2 Metode partisipatif, digunakan untuk melibatkan peserta dalam pengolahan materi training. Bentuknya dapat berupa pernyataan,
curah pendapat, audio-visual, diskusi kelompok, kelompok bincang-bincang, forum, kuis, studi kasus, peristiwa, atau peragaan
peran. 3 Metode partisipatif-eksperensial, bersifat partisipatif sekaligus
eksperensial dengan mengikutsertakan peserta dan memberi kemungkinan kepada peserta untuk ikut mengalami apa yang
diolah dalam training. Bentuknya dapat berupa pertemuan, latihan simulasi, atau demonstrasi.
4 Metode eksperensial, merupakan metode yang memungkinkan peserta untuk ikut terlibat dalam penuh pengalaman untuk “belajar
sesuatu” daripadanya. Bentuknya dapat berupa ungkapan kreatif, penugasan, lokakarya, kerja proyek, tinggal di tempat, hidup di
tempat, permainan manajemen, atau latihan kepekaan. Penggunaan metode-metode ini disesuaikan dengan jenis training yang
diadakan dalam lembaga on-site atau di luar lembaga off-site. On site training dapat berbentuk on-the-job training. Pelaksanaannya
disesuaikan dengan kegiatan dan jadwal kerja yang ada. Pada off-site training, metode training yang dipakai dapat dipilih dan dipergunakan
secara leluasa, sebab dilakukan diluar lembaga yang kegiatan dan jadwalnya dapat diatur sendiri.
c. Metode pada babak akhir Metode pada babak akhir meliputi metode penyimpulan training dan
evaluasi. Penyimpulan training merupakan uraian singkat tentang seluruh kegiatan training, semua sesi dalam training yang sudah diolah
bersama, kemungkinan-kemungkinan follow-up, serta harapan-harapan terhadap peserta.
2.1.4 Tahapan Proses Pelatihan
Menurut Mangkuprawira dan Hubeis 2007, sebelum suatu pelatihan dapat terselenggara, kebutuhan pelatihan perlu dianalisis terlebih
dahulu. Hal demikian disebut sebagai langkah atau tahapan penilaian dari proses pelatihan.
Tahap Asesmen Tahap Pelatihan
Tahap Evaluasi
Umpan Balik
Gambar 1. Tahapan proses pelatihan Anthony et al dalam Mangkuprawira dan Hubeis, 2007
2.1.5 Unsur-Unsur Program Pelatihan
Menurut Hamalik 2007, program pelatihan meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
1. Peserta pelatihan Penetapan calon peserta pelatihan erat kaitannya dengan keberhasilan
proses pelatihan, yang pada gilirannya turut menentukan efektifitas pekerjaan. Karena itu, perlu dilakukan seleksi yang teliti untuk
memperoleh peserta yang baik. 2. Pelatih
Pelatih-pelatih memegang peran yang penting terhadap kelancaran dan keberhasilan program pelatihan. Itu sebabnya perlu dipilih pelatih yang
ahli, yang berkualifikasi profesional. 3. Lamanya pelatihan
Penilaian kebutuhan Organisasi
Penilaian kebutuhan Tugas
Penilaian kebutuhan Karyawan
Pengembangan tujuan pelatihan
Pengembangan Kriteria Evaliasi
Pelatihan Pengembangan
Kriteria Evaliasi Pelatihan
Mengukur Hasil Penelitian
Mengembangkan Hasilnya dengan
kriteria Pelatihan
Lamanya masa pelaksanaan pelatihan berdasarkan pertimbangan tentang:
a. Jumlah dan mutu kemampuan yang hendak dipelajari dalam pelatihan tersebut lebih banyak dan lebih tinggi bermutu,
kemampuan yang ingin diperoleh mengakibatkan lebih lama diperlukan latihan.
b. Kemampuan belajar para peserta dalam mengikuti kegiatan pelatihan. Kelompok peserta yang ternyata kurang mampu belajar
tentu memerlukan waktu latihan yang lebih lama. c. Media pengajaran, yang menjadi alat bantu bagi peserta dan
pelatih. Media pengajaran yang serasi dan canggih akan membantu kegiatan pelatihan dan dapat mengurangi lamanya pelatihan
tersebut. 4. Bahan latihan
Bahan latihan seyogyanya disiapkan secara tertulis agar mudah dipelajari oleh para peserta. Penulisan bahan dalam bentuk buku paket
materi pelatihan hendaknya memperhatikan faktor-faktor tujuan pelatihan, tingkatan peserta latihan, harapan lembaga penyelenggara
pelatihan, dan lamanya latihan. 5. Bentuk pelatihan
Bentuk-bentuk pelatihan yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan ketenagaan antara lain:
a. Belajar sambil bekerja Learning on the job b. Belajar melalui observasi
c. Tugas khusus d. Kuliah
e. Pemecahan masalah f. Latihan coaching
g. Penyuluhan h. Bacaan-bacaan khusus yang direncanakan
i. Kursus studi j. Konferensi dan seminar
k. Pengajaran dengan mesin l. Permainan bisnis
m. Kepanitiaan n. Team kedua
o. Dewan komisaris yunior p. Pertemuan-pertemuan khusus
q. Rotasi jabatan r. Pwenggunaan jabatan-jabatan strategik
s. Program pengembangan manajemen oleh perguruan tinggi t. Satuan-satuan tugas
u. Form system v. Disentralisasi struktur organisasi
w. Keanggotaan dalam asosiasi profesional x. Kegiatan-kegiatan kemasyarakatan
2.2. Pengertian Modal Insani