Kondisi Umum dan Prasarana

BAB IV PROFIL WILAYAH PENELITIAN

4.1 Kondisi Umum dan Prasarana

Curugbitung adalah sebuah desa yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Nanggung, Kabupaten Dati II Bogor, Propinsi Jawa Barat. Secara geografis desa ini berbatasan langsung dengan wilayah perkebunan PT. Hevindo, wilayah Perum Perhutani Unit III Jawa Barat, dan Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak TNGH-S. Desa ini berbatasan dengan Desa Nanggung batas Utara, Desa Cisarua dan Bantar Karet batas Timur, Desa Malasari batas Selatan, Desa Kiarasari, Kecamatan Sukaraja batas Barat. Desa ini berada pada 6° 37 0 Lintang Selatan LS dan 106° 31 60 Bujur Barat BB. Luas wilayah Desa Curugbitung adalah 1397 hektar ha. Berada pada ketinggian 700 m di atas permukaan laut. Waktu tempuh yang diperlukan untuk mencapai wilayah desa kurang lebih satu jam dari Ibukota Kecamatan Nanggung yang berjarak kurang lebih ± 8 km. Jarak dari pusat administrasi Kabupaten Bogor ± 59 km membutuhkan waktu 4-5 jam dengan menggunakan angkutan umum angkot, dan jarak ke Ibukota Propinsi Jawa Barat ± 145 km. Untuk mencapai desa ini dapat menggunakan angkutan kota 05 warna biru jurusan Jasinga jika dari Terminal Bubulak berhenti di pasar Leuwiliang, dan menggunkan mobil odong-odong jurusan Leuwiliang-Nanggung dengan ongkos Rp. 4000, atau jurusan Leuwiliang-Cibeber, dengan ongkos Rp. 6000. Dari Nanggung dapat menggunakan mobil atau ojek sepeda motor dengan ongkos Rp. 5000. Mobil jurusan Leuwiliang-Cibeber tidak banyak dan hanya ada antara pukul 06.00 WIB hingga 17.30 WIB. Alat transportasi antar kampung biasanya ditempuh dengan menggunakan sepeda motor ojek atau jalan kaki meski cukup jauh dengan kondisi jalan yang tidak semua beraspal dan menanjak. 38 Desa Curugbitung terbagi menjadi 4 dusun, 13 RW, dan 39 RT. Adapun dusun satu, terdiri dari RW 1 Nunggul, RW 2 Curugbitung, dan RW 11 Cihalang. Dusun dua terdiri dari RW 4 Babakan, RW 5 Situyang, dan RW 6 Cibeber Pasar. Dusun tiga terdiri dari RW 7 Cibeber Kaum, RW 8 Cibeber Kidul, RW 9 Serengit, dan RW 10 Cibereum. Dusun empat terdiri dari RW 12 Teluk Waru I dan RW 13 Teluk Waru II. Tanah Desa Curugbitung umumnya adalah lahan sawah dengan kemiringan lahan antara 5 hingga 45 derajat, juga terdapat lahan keringtegalan yang kemiringannya hampir sama dengan lahan sawah perhatikan Gambar 3.. Tanahnya berwarna merah yang banyak mengandung bentonit dan seloit 1 . Lima tahun yang lalu masih ada perusahaan yang menggali batuan bentonit, namun saat ini sudah mulai bangkrut karena jumlah pernawaran lebih besar dari jumlah permintaan pasar. Sebagian besar sawah sudah menggunakan sarana irigasi, meskipun masih ada yang merupakan sawah tadah hujan. Suhu udara rata-rata di desa berkisar antara 25 – 30°C. Jenis tanaman yang dominan adalah tanaman padi dan sayur-sayuran. Jenis komoditi yang lain adalah palawija, rambutan, kelapa, cengkeh, dukuh, manggis, mangga, sawo, alpokat, ubi jalar, singkong, terong, cabe, dan beberapa jenis tanaman hias. Pola tanam setiap 3 bulan, yang setiap panen ada kegiatan perayaan, sebagai bukti kesyukuran pada Sang Pencipta. Ketersedian air di desa berasal dari sungai Cibitung, Saninten, Cibeber, Cipicung, dan Cihalang. Terdapat juga sumber mata air, diantaranya mata air Ranca, Panggulaan, Singongon, Parungpung, Gunung Singa, Setu, Cibeber, Cijengkol, dan Sipandan. Topografi desa ini adalah berbukit, sehingga rawan bencana longsor. 1 Biasanya digunakan untuk bahan penjernih oli, bahan kosmetik, dan bahan bangunan, seperti batu bata 39 Gambar 3. Kondisi Fisik Persawahan Curugbitung Sumber: Dok. Penelitian 0206 Jumlah penduduk berdasarkan data registrasi terakhir bulan Maret 2006 berjumlah 8.492 jiwa, dengan jumlah perempuan 4.044 jiwa atau 47,62 persen dan jumlah laki-laki 4.472 jiwa atau 52,66 persen dari jumlah penduduk total, dengan 2.259 kepala keluarga, yang sebagian besar dikepalai laki-laki. Para penduduk yang tinggal di desa ini tidak banyak ingat secara pasti tentang sejarah desa, diperkirakan desa ini telah berdiri sebelum tahun 1945. Tabel 1. berikut akan menyajikan distribusi penduduk menurut golongan umur bulan Maret 2006. Tabel 1. Distribusi Penduduk Menurut Golongan Umur Bulan Maret 2006 Golongan Umur tahun Laki-laki jiwa Perempuan jiwa Persentase 0-14 903 1069 23,22 15-64 3332 2819 72,43 65-70+ 213 156 4,35 Jumlah 4448 4044 100,00 Sumber: Laporan Registrasi Penduduk Desa Curugbitung Bulan Maret 2006 Diolah. Dari Tabel 1. di atas dapat diketahui bahwa jumlah usia produktif mencapai 72,43 persen dari jumlah penduduk, dengan reit beban tanggungan sekitar 38,06 yang artinya setiap 38 orang usia produktif 15-64 tahun harus menanggung 1 orang 40 usia tidak produktif 0-14 tahun dan 65 ke atas. Desa ini memiliki rasio jenis kelamin RJK 110.58 artinya: setiap 100 orang perempuan terdapat 111 orang laki-laki. Kepadatan penduduk desa ini sekitar 607,87 jiwa per km 2 artinya setiap 1 km 2 terdapat 608 orang penduduk. Mata pencaharian penduduk sebagian besar adalah petani dan buruh tani. Mata pencaharian lain seperti penggali pasir, pedangang, tukang ojek, pembuat batu bata, montir, sopir, tukang dan buruh bangunan, dan pengrajin anyaman, PNS, guru, mantri kesehatanperawat, buruh tani, dan pendulang biji emas PETI, meskipun dalam jumlah kecil. Jenis usahatani yang terdapat di desa ini, antara lain: 1. Lahan sawah, seperti padi, palawija, dan ubi-ubian, serta jagung. 2. Lahan kering, seperti singkong, kelapa, bambu, jagung, timun, cabai, terong, tomat, pisang, talas, dan pepaya. 3. Perternakan, seperti ayam ras, ayam kampung, sapi, kambing, kerbau, itik, domba, dan bebek manila. Ayam ras setiap panen ±50 hari bisa mencapai 206.000 ekor dan ayam kampung 4.430 ekor. 4. Perikanan, seperti ikan mas, dan ikan lele. 5. Tanaman tahunan, seperti manggis, rambutan, mangga, alpokat, jambu, jeruk, belimbing, durian, sawo, dan manggis. 6. Perkebunan, seperti kopi, kelapa, cengkeh, kapulaga, dan karet. Terdapat juga sektor yang lain seperti jasa, seperti pedagang toko, penjahit, bidan, dokter, PNS, guru, mantri kesehatanperawat, tukang ojek, sopir, buruh bangunan, buruh tani, dan tukang gali pasir. Prasarana dan fasilitas yang dimiliki desa diantaranya: kantor desa, bangunannya cukup memadai dan dilengkapi dengan ruang aula pertemuan perhatikan Gambar 4.; bagunan sekolah SD ada 2 SDN 1 Curugbitung dan SDN 2 Curugbitung, 3 buah madrasah swasta yang menempati 1 bangunan digabung dengan 2 buah TK. Selain itu ada juga SMP terbuka yang menggunakan salah satu kelas di bangunan tersebut, yang letaknya berada di depan kantor desa; 4 buah 41 lapangan sepak bola, 2 lapangan bola voli, 6 buah lapangan bulutangkis, 2 buah lapangan tenis, 1 telpon umum wireless, karena telpon belum masuk ke desa ini, namun telpon selular sudah bisa. Terdapat 13 buah saluran irigasi, 2 buah waduk ceck dam dengan luas 1,5 hektar, 42 sumur gali, dan 3 sungai besar. Terdapat 10 buah mushollah, 1 unit puskesmas, dan 14 buah masjid, yang masing-masing memiliki jamaah tersendiri. Jalan menuju Desa Curugbitung hampir semuanya beraspal, sedangkan untuk jalan antar kampung masih berbatu. Gambar 4. Kantor Desa Curugbitung Sumber: Dok. Penelitian 0206 Bahasa yang dominan digunakan sebagai bahasa sehari-hari adalah bahasa Sunda. Suasana keagamaan cukup kental mewarnai kehiduapan masyarakat desa. Di dalam desa terdapat dua organisasi keagamaan yang cukup kuat, yaitu Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama NU, organisasi ini terbagi kedalam wilayah ke-RW-an. Ada RW yang sebagian besar masyarakatnya mengikuti Muhammadiyah, ada RW yang sebagian besar masyarakatnya tergabung dalam NU. Kadang kala isu organisasi keagamaan ini membawa para tokoh masing-masing organisasi melakukan persaingan kurang sehat. Hal ini juga dikaitkan dengan isu politik tentang 42 kepartaian. Dalam keseharian di desa, masing-masing organisasi berjalan dengan aktivitas dan kepercayaannya, meski terdapat juga satu orang penduduk beragama Budha yang sudah lama tinggal di desa ini.

4.2 Agraria

Dokumen yang terkait

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN (Studi Evaluasi Program Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat di Lembaga Masyarakat Desa Hutan Artha Wana Mulya Desa Sidomulyo Kabupaten

0 2 14

Peranserta Masyarakat dalam Pembangunan Desa (Studi Kasus di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 3 87

Peranan Kepala Desa dalam Pembangunan Masyarakat Desa Studi Kasus di Dua Desa di Kabupaten DT II Bogor Propinsi Jawa-Barat

0 5 164

Deindustrialisasi Pedesaan (Studi Kasus Desa Curug Bintang, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 28 142

Kajian Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Hutan Mangrove (Studi Kasus di Desa Karangsong, Kecarnatan Indrarnayu, Kabupaten Indrarnayu, Propinsi Jawa Barat)

0 7 155

Peranan hutan dalam kehidupan rumah tangga masyarakat desa hutan (Studi kasus kampung Nyungcung, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 15 98

Strategi nafkah rumahtangga desa sekitar hutan (studi kasus desa peserta phbm (pengelolaan hutan bersama masyarakat) di kabupaten kuningan, provinsi jawa barat)

1 29 446

Perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah (Kasus masyarakat Kelurahan Gunung Batu, Kecamatan bogor Barat, Kota Bogor dan Desa Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

0 12 117

Struktur Agraria Masyarakat Desa Hutan Dan Implikasinya Terhadap Pola Pemanfaatan Sumberdaya Agraria (Studi Kasus: Masyarakat Kampung Pel Cianten, Desa Purasari, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

0 5 108

Persepsi, Motivasi dan Perilaku Masyarakat Sekitar Hutan dalam Pengelolaan Kawasan Hutan (Kasus Kawasan Hutan sekitar Desa Gunung Sari di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor)

0 3 41