e. Indikator Orientasi Etika
Indikator-indikator orientasi etika terdiri dari dua, yaitu indikator relativisme dan idealisme. Menurut Shaub et. al 1993, indikator
relativisme dan idealisme sebagai berikut. 1 Relativisme
a Penolakan aturan moral secara umum untuk menilai tindakan etis atau tidaknya suatu tindakan.
Relativisme adalah suatu sikap penolakan terhadap nilai- nilai moral yang absolut dalam mengarahkan perilaku.
Relativisme menganggap nilai-nilai moral terbatas pada budaya, kelompok, masyarakat, atau organisasi tertentu. Nilai moral di
berbagai masyarakat dan kebudayaan tidaklah sama sehingga apalah gunanya bicara mengenai kemutlakan nilai atau norma
apabila tiap masyarakat memiliki nilai atau norma yang berbeda. b Penilaian etis atau tidaknya suatu tindakan didasarkan pada situasi
dan lingkungan. Relativisme menilai suatu tindakan berdasarkan situasi dan
lingkungan yang melingkupinya karena menganggap tidak ada aturan moral yang mutlak sehingga akan lebih baik jika melihat
situasi dan lingkungan yang melingkupi. c Penggunaan pertimbangan personal untuk menilai suatu tindakan.
Mengingat aturan moral untuk tiap-tiap kelompok, masyarakat, dan organisasi berbeda-beda maka akan lebih baik
jika suatu tindakan dinilai etis atau tidak berdasarkan pertimbangan personal. Aturan moral dibuat berdasarkan
pertimbangan personal
sehingga memungkinkan
adanya perbedaan pendapat. Oleh karena itu, aturan moral yang dibuat
tersebut tidak bisa digunakan untuk menilai tindakan orang lain. Dengan menggunakan pertimbangan personal maka akan
tercipta hubungan yang harmonis antar individu pada kelompok, masyarakat, atau organisasi yang berbeda. Hal tersebut karena
relativisme menganggap bahwa dengan menerapkan aturan moral secara absolut akan menimbulkan perbedaan pendapat yang dapat
memunculkan konflik. d Penilaian etis atau tidaknya suatu tindakan berbeda-beda sehingga
tidak ada pendapat mana yang benar. Relativisme merupakan pendapat bahwa tidak ada standar
etika yang pasti benar dan harus diterapkan dalam perusahaan dan dalam masyarakat. Mengingat di setiap lingkungan memiliki
kepercayaan etika yang berbeda maka tidak ada cara untuk menentukan suatu tindakan itu secara moral dapat dikatakan benar
atau salah. Relativisme mempertimbangkan suatu keadaan ketika menilai suatu tindakan daripada mempertimbangkan aturan etika
yang dilanggar sehingga tidak ada aturan etika yang bisa dibentuk untuk menentukan suatu tindakan benar atau salah.
2 Idealisme a Tindakan yang dilakukan tidak boleh merugikan pihak lain sekecil
apapun. Idealisme berpegang teguh pada nilai-nilai moral
sehingga tidak mentoleransi tindakan yang dapat merugikan pihak lain sekecil apapun karena bertentangan dengan nilai moral yang
dianutnya. b Tindakan yang dilakukan tidak boleh mengancam martabat dan
kesejahteraan pihak lain. Idealisme berpegang teguh pada nilai-nilai moral
sehingga tidak akan melakukan tindakan yang dapat mengancam martabat dan kesejahteraan pihak lain karena hal tersebut
bertentangan dengan nilai moral yang dianutnya. c Menyeimbangkan tindakan yang memiliki konsekuensi positif
dengan negatif adalah tidak bermoral. Idealisme menganggap bahwa suatu tindakan tidak boleh
merugikan pihak lain sekecil apapun sehingga idealisme akan menolak melakukan tindakan yang dapat merugikan pihak lain
walaupun tindakan tersebut berdampak positif. d Tindakan yang bermoral adalah tindakan yang ideal.
Idealisme menganggap bahwa suatu tindakan dapat dikatakan bermoral jika tindakan tersebut bersifat ideal, yaitu
sesuai dengan nilai norma dan tidak memberikan dampak negatif bagi pihak lain.
B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan Elizabeth Vyninca Pello 2014 yang berjudul “Pengaruh Asimetri Informasi dan Locus of Control pada Hubungan
Antara Penganggaran
Partisipatif dengan
Senjangan Anggaran”
menunjukkan asimetri informasi dan locus of control berhubungan negatif pada hubungan partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran.
Penelitian yang dilakukan oleh Elizabeth 2014 dan peneliti memiliki perbedaan, antara lain 1 peneliti menggunakan faktor orientasi etika
sebagai variabel moderating yang mempengaruhi hubungan asimetri informasi dengan senjangan anggaran; 2 peneliti menggunakan variabel
asimetri informasi sebagai variabel independen bukan variabel moderating; 3 peneliti menggunakan metode eksperimen untuk penelitian.
2. Penelitian yang dilakukan Kung Huang 2010 yang berjudul “Auditors’ Moral Philosophies and Ethical Beliefs”, menyatakan bahwa idealisme
cenderung berhubungan negatif dengan tndakan tidak etis yang dilakukan auditor, sedangkan relativisme berhubungan positif dengan tindakan yang
tidak etis. Penelitian memiliki perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti, yaitu Kung Huang 2010 menggunakan kuesioner
untuk mengambil data, sedangkan peneliti menggunakan metode eksperimen; 2 Kung Huang 2010 menggunakan sampel auditor,