan dengan cara memberikan reward kepada karyawan produksi yang dapat memenuhi target tanpa mengesampingkan mutu produk yang dihasilkan, serta
menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif. Dengan demikian motivasi para perkerja semakin meningkat. Kejenuhan dan human error juga dapat diperbaiki dengan
memberikan penyegaran refreshing kepada seluruh karyawan PT Kemang Food Industries, misalnya mengadakan family gathering secara rutin yaitu mengadakan liburan atau rekreasi
bersama untuk seluruh karyawan dengan mengajak serta keluarganya. Perbaikan untuk metode dapat dilakukan dengan cara mengambil sampel untuk tiap
kereta. Apabila sebelumnya hanya terbatas untuk enam kereta yang diambil sampelnya, untuk perbaikan setiap kereta yang dihasilkan harus tetap diambil sampel, walaupun jumlah kereta
yang dihasilkan sudah lebih dari enam. Sebaiknya, jumlah sampelnya yang diambil pun harus diperbanyak, apabila sebelumnya hanya diambil dua bungkus untuk setiap kereta, dapat
diperbanyak menjadi empat bungkus atau lebih untuk setiap kereta. Penimbangan bobot bersih sebaiknya dilakukan sebelum dikemas, sehingga bobot dari kemasan tidak akan
mempengaruhi bobot bersih. Tindakan perbaikan untuk mesin dapat dilakukan dengan cara timbangan produk jadi
harus dikalibrasi secara berkala, dengan demikian keakuratan data yang diperoleh pada saat penimbangan bobot bersih menjadi lebih terpercaya. Pisau alat pengupas casing harus lebih
diperhatikan, dimana pisau yang kendor, membuat sosis menjadi cacat. Oleh sebab itu, pisau pada mesin pengupas casing harus dikencangkan secara periodik, disarankan setiap hari
kekencangan pisau harus dicek. Pengkalibrasian mesin produksi dan pemberian pelumas food grade pada mesin dilakukan secara berkala dan tepat waktu.
Tindakan perbaikan untuk manajemen yaitu meeting produksi harian harus dilakukan setiap hari sebelum jam kerja produksi dimulai dan dilakukan secara bersama-sama di dalam
suatu ruangan serta terkoorsinasi dengan baik, biasanya dihadiri oleh personel yang berkepentingan, Bagian QC, Bagian Produksi dan Bagian Planning. Hal ini dilakukan untuk
mengevaluasi hasil kerja produksi hari kemarin dan untuk memberikan arahan rencana produksi yang akan berjalan hari ini, agar potensi timbulnya masalah dapat diminimalisir.
VII. SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Penelitian mengenai pengendalian bobot bersih dalam produk Beef Sausage Kemfood telah dilakukan dengan menggunakan teknik SPC Statistical Process Control. Hasil analisis
dengan menggunakan grafik kendali menunjukkan bahwa proses produksi berada dalam keadaan out of control. Analisis lebih jauh dilakukan dengan menggunakan teknik
brainstorming dan diagram Ishikawa untuk mencari root cause dari permasalahan yang hasilnya dapat dikelompokkan menjadi empat faktor, yaitu manajemen, metode, manusia dan
mesin. Untuk mencari penyebab yang paling utama maka dilakukan survei kepada sejumlah karyawan dan diperoleh hasil bahwa penyebab utama dari variasi bobot bersih Beef Sausage
Kemfood adalah mesin filler.
B. SARAN
Saran yang dapat diajukan berdasarkan hasil kajian ini adalah sebagai berikut: 1.
Agar performa mesin dapat terjaga kestabilannya perlu dilakukan kalibrasi terhadap mesin filler secara berkala. Selain itu maintenance mesin filler perlu lebih dioptimalkan
agar kerusakan mesin filler dapat diminimalisir. 2.
Agar output produksi lebih optimal dan kestabilan proses produksi lebih terjaga maka dapat dipertimbangkan untuk membeli mesin filler baru yang spesifikasinya sesuai
dengan standar produksi. 3.
Agar kerusakan mesin pengolahan sosis dapat segera diperbaiki, hendaknya dicari supplier di dalam negeri yang dapat menyediakan suku cadang dalam waktu singkat
sehingga tidak perlu menunggu lama untuk mendatangkan suku cadang dari luar negeri pada saat diperlukan.
4. Agar suhu di dalam mesin menjadi lebih merata ke seluruh bagian sebaiknya mesin
smoked house yang belum memiliki blower dilengkapi dengan blower. Perawatan dan
pengkalibrasian mesin smoked house juga harus dilakukan dengan lebih intensif. 5.
Agar skill karyawan produksi menjadi lebih optimal dalam menjalankan tugasnya hendaknya diadakan training secara berkala baik secara internal maupun secara eksternal.
6. Agar motivasi dan kinerja karyawan terus meningkat perlu diberikan reward kepada
karyawan produksi yang dapat memenuhi target tanpa mengesampingkan mutu produk yang dihasilkan. Selain itu perlu ada penyegaran refreshing bagi seluruh karyawan PT
Kemang Food Industries, misalnya dengan mengadakan acara family gathering yang dilakukan secara rutin.
7. Guna menghitung potensi kerugian perusahaan secara lebih tepat untuk, produk Beef
Sausage Kemfood ini, perlu dilakukan analisis SPC dengan jumlah sampel yang lebih
50