nilai tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti nilai tersebut menunjukkan perbedaan rata-rata senjangan anggaran yang tidak signifikan.
4. Idealisme tidak berpengaruh pada hubungan asimetri informasi terhadap senjangan anggaran. Hal tersebut terlihat pada hasil Fhitung sebesar 0,127
lebih kecil daripada Ftabel, yaitu 3,07. Hasil p-value sebesar 0,881 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti nilai tersebut menunjukkan
perbedaan rata-rata senjangan anggaran yang tidak signifikan. 5. Orientasi etika tidak berpengaruh pada hubungan asimetri informasi
terhadap senjangan anggaran. Hal tersebut ditunjukkan oleh hasil Fhitung sebesar 0,127 lebih kecil daripada Ftabel, yaitu 3,07. Hasil p-value sebesar
0,893 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti nilai tersebut menunjukkan perbedaan rata-rata senjangan anggaran yang tidak
signifikan.
B. Kontribusi Penelitian
Penelitian ini memberikan kontribusi dengan menguji pengaruh variabel orientasi etika yang menentukan penilaian etis suatu perilaku, yaitu
relativisme dan idealisme pada hubungan pengaruh asimetri informasi terhadap senjangan anggaran dengan menggunakan insentif sebagai faktor
untuk memicu manajer bawah memanfaatkan asimetri informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajer bawah yang memiliki relativisme atau
idealisme baik tinggi ataupun rendah memiliki kecenderungan yang tidak terlalu berbeda dalam membuat senjangan anggaran pada kondisi asimetri
informasi. Hal ini menjadi bukti bahwa orientasi etika saja belum tentu
mempengaruhi keputusan manajer bawah untuk tidak melakukan senjangan anggaran. Tidak terbuktinya faktor orientasi etika untuk memprediksi tindakan
yang dilakukan manajer bawah mengindikasikan adanya faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan manajer bawah untuk melakukan suatu
tindakan. Faktorlain tersebut kemungkinan besar adalah faktor situasional yang dapat mempengaruhi motivasi manajer bawah sehingga bertindak
berbeda dengan pertimbangan moral yang dilakukannya.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain: 1. Banyaknya partisipan yang tidak lolos dalam manipulation check. Hal ini
mungkin terjadi karena partisipan tidak membaca secara teliti kasus yang diberikan sehingga jawaban dari partisipan tidak dapat diolah.
2. Kasus dalam eksperimen diberikan dalam bentuk ilustrasi yang sederhana sehingga belum mencerminkan secara penuh kasus yang terjadi di
lapangan. Hal tersebut karena peneliti menggunakan ilustrasi kasus asimetri informasi tinggi yang tidak memberikan laporan hasil semua
tugas produksi di mana hal tersebut tidak mungkin terjadi di lapangan. 3. Penggunaan mahasiswa sebagai sampel dalam penelitian yang mungkin
belum terlibat secara langsung dalam proses penyusunan anggaran sehingga memungkinkan terjadinya bias pada hasil penelitian sehingga
hasil tidak bisa digeneralisasikan.
4. Treatment yang diberikan melalui angket mungkin menimbulkan perbedaan persepsi dan pemahaman terhadap maksud treatment sehingga
dapat mempengaruhi respon partisipan.
D. Saran