lagu, pantun, dan drama anak. Kompetensi membaca diarahkan dapat menumbuhkan budaya membaca.
4 menulis: seperti menulis karangan naratif dan non naratif dengan tulisan rapih
dan jelas dengan memperlihatkan tujuan dan ragam pembaca, pemakaian ejaan dan tanda baca, dan kosakata yang tepat dengan menggunakan kalimat tunggal
dan kalimat majemuk serta mengapresiasi dan berekspresi sastra me-lalui kegiatan menulis hasil sastra berupa cerita dan puisi. Kompetensi menulis juga
diarahkan menumbuhkan kebiasaan menulis. Pada era globalisasi ini, sebagai guru yang profesional dituntut adanya pe-
rubahan dalam pembelajaran yang dilaksanakan. Guru berharap setiap materi pel- ajaran yang diajarkan dapat dicerna dan dipahami oleh siswa. Menurut Arends dalam
Abbas, 2006: 1 agar dapat mewujudkan hal tersebut maka diperlukan adanya guru yang efektif yang memiliki atribut seperti: a memiliki kualitas personal yang baik;
b berpengetahuan luas; c memiliki pengetahuan dan keterampilan mengajar; dan d mampu melaksanakan refleksi dan pemecahan masalah.
2.1.8 Keterampilan Berbahasa
Bahasa secara umum dibagi menjadi empat keterampilan. Keterampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah mencakup empat segi yaitu: 1 keterampilan
menyimakmendengarkan listening skills; 2 keterampilan berbicara speaking skills; 3 keterampilan membaca reading skills; 4 keterampilan menulis writing
skills, Tarigan dalam Doyin dan Wagiran 2009:11.
Menyimak, berbicara, membaca, dan menulis, merupakan bentuk kompetensi berbahasa. Oleh karena itu, keempatnya hanya dapat diperoleh dengan jalan pelatihan
secara baik dan benar. Semakin sering berlatih dengan benar, akan semakin terampil pula dalam berbahasa. Mengingat bahwa bahasa mencerminkan pikiran, melatih
keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir, Tarigan dalam Doyin dan Wagiran 2009:12 .
Pemerolehan keempat keterampilan berbahasa tersebut melalui urutan yang teratur. Mula-mula seseorang akan belajar menyimak kemudian disusul dengan
keterampilan berbicara. Baru pada waktu memasuki usia sekolah seseorang akan belajar membaca dan menulis. Keterampilan menyimak dan berbicara didapatkan
secara alamiah dari proses komunikasi secara tatap muka. Sedangkan keterampilan membaca dan menulis didapatkan seseorang dari proses belajar. Keterampilan
membaca dan menulis digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung atau tertulis Doyin dan Wagiran, 2009:11-12.
Setiap keterampilan bahasa erat sekali hubungannya dengan tiga keteram- pilan yang lainnya sehingga disebut catur tunggal Dawson, [et all] dalam Tarigan,
1980:1. Sebagai contoh, orang tidak akan dapat berbicara kalau tidak dapat menyimak. Demikian pula, orang tidak akan dapat menulis tanpa terlebih dahulu
dapat membaca. Keterampilan berbicara dan menulis sebagai keterampilan yang produktif didukung oleh keterampilan menyimak dan membaca sebagai keterampilan
yang reseptif. Keterampilan menyimak seseorang akan berkembang dengan baik jika didukung oleh keterampilan membaca yang baik pula.
2.1.9 Hakikat Keterampilan Membaca