Defenisi DBD Epidemiologi DBD

14 konvensional, yang salah satunya adalah gen voltage gated sodium channel VGSC. Gen VGSC merupakan mekanisme resistensi serangga terhadap insektisida DDT dan golongan piretroid yang ditunjukkan dengan adanya titik mutasi. Mutasi gen VGSC pada nyamuk Aedes Aegypti terjadi pada sembilan lokus yang berbeda Brengues, et al., 2003.

2.2 Demam Berdarah Dengue DBD

2.2.1 Defenisi DBD

Penyakit demam berdarah dengue DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan di tularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti . Penyakit ini dapat menyerang semua orang serta dapat mengakibatkan kematian terutama pada anak – anak dan sering menimbulkan wabah. Jika nyamuk Aedes aegypti menggigit penderita demam berdarah maka virus dengue akan masuk kedalam tubuh bersama darah yang diisapnya kemudian virus dengue berkembang biak dan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk dan sebagian besar berada di kelenjar liur, selanjutnya apabila nyamuk menggigit orang lain maka air liur bersama virus dengue akan dilepas terlebih dahulu agar darah yang akan di hisap tidak membeku dan pada saat yang bersamaan virus dengue ditularkan ke orang lain tersebut Soegijanto, 2006. Demam berdarah merupakan penyakit febril berkaitan dengan demam akut yang di temukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria. Nyamuk yang dapat menularkan penyakit demam berdarah dengue adalah nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Virus demam berdarah dengue terdiri dari 4 serotipe yaitu virus DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan Universitas Sumatera Utara 15 DEN-4 dari genus Flavivirus. Penyakit ini merupakan penyakit yang timbul di negara-negara tropis, termasuk di Indonesia Depkes RI, 2010 ; Dantje, 2009.

2.2.2 Epidemiologi DBD

Wabah dengue pertama kali ditemukan di dunia tahun 1635 di Kepulauan Karibia dan selama abad 18, 19 dan awal abad 20, wabah penyakit yang menyerupai dengue telah digambarkan secara global di daerah tropis dan beriklim sedang. Vektor penyakit ini berpindah dan memindahkan penyakit dan virus dengue melalui transportasi laut. Seorang pakar bernama Rush telah menulis tentang dengue berkaitan dengan break bone fever yang terjadi di Philadelphia tahun 1780. Kebanyakan wabah ini secara klinis adalah demam dengue walaupun ada beberapa kasus berbentuk haemorrhargia. Penyakit DBD di Asia Tenggara ditemukan pertama kali di Manila tahun 1954 dan Bangkok tahun 1958 Soegijanto, 2006. Di Indonesia Demam Berdarah pertama kali ditemukan di kota Surabaya pada tahun 1968, dimana sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24 orang diantaranya meninggal dunia Angka Kematian AK : 41,3 . Dan sejak saat itu, penyakit ini menyebar luas ke seluruh Indonesia. Demam Berdarah Dengue banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya. Sementara itu, terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health Organization WHO mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara Depkes RI 2014.

2.2.3 Mekanisme Penularan DBD