3 Materi pembelajaran, merupakan komponen dalam proses pembelajaran karena
materi pembelajaran akan memberi warna dan bentuk kegiatan pembelajaran. 4
Startegi pembelajaran, merupakan pola umum untuk mewujudkan proses pembelajaran yang diyakini efektivitasnya untuk mencapai tujuan pembelajaran.
5 Media pembelajaran, adalah alat atau wahana yang digunakan guru dalam
proses pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan pembelajaran. Media pembelajaran berfungsi meningkatakan peranan strategi pembelajaran.
6 Penunjang, dalam sistem pembelajaran adalah fasilitas belajar, sumber belajar,
alat pelajaran, bahan pelajaran, dan semacamnya. Penunjang berfungsi untuk memperlancar dan mempermudah terjadinya proses pembelajaran.
2.1.4 Kualitas Pembelajaran
Depdiknas 2005: 603 menyebutkan bahwa definisi kualitas adalah kadar, derajat, taraf atau tingkat baik buruknya sesuatu. Sedangkan pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasa 1 ayat 20. Jadi
dari pengertian kualitas dan pembelajaran dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran adalah taraf baik buruknya proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Untuk memperoleh pembelajaran berkualitas dan menghasilkan prestasi
belajar berkualitas pula, maka perlu diperhatikan unsur-unsur secara langsung ber-
kaitan dengan berlangsungnya proses pembelajaran tersebut, yang penting adalah guru, siswa, kurikulum dan sarana, serta faktor lain yang sifatnya kontekstual. Dari
penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa untuk memperoleh pembelajaran berkualitas guna meningkatkan prestasi belajar, guru dan siswa merupakan faktor
yang memegang peranan penting. Secara operasional kualitas pembelajaran dapat diartikan sebagai intensitas
keterkaitan sistemik dan sinergis guru, peserta didik, kurikulum, bahan belajar, media, fasilitas, sistem pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar
yang optimal sesuai tuntutan kurikuler Depdiknas, 2004: 7. Dari uraian di atas dapat peneliti pahami bahwa kualitas pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dan pendidik dalam lingkungan belajar dimana guru, peserta didik, kurikulum, bahan belajar, media, fasilitas dan sistem pembelajaran
merupakan faktor utama untuk menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal atau berkualitas.
Indikator kualitas pembelajaran menurut Depdiknas 2004:7 antara lain dari perilaku pembelajaran guru teacher educator’s behavior, perilaku dan dampak
belajar peserta didik student teacher’s behavior, iklim pembelajaran learning climate, materi pembelajaran, media pembelajaran dan sistem pembelajaran.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa indikator kualitas pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas siswa, keterampilan guru, hasil belajar siswa, iklim
pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran. Namun dalam PTK ini, peneliti hanya akan mengaji tiga indikator yang dapat menunjukkan kualitas
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan strategi KWL, yaitu indikator keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa.
2.1.4.1 Keterampilan Guru dalam Pembelajaran
Dalam pembelajaran membaca melalui strategi KWL guru dituntut memiliki keterampilan yang kompleks, seperti bertanya, membimbing diskusi, melakukan va-
riasi dll. Rusman 2011:80 mejelaskan beberapa keterampilan mengajar yang harus dimiliki seorang guru adalah 1 keterampilan membuka pelajaran, 2 keterampilan
bertanya, 3 keterampilan memberi penguatan, 4 keterampilan mengadakan variasi, 5 keterampilan menjelaskan, 6 keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil,
7 keterampilan mengelola kelas, 8 keterampilan mengajar perseorangan, 9 keterampilan menutup pelajaran.
1 Keterampilan Membuka Pelajaran
Membuka pelajaran adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat
pada apa yang akan dipelajarinya, sehingga menciptakan efek yang positif. 2
Keterampilan Bertanya Keterampilan bertanya adalah keterampilan yang digunakan untuk menda-
patkan jawabanbalikan dari orang lain. Dalam kegiatan pembelajaran melalui strategi KWL ini, bertanya mempunyai peranan yang sangat penting, hal ini karena guru
harus membimbing siswa menentukan dan merumuskan apa yang telah diketahui siswa dan apa yang ingin diketahui siswa.
3 Keterampilan Memberi Penguatan
Menurut Rusman 2011:81 pemberian penguatan lebih efektif bila dibandingkan dengan hukumam. Reinforcement berarti juga respon terhadap suatu
tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
4 Keterampilan Mengadakan Variasi
Siswa merupakan individu yang memiliki karakteristik belajar yang berbeda- beda. Ada beberapa siswa yang memiliki gaya belajar auditif, ada juga yang visual,
dan kinestik. Rusman, 2011: 85 mengatakan, “Biarlah pembelajaran dilakukan secara klasikal, tapi sentuhan harus individual”. Karena itulah guru harus memiliki
kemampuan mengadakan variasi dalam pembelajaran. 5
Keterampilan Menjelaskan Menjelaskan adalah menuturkan secara lisan mengenai suatu bahan pela-
jaran, secara sistematis dan terencana sehingga siswa mudah memahami pelajaran yang disampaikan Murni, dkk, 2010: 78. Selain memperhatikan kedua hal tersebut,
dalam kegiatan menjelaskan, guru juga harus memiliki pilihan kata yang tepat, yang sesuai dengan kosakata yang dimiliki oleh peserta didik. Hal ini bertujuan agar
peserta didik dapat memahami penjelasan guru. 6
Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Seorang guru juga dituntut mampu membimbing kerja kelompok serta diskusi didalam kelas. Komponen yang yang perlu dikuasi guru dalam membimbing diskusi
kelompok menurut Rusman 2011:89 yaitu: 1
Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi; 2
Memperjelas masalah untuk menghindari kesalahpahaman; 3
Memberikan kesempatan untuk berpartisipasi; 4
Menutup diskusi, yaitu membuat rangkuman hasil diskusi; 5
Membimbing siswa agar tidak mendominasimemonopoli pembicaraan dalam diskusi.
7 Keterampilan Mengelola Kelas
Rusman 2011:90 mengemukakan bahwa pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal
dan mengembalikannnya bila terjadi gangguan dalam proses pembelajaran. 8
Keterampilan Pembelajaran Perseorang Pembelajaran individual juga merupakan aspek penting yang tidak boleh
dilupakan. Untuk membantu siswa yang kurang paham, guru dapat melakukan variasi, bimbingan, dan penggunaan media pembelajaran dalam rangka memberikan
sentuhan kebutuhan individual. 9
Keterampilan Menutup Pelajaran Komponen dalam menutup pelajaran adalah sebagai berikut: a Meninjau
kembali penguasaan materi pokok dengan merangkum atau menyimpulkan hasil belajar; b Melakukan evaluasi antara lain dengan cara mendemonstrasikan
keterampilan, mengaplikasikan ide baru pada situasi lain, mengeksplorasi pendapat siswa sendiri, dan memberikan soal-soal tertulis.
Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan dasar mengajar harus dikuasai oleh guru dengan baik agar tercipta suatu kondisi
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran yaitu keterampilan bertanya, keterampilan
memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan mengelola kelas, kete-
rampilan memimpin diskusi kelompok kecil, dan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Adapun indikator keterampilan mengajar guru dengan stretegi KWL pada penelitian ini adalah: 1 mengkondisikan kelas; 2 mempersiapkan media dan sumber
belajar; 3 melakukan apersepsi; 4 memberi motivasi dan penghargaan; 5 menyampaikan tujuan pembelajaran; 6 mengajukan pertanyaan yang dapat
membangkitkan pengetahuan siswa; 7 memberikan beberapa contoh informasi; 8 menuntun siswa memikirkan tujuan khusus membaca; 9 memancing pertanyaan
siswa; 10 membimbing individu dalam diskusi; 11 membantu memenuhi rasa ingin tahu siswa; 12 memberikan simpulan; 13 melakukan refleksi; 14 memberikan
evaluasi. 2.1.4.2
Aktivitas Siswa Aktivitas belajar siswa memiliki banyak kegiatan yang bermacam-macam.
Dierich dalam Hamalik, 2008: 172, membagi kegiatan belajar dalam delapan kelompok yaitu sebagai berikut:
1 Kegiatan-kegiatan visual, meliputi: kegiatan membaca, melihat gambar-gambar,
mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain;
2 Kegiatan-kegiatan lisan oral meliputi: kegiatan mengemukakan suatu fakta atau
prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi;
3 Kegiatan-kegiatan mendengarkan, meliputi: kegiatan mendengarkan penyajian
bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio;
4 Kegiatan-kegiatan menulis, meliputi: kegiatan menulis cerita, menulis laporan,
memeriksa karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket; 5
Kegiatan-kegiatan menggambar, meliputi: kegiatan menggambar, membuat grafik, carta, diagram peta, dan pola;
6 Kegiatan-kegiatan metrik, meliputi: kegiatan melakukan percobaan, memilih alat-
alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun;
7 Kegiatan-kegiatan mental, meliputi: kegiatan merenungkan, mengingat, meme-
cahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan;
8 Kegiatan-kegiatan emosional, meliputi: minat, membedakan, berani, tenang, dan
lain-lain.
Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman melalui strategi KWL meliputi:
1 Kegiatan visual, meliputi: membaca dan menulis;
2 Kegiatan lisan, meliputi: mengemukakan pendapat, diskusi;
3 Kegiatan mendengarkan meliputi: menyimak pertanyaan atau diskusi kelompok;
4 Kegiatan menulis, meliputi: menulis pertanyaan, menulis jawaban, menulis
informasi yang telah dimiliki, dan menulis simpulan; 5
kegiatan mental, meliputi: kegiatan merenungkan, mengingat, memecahkan masalah berkaitan dengan isi teks;
6 Kegiatan emosional, meliputi: minat, berani, tenang.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa adalah seluruh kegiatan siswa, baik berupa aktivitas jasmani atau aktivitas jiwa yang
dapat membawa perubahan perilaku siswa sebagai hasil belajar. Indikator aktivitas siswa dalam penelitian menggunakan strategi KWL ini adalah: 1 memperhatikan
penjelasan dari guru; 2 menjawab pertanyaan guru; 3 menyampaikan pengetahuan dan pengalaman yang telah siswa miliki; 4 mengungkapkan tujuan khusus dari
membaca; 5 membaca teks dengan seksama; 6 mengungkapkan informasi yang telah didapatkan; 7 menyimpulkan pembelajaran; 8 mengerjakan soal evaluasi.
2.1.4.3 Iklim Pembelajaran
Bloom 2010 mendefinisikan iklim sebagai kondisi, pengaruh, dan rang- sangan dari luar yang meliputi pengaruh fisik, sosial, dan intelektual yang mem-
pengaruhi siswa. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari seberapa besar suasana
belajar yang mendukung terciptanya kegiatan pembelajaran yang menarik, menan- tang, menyenangkan, dan bermakna bagi siswa.
Dalam Depdiknas 2004 iklim pembelajaran mencakup tiga hal, yaitu: 1
suasana kelas yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya ke- giatan pembelajaran yang menarik, menantang, menyenangkan, dan
bermakna bagi pembentukan profesionalitas kependidikan. 2
perwujudan nilai dan semangat ketauladanan, prakarsa, dan kre- aktivitas guru.
3 suasana kelas yang kondusif dan mendukung perkembangan siswa.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dismpulkan bahwa iklim pembelajaran merupakan suasana kondusif yang mempengaruhi perkembangan siswa dalam
kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang berkualitas dapat dilihat dari iklim pembelajaran yang muncul saat kegiatan belajar mengajar berlangsunng.
2.1.4.4 Kualitas Media Pembelajaran
Depdiknas 2009 mengartikan media sebagai suatu alat atau sejenisnya yang digunakan sebagai pembawa pesan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Pesan yang
dimaksud adalah materi pelajaran. Keberadaan media dimaksudkan agar pesan lebih mudah dipahami dan dimengerti siswa.
Media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional di lingkungan siswa, yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Sedangkan media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan intruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran
Hamdani, 2011: 243.
Dari beberapa penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan bagian dari sumber belajar yang digunakan sebagai alat
bantu mengajar sehingga dapat merangsang dan menimbulkan minat siswa dalam belajar. Media pembelajaran yang baik akan menentukan hasil belajar siswa serta
berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh karena itu, guru harus pandai dalam memilih dan menentukan media yang digunakan.
2.1.4.5 Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran merupakan salah satu komponen dalam sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu siswa mencapai
standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sudrajat 2008 mengatakan bahwa dalam memilih materi pembelajaran harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
1 prinsip relevansi, artinya materi pembelajaran hendaknya relevan, memiliki
keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. 2
prinsip konsistensi, artinya adanya keajegan antara bahan ajar dengan kom- petensi dasar yang harus dikuasai siswa.
3 prinsip kecukupan, artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai
dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi yang diajarkan tidak boleh terlalu sedikit atau banyak. Depdiknas
2004 menyebutkan bahwa materi pembelajaran yang berkualitas dilihat dari: 1
kesesuaian dengan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang dikuasai siswa. 2
seimbang antara keluasan dan kedalaman materi dengan waktu yang tersedia. 3
materi pembelajaran sistematis dan kontekstual.
4 memberikan partisipasi aktif siswa dalam belajar semaksimal mungkin.
5 memberikan manfaat bagi perkembangan kemajuan ilmu, teknologi, dan seni.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sebelum mengajar guru harus menentukan materi pembelajarannya terlebih dahulu dan materi tersebut
harus disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dicapai.
2.1.2.6 Hasil Belajar Siswa
Menurut Rifa’I dan Anni menyatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar
mengajar. Hasil belajar menurut Sudjana 2009: 22 adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Kingsley dalam
Sudjana 2009: 22 membagi tiga macam hasil belajar, yakni keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita. Sedangkan Gagne dalam
Sudjana 2009: 22 membagi lima kategori hasil belajar yakni: 1 informasi verbal, 2 keterampilan intelektual, 3 startegi kognitif, 4 sikap, dan 5 keterampilan motoris.
Sedangkan menurut Bloom dalam Sudjana 2009: 46 tujuan pendidikan yang hendak dicapai digolongkan menjadi tiga bagian yaitu kognitif penguasaan
intelektual, afektif berhubungan dengan sikap dan nilai, psikomotorik ke- mampuanketerampilan, bertindakberperilaku. Sebagai tujuan yang hendak dicapai,
ketiganya harus nampak sebagai hasil belajar siswa di sekolah. Oleh sebab ketiga aspek tersebut, harus dipandang sebagai hasil belajar siswa dari proses pembelajaran.
Hasil belajar tersebut nampak dalam perubahan tingkah laku, secara teknik
dirumuskan dalam sebuah pernyataan verbal melalui tujuan pengajaran tujuan instruksional. Dengan kata lain rumusan tujuan pengajaran berisikan hasil belajar
yang diharapkan dikuasai siswa yang mencakup ketiga aspek tersebut. Berikut ini dikemukakan unsur-unsur yang terdapat dalam tiga aspek hasil
belajar menurut Bloom: 1
Tipe hasil belajar bidang kognitif 1
Hasil belajar bidang pengetahuan hafalan. Pengetahuan mengenai hal-hal yang perlu diingat kembali;
2 Hasil belajar pemahaman. Pemahaman memerlukan kemampuan
menangkap makna atau arti dari suatu konsep; 3
Hasil belajar penerapan. Penerapan merupakan kesanggupan menerapkan dan mengabstraksikan suatu konsep, ide, rumus dalam situasi yang baru;
4 Hasil belajar analisis. Analisis adalah kesanggupan memecah, mengurai
suatu integrasi kesatuan yang utuh menjadi unsur-unsur atau bagian yang mempunyai arti, atau mempunyai tingkatanhirarki;
5 Hasil belajar evaluasi. Evaluasi adalah kesanggupan memberikan
keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan judgment yang dimiliknya dan kriteria yang dipakai;
6 Hasil belajar kreasi. Kreasi adalah kesanggupan merumuskan, merancang,
memproduksi dan menyatukan bagian menjadi satu integritas.
2 Tipe hasil belajar bidang afektif
1 Receivingattending. Kesadaran, keingan untuk menerima stimulus, kontrol
dan seleksi gejalarangsangan dari luar; 2
Respondingjawaban. Ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang pada dirinya;
3 Valuingpenilaian. Kesadaran dalam menerima nilai, latar belakang atau
pengalaman untuk menerima nilai, dan kesepakatan terhadap nilai tersebut; 4
Organisasi. Pengembangan nilai terhadap suatu sistem; 5
Karakteristik nilai. Keterpaduan dari suatu nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
3 Tipe Hasil Belajar Bidang Psikomotorik
1 Gerakan refleks keterampilan pada gerakan yang tidak sadar;
2 Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar;
3 Kemampuan perseptual termasuk didalamnya membedakan visual, auditif,
psikomotorik, dan lain-lain; 4
Kemampuan dibidang fisik misalnya kekuatan, keharmonisan, ketepatan; 5
Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana pada keterampilan yang kompleks;
6 Kemampuan yang berkenaan dengan non decursive komunikasi seperti
gerakan ekspresif. Tipe belajar di atas tidak berdiri sendiri akan tetapi saling berhubungan an-
tara satu dengan yang lain bahkan ada kebersamaan. Hasil belajar dipengaruhi oleh
dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang berada dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama
kemampuan yang dimiliknya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Seperti dikemukakan oleh Clark dalam Sudjana
2009:47 bahwa hasil belajar siswa disekolah 70 dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 dipengaruhi oleh lingkungan. Disamping faktor kemampuan yang
dimiliki siswa, juga ada faktor yang lain seperti faktor motivasi, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, fisik dan psikis.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pebelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan
aspek-aspek belajar tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pebelajar. Oleh karena itu, apabila pebelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka
perubahan perilaku yang diperoleh adalah tentang konsep. Dalam pembelajaran perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pebelajar setelah melaksanakan aktivitas
belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Indikator hasil belajar dalam penelitian menggunakan strategi KWL ini
mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pada ranah kognitif diantaranya, menyebutkan hal-hal yang telah diketahui mengenai topik bacaan, menjawab
pertanyaan berkaitan dengan isi teks, menyimpulkan isi teks dalam beberapa kalimat, menyatakan pendapat atau perasaan berkaitan dengan isi teks. Pada ranah afektif
diantaranya, siap mengikuti pelajaran, memperhatikan penjelasan guru, berani mengungkapkan pengetahuan yang dimiliki, berani menuliskan pengetahuan yang
telah didapat pascabaca ke depan kelas, dan tertib mengikuti pembelajaran. Pada ranah psikomotorik diantaranya, bekerja sama dalam diskusi dengan teman sebangku,
aktif mengikuti tanya jawab, dan mempresentasikan hasil diskusi. 2.1.5
Pengertian Bahasa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1990: 66 bahasa diartikan sebagai sistem lambang bunyi berartikulasi yang bersifat sewenang-wenang dan kon-
vensional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran. Keraf dalam Smarapradhipa 2005:1, memberikan dua pengertian bahasa.
Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua,
bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal bunyi ujaran yang bersifat arbitrer.
Lain halnya dengan apa yang diungkapkan oleh Tarigan 1989:4, yang memberikan dua definisi bahasa. Pertama, bahasa adalah suatu sistem yang sis-
tematis, barang kali juga untuk sistem generatif. Kedua, bahasa adalah seperangkat lambang-lambang mana suka atau simbol-simbol arbitrer. Menurut Santoso
2008:1.2, bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar. Bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu keadaan language may be
form and not matter atau sesuatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, atau juga suatu sistem dari sekian banyak sistem-sistem, suatu sistem dari suatu tatanan atau suatu
tatanan dalam sistem-sistem.
Dari berbagai pengertian bahasa di atas dapat dipahami bahwa bahasa merupakan sistem dan lambang yang dihasilkan alat ucap manusia sebagai alat
komunikasi yang digunakan oleh sekelompok manusia untuk mengungkapkan segala pikiran dan perasaan yang dialaminya. Jadi, bahasa memiliki peran dan fungsi yang
vital bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, manusia harus sadar akan pentingnya menguasai bahasa secara baik dan benar dalam kehidupan.
2.1.6 Fungsi Bahasa