Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

untuk belajar atau memperoleh informasi; 6 fungsi imajinatif yaitu untuk meme-nuhi rasa estetis. Sedangkan menurut Doyin dan Wagiran 2009:5 Bahasa Indonesia yang mempunyai kedudukan sebagai bahasa resmi negara mempunyai fungsi sebagai: 1 lambang kebanggaan kebangsaan, Bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai luhur yang mendasari perilaku bangsa Indonesia, 2 lambang identitas nasional, bahasa Indonesia kita harapkan mampu mewakili jati diri bangsa Indonesia, 3 alat penghubung antarwarga, antardaerah, dan antar budaya, atau lebih sering kita menyebutnya sebagai bahasa nasional, 4 alat pemersatu di tengah-tengah perbedaan suku, ras, dan agama, yang ada di Indonesia. Oleh karena fungsi penting bahasa yang tidak dapat manusia pungkiri, baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara, maka penguasaan dalam keterampilan berbahasa secara baik dan benar menjadi tuntutan dalam kehidupan manusia.

2.1.7 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia bersumber pada hakikat pembelajaran bahasa, yaitu belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi dan belajar sastra adalah belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia mengupayakan peningkatan kemampuan siswa untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis serta menghargai karya cipta bangsa Indonesia Abbas, 2006: 17. Mengingat mata pelajaran bahasa Indonesia diberikan di semua jenjang pendidikan formal, maka diperlukan standar kompetensi bahasa Indonesia yang memadai dan efektif sebagai alat berkomunikasi, berinteraksi sosial, media pe- ngembangan ilmu dan alat pemersatu bangsa. Sekolah dapat mengembangkan standar kompetensi sendiri sesuai dengan kebutuhan. Depdiknas 2003 menyebutkan bahwa ruang lingkup standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia SD dan MI terdiri dari beberapa aspek yaitu: 1 mendengarkan: seperti mendengarkan berita, petunjuk, pengumuman, perin-tah, bunyi bahasa, lagu, kaset, pesan, penjelasan, laporan, ceramah, khotbah, pidato, pembicara narasumber, dialog atau percakapan, pengumuman serta perintah yang didengar dengan memberikan respon secara tepat serta mengapresiasi dan berekspresi melalui kegiatan mendengarkan hasil sastra. 2 berbicara: seperti mengungkapkan gagasan dan perasaan, menyampaikan sambutan, dialog, pesan, pengalaman, suatu proses, menceritakan diri sendiri, teman, keluarga, masyarakat, benda, tanaman, binatang, pengalaman, gambar tunggal, gambar seri, kegiatan sehari-hari, peristiwa, tokoh kesukaanketidak- sukaan, kegemaran, peraturan, tata tertib, petunjuk dan laporan serta meng- apresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan melisankan hasil sastra. 3 membaca: seperti membaca huruf, suku kata, kata, kalimat, paragraf, berbagai teks bacaan, denah, petunjuk, tata tertib, pengumuman, kamus, ensiklopedia serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan membaca hasil sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan drama anak. Kompetensi membaca diarahkan dapat menumbuhkan budaya membaca. 4 menulis: seperti menulis karangan naratif dan non naratif dengan tulisan rapih dan jelas dengan memperlihatkan tujuan dan ragam pembaca, pemakaian ejaan dan tanda baca, dan kosakata yang tepat dengan menggunakan kalimat tunggal dan kalimat majemuk serta mengapresiasi dan berekspresi sastra me-lalui kegiatan menulis hasil sastra berupa cerita dan puisi. Kompetensi menulis juga diarahkan menumbuhkan kebiasaan menulis. Pada era globalisasi ini, sebagai guru yang profesional dituntut adanya pe- rubahan dalam pembelajaran yang dilaksanakan. Guru berharap setiap materi pel- ajaran yang diajarkan dapat dicerna dan dipahami oleh siswa. Menurut Arends dalam Abbas, 2006: 1 agar dapat mewujudkan hal tersebut maka diperlukan adanya guru yang efektif yang memiliki atribut seperti: a memiliki kualitas personal yang baik; b berpengetahuan luas; c memiliki pengetahuan dan keterampilan mengajar; dan d mampu melaksanakan refleksi dan pemecahan masalah.

2.1.8 Keterampilan Berbahasa

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MELALUI STRATEGI KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED (KWL) PADA Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif Melalui Strategi Know-Want To Know-Learned (KWL) Pada Siswa Kelas III MI Muhammadiyah Ngasem Tahun Pelajaran 2013/20

1 3 16

PENDAHULUAN Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif Melalui Strategi Know-Want To Know-Learned (KWL) Pada Siswa Kelas III MI Muhammadiyah Ngasem Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 3 6

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MELALUI STRATEGI KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED (KWL) PADA Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif Melalui Strategi Know-Want To Know-Learned (KWL) Pada Siswa Kelas III MI Muhammadiyah Ngasem Tahun Pelajaran 2013/20

0 0 13

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI KOPERASI PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI METODE MEMBACA KWL (KNOW, Peningkatan Pemahaman Materi Koperasi Pada Mata Pelajaran Ips Melalui Metode Membaca Kwl (Know, Want, Learned) Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri 01 Sambirejo Keca

0 0 15

PENERAPAN STRATEGI KWL (KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF SISWA BERKESULITAN BELAJAR KELAS III SDN MANAHAN SURAKARTA.

0 0 7

PENERAPAN STRATEGI KWL (KNOW - WANT TO KNOW - LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas V SD Negeri Badran No. 123 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016).

0 1 21

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED (KWL) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KERTOSARI TEMANGGUNG.

4 21 194

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MENGGUNAKAN METODE KNOW-WANT TO KNOW- LEARNED DI KELAS VA

0 0 10

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MELALUI STRATEGI KWL ( KNOW WANT TO KNOW LEARNED ) PADA PESERTA DIDIK KELAS III SDN 07 PASAR SALIDO KABUPATEN PESISIR SELATAN

0 0 46

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KNOW WANT TO KNOW LEARNED (KWL) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 KALIREJO TAHUN AJARAN 2017/2018 - UNS Institutional Repository

0 0 18