Kelembagaan dan Organisasi Profil PT. Hevea Indonesia

44 musim panen dalam satu tahun. Laki-laki digunakan pada saat penyiapan lahan sebelum ditanami dan pengangkutan hasil panen, sedangkan perempuan digunakan saat penanaman, penyiangan, dan pemanenan. Sebagian besar buruh tani adalah laki-laki. Pembagian kerja menurut jenis kelamin ini dibedakan berdasarkan tenaga dan kapabilitas tenaga kerja. Untuk pekerjaan yang dirasakan lebih berat kebanyakan dikerjakan oleh laki-laki, sedangkan yang lebih ringan dikerjakan oleh tenaga kerja perempuan. Anak-anak dalam hal ini hanya membantu pekerjaan yang ringan-ringan, baik saat tanam maupun panen. Hubungan kerja dalam bidang pertanian rata-rata berlaku seperti hubungan kerja antar buruh dan majikan untuk buruh tani ataupun bagi hasil untuk petani penggarappenyewa. Untuk buruh tani tidak berlaku perekrutan tenaga kerja yang baku, tenaga kerja yang diperkerjakan sebagai buruh tani adalah siapa saja yang mau menjadi buruh tani. Untuk petani penggarap hanya karena hubungan pertetanggaan, kenal, dan saling percaya. Petani pemilik tanah biasanya mempercayakan tetanggaorang yang sudah dikenal dan mau menggarap tanahnya dengan sistem bagi hasilmaro. Sistem membayar buruh tani adalah Rp. 20.000HOK, jam kerja dihitung sejak pukul 07.00 WIB hingga 13.00 WIB setiap harinya. Upah biasanya dibayar per hari. Sedangkan untuk buruh bangunan upah yang diberikan sekitar Rp. 30.000HOK.

4.4 Kelembagaan dan Organisasi

Di Desa Curugbitung terdapat beberapa lembaga dan organisasi, baik yang bersifat formal maupun non formal. Kelembagaan formal yang ada di desa meliputi Pemerintahan Desa, Badan Perwakilan Desa BPD, dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa LPMD sesuai dengan asas otonomi daerah. Selain itu ada lembaga yang diformalkan dengan SK Kepala Desa, seperti Kelompok Tani Desa 4 buah, Karang Taruna setiap ke-RT-an, dan PKK. Bagi ibu-ibu, PKK digunakan 45 sebagai wadah penyalur aktivitas dan kreativitas mereka. Terdapat juga lembaga simpan pinjamkredit bank swasta, yang membantu peminjaman modal usaha yang setiap hari berkeliling. Kelembagaan non formal yang ada antara lain: Lembaga Aisyiah,, Muhammadiyah, MUI Majelis Ulama Indonesia, PUI Persatuan Umat Islam, Nahdatul Ulama NU, pengajian Ibu-Ibu, lembaga kursus bahasa, dan pondok pesantren 4 buah, serta terdapat 1 buah panti jompo. Panti jompo dikhususkan pada orang jompo yang sudah tidak ada keluarganya atau keluarganya kurang mampu untuk menghidupi orang jompo tersebut. Saat ini organisasi yang aktif dalam melakukan advokasi terhadap tanah kosong milik PT. Hevindo adalah Komunitas Petani Curugbitung KPC. KPC berdiri pada tanggal 25 Februari 2005. Dibentuk berdasarkan atas keseragaman kemauan dan keinginan yang timbul dari para petani dalam mengelola sumberdaya alam yang menginginkan adanya suatu organisasi yang mewadahi perjuangan dan keinginan para petani yang berada di Desa Curugbitung. Adapun tujuan pembentukan KPC ini antara lain: 1 Sebagai alat perjuangan para petani Desa Curugbitung; 2 Sebagai media informasi dan pengembangan diri; 3 Sebagai alat pemersatu para petani Desa Curugbitung. Dalam aktivitasnya, organisasi ini didampingi oleh LSM RMI dan HuMa.

4.5 Profil PT. Hevea Indonesia

PT. Hevea Indonesia PT. Hevindo berada di tiga lokasi, yaitu Desa Nanggung, Desa Cisarua, dan Desa Curugbitung, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Dati II Bogor, Jawa Barat. Perkebunan yang terbagi dalam tiga afdeling ini memiliki Surat Keputusan HGU bernomor: 29H.G.UDA88 tanggal 4 April 1988 yang dikeluarkan oleh Menteri Dalam Negeri RI dan berlaku sampai dengan tahun 2014 25 tahun. Adapun jarak lokasi kebun ke ibukota propinsi ± 156 km, jarak ke ibukota kabupaten ± 50 km, dan jarak ke ibukota kecamatan ± 1 km. 46 Berdasarkan data curah hujan lima tahun terakhir, diperoleh rata-rata curah hujan perkebunan Pasir Tugu Nanggung berkisar antara 3376 – 4561 mmtahun dengan jumlah hari hujan berkisar antara 190 – 248 hari setiap harinya. Jenis tanah yang terdapat di lokasi kebun adalah Podsolik Merah Kuning PMK dengan ketinggian di atas permukaan laut berkisar antara ± 200 – 1200 m. Adapun topografi tanah sebagai berikut: Tabel 2. Topografi Tanah Perkebunan Nanggung No. Lereng Luas Ha Persentase 1 0 – 8 Datar 224,50 45 2 8 – 15 Landai 114,74 23 3 15 – 25 Berombak 99,78 20 4 25 – 45 Berbukit 49,89 10 5 45 Bergunung 9,97 2 Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor 2003 PT. Hevea Indonesia PT. Hevindo merupakan perusahaan perkebunan swasta yang bergerak dalam bidang perkebunan karet beserta pengelolaan hasil- hasilnya. Sebelumnya perusahaan ini bernama PT. Cengkeh Zansibar yang pembentukannya tercantum dalam Berita Negara RI No. 90 tanggal 8 November 1974. PT. Cengkeh Zansibar menjalankan usahanya dengan satu tujuan utama, yaitu mengusahakan khusus perkebunan cengkeh sebagai realisasi cita-cita pemerintah dan Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia untuk berswasembada cengkeh. PT. Hevindo didirikan pada tanggal 11 Juli 1981 dengan akte notaris Nyonya Sumardilah Oriana Roosdilan No. 38 di Jakarta. Pembentukan PT. Hevindo juga telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman RI No. C2- 3051.HT.01.01.TH.83 tertanggal 12 April 1983 serta termuat dalam Berita Negara RI No. 35 tanggal 30 Mei 1983. Dengan terbentuknya PT. Hevindo, maka segala sesuatu yang berkenaan dengan Kebun Pasir Tugu Nanggung yang awal berada 47 dibawah PT. Cengkeh Zansibar dialihkan kepada PT. Hevindo dengan akte notaris Rachmat Santoso No. 6 tanggal 31 Maret 1982. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar-Biasa tanggal 22 Januari 2001 dengan akte notaris Arry Supratno, SH. No. 18 di Jakarta, menghasilkan keputusan berupa peningkatan modal dasar perseroan dan perubahan nama-nama pemegang saham perusahaan. Adapun nama pemegang saham PT. Hevindo saat ini adalah Dr. H. Azir Azwien Jenie sekaligus sebagai direktur utama, Moeljarto sebagai komisaris utama, dan Loka Manya sebagai anggota dewan komisaris. Dalam akte tersebut juga memuat tujuan usaha PT. Hevindo, yakni menjalankan usaha dalam bidang pendirian dan pengelolaan perkebunan karet dan penghasil getah lainnya, serta peternakan, pembibitan, perindustrian, dan perdagangan. Sejak tahun 2001, dibawah pimpinan Ir. Agung Rahmadi, melakukan tumpang sari tanaman karet dengan kapulaga berdasarkan pertimbangan produktivitas karet yang semakin menurun dan untuk menghindari kerugian yang besar.

BAB V ANALISA KONFLIK PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

5.1 Sejarah Konflik

Dokumen yang terkait

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN (Studi Evaluasi Program Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat di Lembaga Masyarakat Desa Hutan Artha Wana Mulya Desa Sidomulyo Kabupaten

0 2 14

Peranserta Masyarakat dalam Pembangunan Desa (Studi Kasus di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 3 87

Peranan Kepala Desa dalam Pembangunan Masyarakat Desa Studi Kasus di Dua Desa di Kabupaten DT II Bogor Propinsi Jawa-Barat

0 5 164

Deindustrialisasi Pedesaan (Studi Kasus Desa Curug Bintang, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 28 142

Kajian Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Hutan Mangrove (Studi Kasus di Desa Karangsong, Kecarnatan Indrarnayu, Kabupaten Indrarnayu, Propinsi Jawa Barat)

0 7 155

Peranan hutan dalam kehidupan rumah tangga masyarakat desa hutan (Studi kasus kampung Nyungcung, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 15 98

Strategi nafkah rumahtangga desa sekitar hutan (studi kasus desa peserta phbm (pengelolaan hutan bersama masyarakat) di kabupaten kuningan, provinsi jawa barat)

1 29 446

Perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah (Kasus masyarakat Kelurahan Gunung Batu, Kecamatan bogor Barat, Kota Bogor dan Desa Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

0 12 117

Struktur Agraria Masyarakat Desa Hutan Dan Implikasinya Terhadap Pola Pemanfaatan Sumberdaya Agraria (Studi Kasus: Masyarakat Kampung Pel Cianten, Desa Purasari, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

0 5 108

Persepsi, Motivasi dan Perilaku Masyarakat Sekitar Hutan dalam Pengelolaan Kawasan Hutan (Kasus Kawasan Hutan sekitar Desa Gunung Sari di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor)

0 3 41