Masyarakat Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Konflik

61 kegiatan masyarakat yang mengajukan proposal atas nama yayasan tertentu dengan persetujuan kepala desa.

5.2.2 Masyarakat

Kebutuhan akan lahan pertanian sebagai sarana pemenuhan kebutuhan hidup menjadi alasan yang kuat melakukan pemanfaatan lahan-lahan kosong milik HGU. Keberadaannya yang tidak terawat, menghadirkan asumsi bahwa lahan tersebut sudah tidak dipergunakan lagi. Hal ini mendorong masyarakat untuk menambah penghasilan mereka dengan cara membuka kembali lahan yang ditumbuhi ilalang dan dijadikan kebun bagi mereka. Krisis moneter yang terjadi di tahun 1997 menambah beban masyarakat, harga-harga kebutuhan meningkat drastis hingga tidak dapat dijangkau. Keperdulian pemerintah tidak dapat dirasakan membantu masyarakat. Terjadi kesenjangan ekonomi dan sosial, antara masyarakat pemilik lahan luas dan lahan sempit, juga terjadi kesenjangan dengan masyarakat yang tidak memiliki lahan. Masyarakat menganggap bahwa perusahaan selama ini tidak banyak membantu masyarakat sekitar. Perusahaan hanya menjadi pembatas bagi masyarakat untuk mengakses sumberdaya alam yang ada. Hal ini semakin terlihat ketika Hevindo melarang masyarakat untuk tidak sama sekali menanam di lahan kosong milik mereka, dengan alasan bahwa lahan tersebut akan Hevindo tanami kembali. Masyarakat mengaku bahwa selama ini, lahan HGU yang mereka garap tidak mengganggu tanaman milik Hevindo, bahkan tanamannya menjadi ikut terawat oleh masyarakat. Masyarakat belum tahu, apakah masa HGU akan diperpanjang atau tidak. Namun mereka berharap ketika nanti tidak diperpanjang, lahan-lahan yang saat ini mereka garap dapat diberikan oleh pemerintah untuk dapat dikelola ke depannya. MJD, penggarap yang juga pernah menggarap di lahan kehutanan, mengungkapkan: 62 “Sebenarnya kami keberatan jika HGU diperpanjang oleh PT. Hevindo, hal ini dirasakan masyarakat tidak terlalu banyak membantu selama ini”. Menurut MRF, ketua KPC: “Kalaupun HGU diperpanjang, masyarakat berharap perusahaan lebih peduli terhadap mereka, sehingga kami masih dapat memenuhi kebutuhan ekonomi yang merupakan hak dasar yang dijamin oleh hak asasi”. Ditambahkan oleh BBY, masyarakat yang menggarap di Desa Nanggung. “Masyarakat ini telah lama hidup di pinggiran wilayah perkebunan, bahkan sebelum Indonesia merdeka, setidaknya kami memiliki sedikit hak untuk mendapatkan manfaat dari lahan tersebut.”

5.2.3 Pihak-Pihak Lain

Dokumen yang terkait

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN (Studi Evaluasi Program Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat di Lembaga Masyarakat Desa Hutan Artha Wana Mulya Desa Sidomulyo Kabupaten

0 2 14

Peranserta Masyarakat dalam Pembangunan Desa (Studi Kasus di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 3 87

Peranan Kepala Desa dalam Pembangunan Masyarakat Desa Studi Kasus di Dua Desa di Kabupaten DT II Bogor Propinsi Jawa-Barat

0 5 164

Deindustrialisasi Pedesaan (Studi Kasus Desa Curug Bintang, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 28 142

Kajian Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Hutan Mangrove (Studi Kasus di Desa Karangsong, Kecarnatan Indrarnayu, Kabupaten Indrarnayu, Propinsi Jawa Barat)

0 7 155

Peranan hutan dalam kehidupan rumah tangga masyarakat desa hutan (Studi kasus kampung Nyungcung, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 15 98

Strategi nafkah rumahtangga desa sekitar hutan (studi kasus desa peserta phbm (pengelolaan hutan bersama masyarakat) di kabupaten kuningan, provinsi jawa barat)

1 29 446

Perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah (Kasus masyarakat Kelurahan Gunung Batu, Kecamatan bogor Barat, Kota Bogor dan Desa Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

0 12 117

Struktur Agraria Masyarakat Desa Hutan Dan Implikasinya Terhadap Pola Pemanfaatan Sumberdaya Agraria (Studi Kasus: Masyarakat Kampung Pel Cianten, Desa Purasari, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

0 5 108

Persepsi, Motivasi dan Perilaku Masyarakat Sekitar Hutan dalam Pengelolaan Kawasan Hutan (Kasus Kawasan Hutan sekitar Desa Gunung Sari di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor)

0 3 41