Faktor-Faktor Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan

a. Mendapat fasilitas. b. Melakukan kegiatan pemanfaatan jasa lingkungan. c. Melakukan kegiatan pemanfaatan kawasan. d. Melakukan kegiatan pemungutan hasil hutan bukan kayu HHBK. e. Melakukan kegiatan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu HHBK. f. Melakukan kegiatan pemungutan hasil hutan kayu. Pemegang IUPHKm wajib : a. Melakukan penataan batas areal kerja. b. Menyusun rencana kerja. c. Melakukan penanaman, pemeliharaan dan pengamanan. d. Membayar provisi sumberdaya hutan sesuai ketentuan. e. Menyampaikan laporan kegiatan pemanfaatan hutan kemasyarakatan kepada pemberi ijin.

2.2.2. Faktor-Faktor Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan

Menurut Ritchie, et al. 2001 faktor-faktor pengelolaan dan pemanfaatan hutan kemasyarakatan meliputi: 1. Keanggotaan masyarakat yang jelas. 2. Batas sumberdaya hutan yang jelas. 3. Kewenangan pengelolaan kemantapan status kepemilikan, de facto atau de jure . 4. Saling berbagi ilmu pengetahuan tentang nilai sumberdaya hutan. 5. Saling berbagi ilmu pengetahuan tentang fungsi hutan. Universitas Sumatera Utara 6. Ketergantungan yang lebih tinggi terhadap lembaga internal dibandingkan terhadap lembaga eksternal. 7. Peraturan yang disusun secara realistis. 8. Kemampuan untuk memantau dan menegakkan peraturan. 9. Mekanisme penyelesaian konflik dengan biaya rendah. 10. Kemampuan untuk memantau kondisi sumberdaya hutan dan 11. Teknologi tepat guna untuk kelayakanperuntukan hasil hutan. 2.2.3. Perijinan dalam Pengelolaan Hutan Kemasyarakatan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.37Menhut-II2007 tentang Hutan Kemasyarakatan menyebutkan bahwa dalam proses pemberian ijin jangka panjang pengelolaan Hutan Kemasyarakatan dapat dilakukan dengan terlebih dahulu dilakukan penetapan areal kerja Hutan Kemasyarakatan oleh Menteri Kehutanan, setelah ada usulan dari Bupati. Ada dua jenis perijinan dalam pengelolaan Hutan Kemasyarakatan yang dijelaskan dalam Peraturan Menteri Kehutanan ini, yaitu: 1. Ijin Usaha Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan IUPHKm dikeluarkan oleh Bupati atau Gubernur untuk lintas kabupaten. IUPHKm merupakan ijin usaha yang diberikan untuk memanfaatan sumberdaya hutan pada kawasan hutan lindung danatau kawasan hutan produksi. IUPHKm diberikan untuk jangka waktu 35 tiga puluh lima tahun dan dapat diperpanjang sesuai dengan hasil evaluasi setiap 5 lima tahun. 2. Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Kemasyarakatan IUPHHK HKm diberikan oleh Menteri Kehutanan dan Menteri Kehutanan dapat mendelegasikan pemberian ijin itu kepada Gubernur. Universitas Sumatera Utara IUPHHK HKm merupakan ijin usaha yang diberikan untuk memanfaatan hasil hutan berupa kayu dalam areal kerja IUPHKm pada hutan produksi. 2.3. Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan Pemanfaatan hutan kemasyarakatan adalah kegiatan untuk memanfaatkan kawasan hutan, memanfaatkan jasa lingkungan, memanfaatkan hasil hutan kayu dan bukan kayu serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu secara optimal dan adil untuk kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya. Pemanfaatan hutan kemasyarakatan dilakukan dengan memperhatikan hal- hal sebagai berikut : 1. Tidak mengubah status dan fungsi kawasan hutan. 2. Pemanfaatan hasil hutan kayu hanya dapat dilakukan dari hasil kegiatan penanaman. 3. Mempertimbangkan keanekaragaman hayati dan keanekaragaman budaya. 4. Menumbuhkembangkan keanekaragaman komoditas dan jasa. 5. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan. 6. Memerankan masyarakat sebagai pelaku utama. 7. Adanya kepastian hukum. 8. Transparansi dan akuntabilitas publik. 9. Partisipatif dalam pengambilan keputusan. Kegiatan pemanfaatan hasil hutan dalam hutan kemasyarakatan dilakukan secara terintegrasi dalam pola wanatani agroforestry dengan stratifikasi tajuk untuk mejamin kesinambungan manfaat dan kelestarian fungsi hutan. Universitas Sumatera Utara

2.3.1. Pemanfaatan Kawasan