2.5. Pemberdayaan Partisipatif
Pemberdayaan menurut arti secara bahasa adalah proses, cara, perbuatan membuat berdaya, yaitu kemampuan untuk melakukan sesuatu atau kemampuan
bertindak yang berupa akal, ikhtiar atau upaya Depdiknas, 2003. Dalam beberapa kajian mengenai pembangunan komunitas, pemberdayaan masyarakat
sering dimaknai sebagai upaya untuk memberikan kekuasaan agar suara mereka didengar guna memberikan kontribusi kepada perencanaan dan keputusan yang
mempengaruhi komunitasnya Foy, 1994. Konsep pemberdayaaan masyarakat mencakup pengertian pembangunan
masyarakat community development dan pembangunan yang bertumpu pada masyarakat community-based development. Komunikasi partisipatif adalah suatu
proses komunikasi dimana terjadi komunikasi dua arah atau dialogis, sehingga menghasilkan suatu pemahaman yang sama terhadap pesan yang disampaikan.
Rahim 2004, mengajukan empat konsep terkait komunikasi partisipatif akan mendorong terbangunnya pemberdayaan empowerment yaitu heteroglasia,
dialogis, poliponi dan karnaval. Pertama, Heteroglasia: Konsep ini menunjukkan
fakta bahwa sistem pembangunan selalu dilandasi oleh berbagai kelompok dan komunitas yang berbeda-beda dengan berbagai variasi ekonomi, sosial, dan faktor
budaya yang saling mengisi satu sama lain. Kedua, Dialog adalah komunikasi transaksional dengan pengirim sender dan penerima receiver pesan saling
berinteraksi dalam suatu periode waktu tertentu hingga sampai pada makna- makna yang saling berbagai. Ketiga, Poliponi adalah bentuk tertinggi dari suatu
dialog dimana suara-suara yang tidak menyatu atau terpisah dan meningkat menjadi terbuka, memperjelas satu sama lain, dan tidak menutupi satu sama lain.
Universitas Sumatera Utara
Keempat, Karnaval: Konsep ini bagi komunikasi pembangunan membawa semua varian dari semua ritual seperti legenda, komik, festival, permainan, parody, dan
hiburan secara bersama-sama. Proses ini dilakukan dengan tidak formal dan biasa juga diselingi oleh humor dan canda tawa.
Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru
pembangunan, yakni yang bersifat people-centered, participatory, empowering, and sustainable
Chambers, 1995. Paradigma pemberdayaan empowerment
Pembangunan partisipatif erat kaitannya dengan pemberdayaan masyarakat, dimana pada pembangunan partisipatif diperlukan upaya dan
langkah-langkah untuk mempersiapkan masyarakat guna memperkuat
kelembagaan masyarakat agar mereka mampu mewujudkan kemajuan, kemandirian, dan kesejahteraan dalam suasana keadilan yang berkelanjutan untuk
meningkatkan harkat dan martabatnya serta mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Upaya tersebut merupakan salah satu
wujud nyata dari pemberdayaan masyarakat Sumaryadi, 2005. adalah pemberian kesempatan kerja kelompok untuk merencanakan kemudian
melaksanakan program pembangunan tersebut yang mereka pilih sendiri. Maksud dari pemberdayaan itu adalah meningkatkan kemampuan dan
kemandirian kelompok.
Keberdayaan masyarakat merupakan unsur
utamadasar yang memungkinkan suatu masyarakat itu dapat bertahan dan mengembangkan diri dalam mencapai tujuan.
Universitas Sumatera Utara
Pemberdayaan masyarakat bukan membuat masyarakat menjadi makin tergantung pada berbagai program pemberian charity. Karena, pada dasarnya
setiap apa yang dinikmati, harus dihasilkan atas usaha sendiri yang hasilnya dapat dipertukarkan dengan pihak lain. Dengan demikian, tujuan akhirnya adalah
memandirikan masyarakat, memampukan, dan membangun kemampuan untuk memajukan diri ke arah kehidupan yang lebih baik secara sinambung.
Upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dengan orientasi pembangunan yang berpusat pada masyarakat antara lain dapat dilakukan
melalui pendekatan kelembagaan. Dengan pendekatan pembangunan seperti ini maka pembangunan diartikan sebagai peningkatan kemampuan orang untuk
mempengaruhi masa depannya dengan implikasi capacity, empowerment, dan sustainable
Bryant dan White, dalam Abdullah 1994. Pembangunan haruslah memiliki visi pemberdayaan manusia dan masyarakat dalam arti yang seluas-
luasnya, sebab sepanjang jaman keswadayaan merupakan sumber daya kehidupan yang abadi dan manusia menjadi intinya atau fokusnya dan partisipasi
merupakan perwujudan optimalnya. Keberdayaan merupakan modal utama masyarakat untuk mengembangkan dirinya serta mempertahankan keberadaannya
ditengah masyarakat lainnya.
2.6. Persepsi Masyarakat