44 yang dihasilkan. Jadi harus dilakukan penyetelan flow rate sebelum penyemprotan
berlangsung. 3. Konsentrasi Insektisida
Konsentrasi insektisida yang digunakan harus mengacu pada label, karena bila dosis yang digunakan tidak tepat akan menimbulkan kerugian, tidak hanya dari
segi biaya dan efikasi pengendalian tetapi juga berpengaruh terhadap keamanan manusia itu sendiri serta lingkungan Magallona, 1980.
4. Arah dan Kecepatan Angin Dalam melakukan aplikasi arah angin harus diperhatikan. Kecepatan angin
akan berpengaruh terhadap aplikasi di luar ruangan. Untuk aplikasi di luar ruangan insektisida space spray berkisar 1-4 mdetik atau sekitar 3,6 - 15 Kmjam. Angin
diperlukan untuk membawa droplet masuk ke celah-celah bangunan, namun jika angin terlalu kencang maka droplet akan cepat hilang terbawa angin.
Penyemprotan harus berjalan mundur melawan arah angin, sehingga droplet tidak mengenai penyemprot.
5. Suhu Suhu adalah keadaan udara yang akan mempengarahi penyemprotan.
Penyemprotan di luar ruangan pada waktu tengah hari atau pada saat suhu tinggi akan sia-sia karena droplet akan menyebar keatas, bukan kesamping sehingga
penyemprotan tidak maksimal. Oleh sebab itu penyemprotan sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari.
2.8.1 Jenis-jenis Penyemprotan Insektisida
Universitas Sumatera Utara
45 Penyemprotan dapat dibagi menjadi dua yaitu Thermal fog pengasapan
dan cold fog pengkabutan.
2.8.1.1 Thermal fogFogging
Dalam teknik aplikasi, fogging disebut thermal aerosolthermal fogging atau thermal fog atau aerosol panas, sedangkan alatnya disebut thermal aerosol
generator, fogger, thermal fogging machine, atau hot fogging machine.
Karakteristik utama dari aplikasi dengan metode fogging adalah ukuran butiran semprot yang dihasilkannya sangat halus. Spektrum butiran pada fogging mulai
dari 1 hingga 150 mikron. Oleh karena halusnya, butiran semprot membentuk semacam kabut asap fog yang bisa melayang lama di udara serta sanggup
menyusup ke seluruh ruangan atau bidang sasaran dengan baik, bahkan ke dalam lubang serta retakan tanah Djojosumarto, 2008.
Pengasapan fogging yaitu suatu teknik yang digunakan untuk mengendalikan DBD dengan menggunakan insektisida tertentu yang berguna
untuk mengurangi penularan sampai batas waktu tertentu Depkes RI, 2007. Upaya untuk menekan laju penularan penyakit DBD, salah satu- nya ditujukan
untuk mengurangi kepadatan vektor DBD secara kimiawi yang dikenal dengan istilah pengasapan {fogging. Selama ini masyarakat begitu mengandalkan fogging
untuk menekan laju penularan penyakit DBD. Karena itu, ada beberapa hal penting yang perlu kita ketahui mengenai fogging, antara lain sebagai berikut :
1. Bahwa fogging efektif untuk membasmi vektor atau nyamuk Aedes dewasa saja. Karena itu, upaya fogging saja tidaklah terlalu efektif untuk menekan laju
Universitas Sumatera Utara
46 penularan penyakit DBD di masyarakat meski tidak berarti upaya melakukan
fogging sia-sia.
2. Efek fogging hanya efektif bertahan selama dua hari. 3. Jenis insektisida yang dipergunakan mesti diganti secara periodik untuk
menghindari kekebalan resistensi nyamuk Aedes aegypti Ginanjar, 2008. Pengendahan kimiawi secara massal pada suatu area pemukiman biasanya
dilakukan dengan menggunakan alat semprot bertekanan, misalnya pada pengasapan fogging. Fogging biasanya dilakukan bila di suatu daerah ditemukan
kasus penyakit yang mematikan seperti demam berdarah dengue. Hal ini dilakukan untuk membunuh nyamuk dewasa yang diduga terinfeksi virus dengue dan
memutuskan mata rantai penularan penyakit agar penyebaran tidak meluas. Fogging
yang efektif biasanya dilakukan pada saat pagi maupun sore hari, saat angin tidak begitu kencang dan aktifrtas nyamuk menggigit sedang memuncak
Hadi, 2006. Insektisida yang digunakan pada thermal fogging berbentuk cair dan
biasanya dilarutkan dalam minyak, seperti solar atau minyak tanah. Formulasi larutan atau dosis aplikasi insektisida disesuaikan dengan ketentuan yang telah
ditetapkan oleh produk penghasil insektisida tersebut. Penggunaan Malathion dan Sipermethrin sebagai bahan aktif pengendali vektor diaplikasikan dengan metode
pengasapan thermal fog.
2.8.1.2 Cold fog Ultra Low Volume = ULV
Universitas Sumatera Utara
47 Penggunaan cold fog mirip dengan thermal fog, tetapi pelarut yang
digunakan adalah air dan tidak menghasilkan kabut yang banyak seperti thermal fogging. Droplet
yang dihasilkan pada aplikasi ini tidak melibatkan panas, namun menggunakan energi mekanik. Kelebihan cold fog adalah pengencer yang
sedangkan kekurangan nya adalah konsentrasi larutan semprotnya lebih tinggi
sehingga perlu penanganan yang lebih hati-hati Yamin, 2007. 2.9
Kerangka Konsep
Adapun alur kerangka konsep dari pemikiran penelitian ini adalah :
Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian Jenis Insektisida
1. Malathion 0,8
Suhu dan Kelembaban
Status Resistensi Nyamuk
Uji Susceptibility
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang