Fungsi Hias Benda Kerajinan
P a g e | 177
Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
produk seni tradisional, barang kerajinan banyak digemari masyarakat. Berbagai ciri pekerja seni kerajinan yang disebut perajin yaitu para perajin yang memiliki
keahlian tanpa pelatihan, mereka secara turun temurun belajar dari orang tua membuat dan memproduksi barang-barang berupa benda perhiasan, wadah, berupa keramik, batik, ukiran dan
barang seni pakai sebagai hasil seni kerajinan dan sebagai karya seni rupa terapan. Seperti halnya di Kampung Naga Jawa Barat, masyarakat petani menggunakan waktu luangnya untuk membuat
kerajinan, keterampilan membuat benda kerajinan didapat dari orang tua mereka. Benda kerajinan dibuat sebagai kebutuhan sehari-hari, namun selajutnya mereka menjualnya sebagai penghasilan
tambahan. Barang kerajinan yang dibuat antara lain, bakul, kipas, rigen, nampah, tanggok yang terbuat dari bambu dan lidi daun enau. Contoh lain fungsi karya seni kerajinan adalah keranjang yang
dibuat dengan teknik gulung buatan Sulawesi Selatan digunakan untuk menyimpan perhiasan, dan tikar digunakan sebagai alas duduk.
Selain fungsi pakai yang digunakan oleh masyarakat pedesaan, karya kerajinan kini banyak dibeli dan dimiliki oleh masyarakat modern. Namun bagi masyarakat kota atau pada hotel, restoran
atau kantor, karya kerajinan banyak yang berubah fungsi. Misalnya kerajinan caping atau kukusan dijadikan elemen interior berupa kap lampu. Demikian pula barang-barang anyaman atau ukiran kayu
yang asalnya dibuat sebagai wadah makanan digunakan sebagai penempatan barang stasioner atau peralatan kantor. Hal ini seakan sebagai suatu gagasan kreatif dengan menampilkan barang tradisonal
ke suasana modern. Jadi sentuhan etnik dijadikan sebegai elemen estetik mendekatkan masyarakat pada suasana alam pedesaan.
Berikut ini adalah benda kerajinan yang memiliki fungsi pakai.
Gambar 5.15 Barang kerajinan memiliki nilai fungsi pakai, karya masyarakat Kampung Naga sebagai pemenuhan kebutuhan
sehari-hari dan dijual ke luar kampung Naga Foto: Eddy Fauzi, 2011