Peralatan Berkarya Proses Pembuatan Barang Kerajinan 1 Pembuatan Kerajinan Kulit Sistem Pahat Hias

P a g e | 181 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar wadah keperluan sesaji, bermakna adat istiadat seperti peralat dapur, kain tenun, permainan anak- anak, atau bermakna ekonomi yang berhubungan dengan peralatan rumah tangga dari bahan alam seperti rotan, bambu, kulit, kayu dan serat. Pada semua benda kerajinan yang berorientasi dari bahan lebih menekankan pada teknik pembuatannya. Namun dengan teknik apapun pembuatan karya kerajinan, nilai estetik tetap melekat pada motof hias dan ornament sebagai elemen estetik yang memberikan nilai tambah untuk meningkatkan kualitas karya dan secara langsung meningkatkan nilai haga jual. Mutu karya seni kerajinan sangat tergantung pada apresiasi dan keterampilan para perajin. Hal ini akan memengaruhi minat masyarakat dan wisatawan untuk membeli dengan alasan selain kebutuhan juga karena alasan ingin memiliki benda yang memiliki cirri khas kedaerahan. Suwaji Bastomi, 2003: 86. Selain syarat keindahan barang kerajinan juga perlu memiliki syarat terapan atau fungsi, seperti kemanan dalam penggunaan security dalam ukuran yang sesuai bagi keselamat barang itu sendiri, unsur kenyaman untuk digunakan comfortabel pada tekstur atau bentuk yang digunakan, atau pada keluwesan dalam penggunaan flexibility dan kemudahan dalam penyimpanan dan cara membawanya. Unsur estetik dapat meningkatkan mutu dan dari hasil kerajinan, selain kualitas pengerjaan dalam keunggulan teknik, warna dan struktur komposisinya, ada kekuatan yang menonjol pada setiap benda kerajinan Nusantara. Misalnya unsur estetika dalam karya seni kerajinan ada julukan bahwa: Indonesian is home of batik world, julukan ini diperoleh karena batik Indonesia memiliki keunggulan dibanding dengan batik negara lain, terutama pada keunggulan nilai filosofinya dan kekuatan pada kualitas makna ragam hiasnya. Sebagaimana batik yang berasal dari istilah teknik dalam bahasa Jawa yang artinya member titik cecek, karena ciri khas batik adalah adanya cecek dan isian serta remukkan Barang seni kerajinan sebagai seni rupa terapan selain sebagai benda pakai, dituntut menyenangkan dan enak untuk dipandang. Karena itu benda kerajinan harus memiliki sentuhan estetik. Dengan benda yang bagus atau indah orang ingin memakai, memilki, dan menjadikan tingginya kualitas suasana dimana benda itu diletakan sebagai elemen estetik. Keindahan barang kerajinan kecuali menumbuhkan kepuasan juga menimbulkan kebanggaan, sebab pemakai barang- barang yang indah akan menambah harga diri pemakaianya. Menurut Rohendi 2000 berekspresi estetik merupakan salah satu kebutuhan manusia yang tergolong ke dalam kebutuhan integrative. Kebutuhan estetik setiap orang atau setiap kelompok orang tidak selalu sama, maka setiap kelompok masyarakat mengembangkan strategi untuk merumuskan kebutuhan estetiknya. Suwaji Bastomi, 2003: 89-90. h. Membuat Produk Keterampilan Kerajinan 1. Prosedur dan Tahap membuat Karya Kerajinan Nusantara Setiap pembuatan karya kerajinan mempunyai cara umum yang sama secara garis besar, tetapi mempunyai cara khusus yang berbeda, hal ini tergantung dari karakter bahan yang digunakan serta tergantung dari tujuan fungsi barang tersebut. Sehingga bahan, teknik dan nilai yang terkandung dalam seni kerajinan nusantara mempunyai kekhasan masing-masing. Misalnya pada bahan yang digunakan untuk seni hias berbeda penggarapannnya untuk seni patung. Bahan untuk seni hias dapat berupa benang, kayu atau batu yang ditenun dan dipahat sebagaimana karakter bahannya. Sedangkan seni anyaman menggunakan teknik menjalin dan teknik menggulung. Untuk membuat tembikar menggunakan teknik dengan tahap percampuran bahan, pembentukan, penjemuran atau pengeringan dan tahap pembakaran. Unsur lain dari pembuatan barang kerajinan pun tidak lepas dari pertimbangan nilai, misalnya seni anyaman memiliki nilai pakai, dekoratif dan estetik. Sedangkan seni hias hanya memiliki nilai dekoratif dan estetik saja. Sebagai contoh pada ukiran kayu yang diukir dengan peralatan dan teknik tradisional dengan motif dan ornamen yang sebelumnya dibuat pada kertas pola. Jadi bahan, teknik dan nilai yang terkandung dalam karya kerajinan Nusantara perlu dipelajari baik dari aspek tradisional maupun dari aspek industri secara modern.

i. Peralatan Berkarya

Peralatan berkarya seni kerajinan sesederhana apapun mutlak adanya. Pergeseran dari karya seni kerajinan tradisional menjadi bentuk-bentuk karya industri menemui proses panjang. Kelemahan dari produk mesin yaitu pada berkurangnya sentuhan estetik. Paradigma tentang barang kerajinan buatan tangan lebih murah dari barang buatan mesin harus diubah Contoh tikar anyaman kembang yang dibuat dengan bahan ‘mendhong” masih banyak digemari oleh orang-orang pedesaan dari pada tikar anyam kembang bahan plastik buatan mesin, sebab tikar anyam kembang dengan bahan mendhong tampak lebih estetik serta murah harganya, PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar P a g e | 182 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar dan nyaman untuk digunakan. Sungguhpun barang-barang buatan mesin di kota relatif lebih murah dari pada seni kerajinan buatan tangan namun kenikmatan dan rasa estetik pada barang kerajinan tangan masih dicinta bangsa Indonesia. Demikian pula ukiran kayu buatan Jepara masih tinggi harganya dan disukai masyarakat, dari pada barang produksi dengan corak ukiran yang terbuat dari plastic. Oleh karena itu barang kerajinan tangan dengan peralatan sederhana dan tradisional masih menarik minat masyarakat pencinta seni.Sampai saat ini produksi peralatan berkarya kerajinan masih dijual di took- toko peralatan, kecuali pahat ukir Jepara atau pahat ukir Bali hanya bisa didapat di tempat-tempat tertentu. j. Jenis Teknik dan Produk Kerajinan berbagai teknik a Keterampilan Tali temali – macramé simpul b Keterampilan Tutup celup – batik c Keterampilan Lungsi pakan-ayaman, tenun d Keterampilan Ikat Celup – jumputan e Keterampilan mengukir –kerajinan kayu, logam f Keterampilan Menjahit – sulam, border, perca g Keterampilan Pahat-kerajinan kulit

k. Proses Pembuatan Barang Kerajinan 1 Pembuatan Kerajinan Kulit Sistem Pahat Hias

Pada keterampilan kerajinan kulit dapat membuat berbagai macam barang seperti dompet, tas, kap lampu, ikat pinggang dan lain-lain Kerajinan kulit membuat barang-barang kerajinan terbuat dari bahan kulit mentah atau kulit tersamak, dan kerajinan kulit sistem hias. Proses pembuatan terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut: 1.1. merencana 1.2. membuat pola 1.3. menentukan bahan 1.4. menentukan alat 1.5. memola dan memotong bahan 1.6. menghaluskan bidang kulit 1.7. merencanakan bentuk hiasan 1.8. memahat hiasan pada kulit 1.9. menyeset 1.10. melobang dan menjahit 1.11. merangkai bagian-bagian 1.12 memasang bahan pelengkap 1.13 menyelesaikan bentuk barang Berbagai Peralatan Kerajinan kulit sistem pahat hias: alat pemotong, penyeset, pelubang, alat jahit, landasan, alat pemukul, alat penarik, alat penggosok dan alat pelengkap. 2 Pembuatan Kerajinan Gerabah Secara umum pembuatan gerabah atau disebut juga tembikar, yang lebih lanjut bila tekniknya lebih ditingkatkan terutama pada teknik pembakaran dan penggunaan zat pelapis gerabah dapat menjadi keramik. Tahap-tahap pembuatan gerabah adalah sebagai berikut: a. menyiapkan tanah liat sebagai bahan baku b. mengolah bahan dengan kondisi plastisulet siap dipakai c. membentuk dengan meja putar dengan tangan handwill atau meja putar dengan kaki kickwill. d. menghaluskan permukaan dan member motif atau hiasan e. mengeringkan diangin-angin f. melakukan pembakaran 3 Pembuatan Batik Tradisional Membatik ialah memberikan motif atau ragam hias pada selembar kainputih polos. Motif dapat terbuat dari cecek hasil jejak canting, atau isian dan pola. Batik dalam bahasa Jawa; mbatik meberi titikcecek. Teknik membatik terdiri dari batik tulis, batik cap, batik lukis dan batik printing. Perlengkapan dan alat membatik terdiri dari; gawangan, bandul, wajan, anglo, tepas, taplak, saringan ‘malam’, dan dingklik. Sedangkan untuk menggambar motif digunakan canting, yaitu alat untuk melukiskan cairan ‘malam’ menjadi motif pada kain. Canting terbuat dari tembaga, dengan PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar P a g e | 183 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar gagang terbuat dari kayu. Bahan baku utama batik adalah kain polos, biasanya digunakan kain katun jenis mori. Bahan untuk membuat moti ialah ‘malam” yang terbuat dari lilin atau gandarukem sejenis bahan campuran. Sedangkan untuk memberikan motif remukkan digunakan parafin. Proses membatik terdiri dari beberapa tahap, dengan langkah-langkah: a. Mempersiapkan bahan dan alat membatik b. Tahap Ngemplong, yaitu menghaluskan kain agar rapi tanpa kanji. c. Tahap Mola atau membuat bentuk po la disebut juga ‘klowongan”, yaitu menggambari kain dengan pinsil. d.Tahap Ngrengreng, yaitu menggambari kain dengan cairan lilin malam dan Ngisen-iseni ,yaitu mengisi bentuk dengan corak atau tekstur batik. e. Tahap Nerusi, yaitu pola dan gambar diulangi dengan malam dari balik permukaan kain. f. Tahap diwidel atau dikelir, yaitu memberi warna batik.Tahap Nembok, yaitu memberi malam pada bagian yang tidak diberi warna, dengan menutupnya dengan malam. g. Tahap Bliriki, yaitu nerusi tembokan agar bagian-bagian yang tertutup menjadi rata. h. Tahap Mlorod, yaitu tahap terakhir dengan menghilangkan atau membersihakan malam dengan air mendidih. Banyak lagi cara dan proses membuat barang kerajinan dengan berbagai teknik dan tahap sesuai karakter bahannya secara khusus. Namun secara spesifik para perajin akan menyesuaikan desain atau rancangan kerajinan tangannya dibuat dengan tertib, yaitu agar produksi dapat dilakukan bersifat masal sesuai minat dan permintaan pasar. Spesifikasi umum itu terdiri dari; 1 Ukuran, 2 sifat Bahan, 3 Skets gambar rancangan, dan 4 penentuan alat dan pemeliharaannya. Tidak kalah pentingnya perajin harus memikirkan dan merancang kemasan agar benda kerajinan mudah dibawa, aman dan menambah daya tarik. Selain itu persyaratan benda kerajinan terdiri dari nilai kegunaan dan kerapihan dan kehalusan garapan. Penggarapan disini termasuk keterampilan dalam pembuatan bentuk berdasarkan karakter bahan yang terdiri dari; 1. Keindahan bahan sebagai keindahan alam di dalam bahan, misalnya warna asli dari bahan itu sendiri. Warna asli dari bahan alam biasanya lebih menarik, lebih bagus dan lebih memberikan suasana dan perasaan seseorang dekat dengan alam dari pada warna tiruan. 2. Corak tekstur dari bahan atau tekstur buatan memberi kesan tersendiri membuat perasaan menjadi menyenangkan. Penggarapan tekstur memerlukan keterampilan tersendiri dengan teknik-teknik yang kreatif. 3. Keras dan lunaknya bahan memberikan kesan berat dan ringannya bahan, dan membutuhkan perhatian di dalam penggarapannya. Cara menggarap bahan lunak tentu berbeda dengan menggarap bahan kerajinan yang keras batu atau kayu. Untuk itu diperlukan keterampilan menggunakan peralatan, termasuk keterampilan memelihara peralatan kerja.

l. Penerapan Teori dan Prinsip Pembelajaran Keterampilan Kerajinan 1. Memotivasi Siswa