Pengertian Insektisida Jenis-Jenis Insektisida

31 3. Mengubur barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai, yang semuanya dapat menampung air hujan sebagai tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti DepKes dan Kesejahteraan Sosial RI, 2001.

2.5 Insektisida

2.5.1 Pengertian Insektisida

Insektisida berasal dan kata insect, yang berarti serangga sedangkan cide berarti membunuh. Dengan kata lain pengertian insektisida secara luas adalah semua bahan atau campuran bahan yang digunakan unruk membunuh, mengendalikan, mencegah, menolak atau mengurangi serangga Hadi, 2006. Insektisida berasal dari bahasa latin insectum yang mempunyai arti potongan, keratan, atau segmen tubuh, seperti kita lihat pada bagian tubuh serangga. Insektisida umumnya dapat menimbulkan efek terhadap sistem saraf Soemirat, 2009. Dalam PP No. 7 tahun 1973 tentang Pengawasan atas peredaran, Penyimpanan dan Penggunaan Insektisida, insektisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik, serta virus yang dipergunakan untuk memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Insektisida kesehatan masyarakat adalah insektisida yang digunakan untuk pengendalian vektor penyakit dan hama pemukiman seperti nyamuk, serangga pengganggu lain lalat, kecoaklipas, tikus, dan lain-lain yang dilakukan di daerah pemukiman endemis, pelabuhan, bandara dan tempat-tempat umum lainnya Kementerian Kesehatan RI, 2012.

2.5.2 Jenis-Jenis Insektisida

Universitas Sumatera Utara 32 Ada bermacam-macam golongan insektisida yang berasal dari bahan sintetik yaitu golongan Organofosfat, Organoklorin. Karbamat dan Piretroid.

2.5.2.1 Organofosfat

Organofosfat OP adalah insektisida yang paling toksik diantara jenis pestisida lainnya dan sering menyebabkan keracunan pada manusia. Termakan hanya dalam jumlah sedikit saja dapat menyebabkan kematian, tetapi diperlukan lebih dari beberapa mg untuk dapat menyebabkan kematian pada orang dewasa. Organofosfat menghambat aksi pseudokholinesterase dalam plasma dan kholinesterase dalam sel darah merah Darmono, 2003. Organofosfat merupakan insektisida yang mengandung fosfat dalam susunan kimianya Magaliona, 1980. Awal penemuan insektisida ini terjadi pada masa perang dunia II dalam rangka penelitian “gas saraf ” untuk kepentingan perang. Menurut Diana 2009 Organofosfat merupakan racun yang tidak selektif, insektisida paling toksik diantara jenis pestisida lainnya, degradasinya berlangsung lebih cepat, atau kurang bertahan lama di lingkungan, menimbulkan resisten terhadap berbagai serangga, memusnahkan populasi predator dan serangga parasit, lebih toksik terhadap manusia daripada organoklorin. Contoh golongan Organofosfat adalah Fenitrothion, Temefos, Pirimiphos methyl, Malathion dan lain-lain. Fenitrothion adalah kontak insektisida spektrum yang luas yang efektif untuk pengendalian tembakau kunyah dan hama belalang-kutu daun, ulat daun, dan gerbong. Hal ini juga digunakan untuk melawan serangga domestik dan nyamuk. Temefos adalah larvasida yang banyak digunakan untuk membunuh larva Universitas Sumatera Utara 33 nyamuk. Pirimiphos methyl dikenal dengan nama dagang Actellic. Pirimiphos methyl adalah salah satu dari beberapa senyawa yang digunakan untuk pengendalian vektor Triatoma . Serangga ini terlibat dalam penularan penyakit Chagas di Amerika . Malathion dikenalkan pada 1950 dan dengan cepat dipergunakan dalam bidang pertanian untuk membunuh serangga hama pada sayuran, buah-buahan dan juga sering digunakan untuk keperluan perlindungan dari gangguan serangga di rumah-rumah. Sekitar 1981 malathion digunakan secara besar-besaran untuk mengendalikan lalat buah di California. Malathion dicampur dengan suatu protein dari molasses dan yeast, kemudian disemprotkan dengan menggunakan helikopter pada daerah yang terserang lalat buah. Ternyata malathion cukup efektif membunuh lalat buah Sudarmo, 2007. Malathion termasuk golongan organofosfat yang banyak digunakan dalam program pengendalian serangga. Ciri khas malathion adalah mempunyai kemampuan melumpuhkan serangga dengan cepat toksisitasnya terhadap mamalia relatif rendah dan terhadap vertebrata kurang stabil, korosif, berbau, dan memiliki rantai karbon yang pendek. Juga bekerja sebagai racun perut, sebagai racun kontak contact poison daa racun inhalasi. Insektisida organofosfat merupakan racun saraf yang bekerja deagaa cara menghambat kolinestrase ChE yang mengakibatkan serangga sasaran mengalami kelumpuhan dan akhirnya mati Djojosumarto, 2008. Malathion adalah bahan teknis pestisida yang dapat diemulsikan untuk mengendalikan nyamuk Aedes aegypti, nyamuk culex quin quefasciatus dan Universitas Sumatera Utara 34 nyamuk anopheles sp di dalam dan di luar ruangan. Malathion termasuk golongan organofosfat parasimpatomimetik, yang berarti berikatan ireversibel dengan enzim kolinesterase pada sistem saraf seraagga. Akibatnya otot tubuh serangga mengalami kejang, kemudiaa lumpuh, dan akibatnya mati. Malathion digunakan dengan cara pengasapan Kasumbogo, 2004.

2.5.2.2 Organoklorin

Organoklorin merupakan racun yang universal, degradasinya berlangsung sangat lambat, larut dalam lemak. Tergolong insektisida dengan toksisitas relatif rendah tetapi mampu bertahan lama dalam lingkungan, berakumulasi pada jaringan lemak, sangat stabil di air, tanah, dalam jaringan tanaman dan hewan. Menurut Costa 2008 yang dikutip oleh Acmadi 2014 mengatakan bahwa Organoklorin masuk ke dalam tubuh melalui udara pernapasan inhalasi, saluran pencernaan, dan absorpsi melalui kulit. Bila digunakan dalam bentuk serbuk, absorpsi malalui kulit tidak terlalu berbahaya, namun ketika digunakan sebagai larutan dalam minyak atau pelarut organik, toksisitasnya meningkat. Metabolisnya di dalam sel melibatkan berbagai mekanisme, seperti oksidasi dan hidrolisis. Senyawa ini mempunyai kemampuan untuk menembus membran sel yang cukup kuat, dan tersimpan di dalam jaringan lemak tubuh. Karena sifat lipotropiknya, senyawa ini tersimpan di dalam sel-sel yang banyak mengandung lemak, seperti pada susunan saraf pusat, hati, ginjal, dan otot jantung. Di dalam organ-organ ini, senyawa organoklorin merusak fungsi dari system enzim dan menghambat aktivitas biokimia sel. Universitas Sumatera Utara 35 Insektisida ini masih digunakan pada negara sedang berkembang terutama negara pada daerah ekuator karena murah, efektif dan persisten. Contoh golongan Organoklorin adalah diklorodifeniletan DDT, DDD, portan, metoksiklor, metioklor, siklodin aldrin, dieldrin, heptaklor, chlordane, dan endosufan, dan sikloheksan benzene terklorinasi HCB dan HCH. Semua organoklorin merupakan racun saraf Soemirat, 2009.

2.5.2.3 Karbamat

Insektisida dari golongan karbamat adalah racun saraf yang bekerja dengan cara menghambat kolinesterase ChE. Jika pada organofosfat hambatan tersebut bersifat irreversible tidak bisa dipulihkan, pada karbamat hambatan tersebut bersifat reversible bisa dipulihkan. Insektisida dari kelompok karbamat relatif mudah terurai di lingkungan tidak persisten dan tidak terakumulasi oleh jaringan lemak Djojosumarto, 2008. Insektisida ini biasanva daya toksisitasnya rendah terhadap mamalia dibandingkan dengan organofosfat, tetapi sangat efektif untuk membunuh serangga. Pengaruh karbamat terhadap enzim tidak berlangsung lama karena prosesnya berlangsumg secara cepat, gejala keracuman karbamat umumnya berlangsung dalam waktu singkat dan dapat segera normal kembali. Insektisida ini dapat bertahan di dalam tubuh antara 1-24 jam dan diekskresikan secara cepat dari dalam tubuh. Pada serangga, target keracunan oleh karbamat adalah pada ganglion system saraf pusat. Sejauh ini belum terdapat laporan mengenai adanya insektisida karbamat yang bersifat karsinogenik Tarumingkeng, 1992. Contoh golongan karbamat adalah Propoxur, Bendiocarb dan Carbosulfan. Universitas Sumatera Utara 36

2.5.2.4 Piretroid

Insektisida dari kelompok piretroid merupakan insektisida sintetik yang merupakan tiruan atau analog dari piretrum. Efikasi biologis piretroid bervariasi, tergantung pada bahan aktif masing-masing. Kebanyakan piretroid yang mermliki efek sebagai racun kontak yang sangat kuat. Insektisida piretroid merupakan racun yang mempengaruhi saraf serangga racun saraf dengan berbagai macam cara kerja pada susunan saraf sentral Djojosumarto, 2008. Piretroid adalah racun saraf yang bekerja dengan cepat dan menimbulkan paralisis yang bersifat sementara. Efek piretroid sama dengan DDT tetapi piretroid memiliki efek tidak persisten. Generasi pertama piretroid adalah alletrin bersifat stabil dan persisten yang cukup efektif untuk membunuh lalat rumah dan nyamuk. Contoh golongan Piretroid adalah Deltamethrin, Lambda-cyhalothrin, Sipermethrin dan lain-lain. Deltamethrin adalah insektisida yang mampu membunuh, telur kutu, larva dan kutu dewasa. Deltametrin ini adalah racun saraf yang menghalangi kerja sodium pada saraf sehingga akan mencegah impuls saraf. Lambda-cyhalotrin adalah racun kontak dan racun perut yang banyak dipergunakan untuk pengendalian serangga. Insektisida golongan tergolong racun dengan toksisitas rendah bila terpapar melalui kulit, tetapi sangat beracun bila terhirup. Insektisida golongan Lambda-cyhalotrin, dilarutkan di dalam bahan pelarut bersama-sama dengan formulasi lainnya, menjadi formulasi murni, stabi, homogeny, bebas dari endapan dan sebelum diaplikasikan berbentuk emulsi Rozendall, 1997. Universitas Sumatera Utara 37 Sipermethrin ditemukan pada tahun 1975. Insektisida non-sistemik ini bekerja sebagai racun kontak dan racun perut. Efektif terutama untuk mengendalikan Lepidoptera, Coleoptera, Diptera, Hemiptera, dan kelas-kelas lainnya. Sipermethrin digunakan di bidang pertanian, rumah tangga, kesehatan masyarakat, dan keschatan hewan Djojosumarto, 2008. Sipermethrin merupakan racun kontak dan racun perut yang penggunaannya selain untuk pengendalian serangga juga untuk lahan pertanian. Penggunaan sipermethrin sangat populer karena efektifitasnya dan murah harganya. Di Indonesia sipermethrin digunakan untuk pengendalian serangga atau hama pemukiman seperti pengendalian nyamuk, lalat dan kecoa Magallona, 1980. Struktur kimia sipermethrin menyerupai pyrethrum racun pembasmi serangga alami yang terdapat pada bunga krisan, dengan daya racun yang tinggi secara biologi dan lebih stabil dibanding racun alami lainnya. Cypermetrin berwujud cairan kental, berbau menyengat, relatif tidak menguap, stabil terhadap panas, dan larut dalam pelarut non polar aceton, alkohol, xylene, dan khloroform, serta mempunyai kelarutan yang rendah dalam air 0,009 ppm Haryati, 2006. Sipermethrin juga digunakan pada pencelupan kelambu berinsektisida untuk mencegah malaria. Insektisida yang terdaftar dengan bahan aktif sipermethrin antara lain cynoff, seruni, ciplus , cytrin, hit, baygon dan mortein Deptan, 2008.

2.6 Cara Masuk Insektisida ke Dalam Tubuh Serangga