4. Pengaruh Orientasi Etika pada Hubungan Asimetri Informasi terhadap Senjangan Anggaran
Selain memiliki tingkatan relativisme, individu juga memiliki tingkatan idealisme pada dirinya sehingga orientasi etika merupakan
gabungan dari relativisme dan idealisme. Gabungan dari tipe orientasi etika relativisme dan idealisme kemudian diklasifikasikan menjadi empat,
yaitu subjectivist, absolutist, situationist, dan exceptionist. Situationist menunjuk pada individu yang memiliki relativisme dan idealisme tinggi.
Absolutist menunjuk pada individu yang memiliki relativisme rendah dan idealisme tinggi. Subjectivist menunjuk pada individu yang memiliki
relativisme tinggi dan idealisme rendah. Exceptionist menunjuk pada individu yang memiliki relativisme dan idealisme rendah. Peneliti
membagi masing-masing kelompok tingkatan asimetri informasi menjadi empat tipe orientasi etika.
Absolutist memiliki kecenderungan yang tinggi untuk menilai senjangan anggaran termasuk tindakan tidak etis. Hal tersebut karena
absolutist mengikuti aturan moral secara umum yang menyebutkan senjangan anggaran termasuk tindakan tidak etis dan menganggap
senjangan anggaran dapat berdampak buruk bagi perusahaan. Absolutist menilai senjangan anggaran termasuk tindakan tidak etis sehingga akan
memiliki kecenderungan yang rendah untuk melakukan senjangan anggaran.
Karena menilai senjangan anggaran termasuk tindakan tidak etis maka tingkatan asimetri informasi tidak akan berpengaruh pada absolutist.
Walaupun dihadapkan pada kondisi asimetri tinggi sekalipun, absolutist akan tetap memiliki kecenderungan yang rendah untuk melakukan
senjangan anggaran. Absolutist tidak akan memanfaatkan asimetri informasi untuk mendapatkan insentif.
Kecenderungan untuk
membuat senjangan
anggaran direpresentasikan oleh rata-rata nilai senjangan anggaran yang dibuat oleh
manajer bawah pada masing-masing kelompok orientasi etika. Oleh karena absolutist memiliki kecenderungan yang rendah untuk membuat senjangan
anggaran maka rata-rata nilai senjangan anggaran pada kelompok absolutist akan lebih rendah.
Subjectivist memiliki kecenderungan yang tinggi untuk menilai senjangan anggaran termasuk tindakan etis. Hal tersebut karena
subjectictivist menolak aturan umum dengan memilih untuk melakukan pertimbangan berdasarkan pendapat personal untuk menilai etis atau
tidaknya senjangan anggaran dan menganggap bahwa senjangan anggaran boleh dilakukan walaupun dapat berdampak buruk bagi perusahaan.
Subjectivist menilai senjangan anggaran termasuk tindakan etis sehingga akan memiliki kecenderungan yang tinggi untuk melakukan senjangan
anggaran. Karena menilai senjangan aggaran termasuk tindakan etis maka
tingkatan asimetri informasi akan mempengaruhi kecenderungan
subjectivist untuk melakukan senjangan anggaran. Semakin tinggi asimetri informasi maka semakin tinggi pula kecenderungan subjectivist untuk
melakukan senjangan anggaran. Subjectivist akan memanfaatkan asimetri informasi untuk mendapatkan insentif. Oleh karena subjectivist memiliki
kecenderungan untuk membuat senjangan anggaran yang lebih tinggi maka pada kelompok subjectivist akan memiliki nilai rata-rata nilai
senjangan anggaran yang lebih tinggi. Situationist meyakini bahwa suatu tindakan dinilai etis atau
tidaknya berdasarkan pertimbangan personal dan meyakini bahwa suatu tindakan tidak boleh memberikan dampak buruk bagi perusahaan. Karena
keyakinannya tersebut maka situationist memiliki kemungkinan untuk melakukan senjangan anggaran atau tidak melakukan senjangan anggaran.
Exceptionist meyakini bahwa suatu tindakan dinilai etis atau tidaknya berdasarkan aturan moral secara umum dan meyakini bahwa
suatu tindakan boleh dilakukan walaupun dapat memberikan dampak buruk bagi perusahaan, karena dibalik dampak buruk tersebut ada dampak
positifnya. Exceptionist bisa melakukan pengecualian untuk menggunakan pertimbangan pribadi karena exceptionist juga meyakini bahwa suatu
tindakan boleh dilakukan walaupun dapat berdampak buruk bagi pihak lain dimana hal tersebut bertentangan dengan aturan moral secara umum.
Karena keyakinannya tersebut maka exceptionist memiliki kemungkinan untuk melakukan senjangan anggaran atau tidak melakukannya.
Tingkatan asimetri informasi memiliki kemungkinan dapat atau tidak dapat mempengaruhi kecenderungan situationist dan exceptionist
untuk melakukan senjangan anggaran. Situationist dan exceptionist memiliki kemungkinan untuk memanfaatkan atau tidak memanfaatkan
asimetri informasi untuk mendapatkan insentif. Oleh karena situationist dan exceptionist memiliki kemungkinan untuk membuat senjangan
anggaran atau tidak maka pada kelompok situationist dan exceptionist akan memiliki rata-rata nilai senjangan anggaran yang tidak terlalu rendah
ataupun tidak terlalu tinggi. Berdasarkan pernyataan di atas maka peneliti mengajukan hipotesis, yaitu:
H4 = Terdapat perbedaan rata-rata nilai senjangan anggaran pada tingkatan asimetri informasi berdasarkan orientasi etika.
5. Paradigma Penelitian