P a g e | 54
Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Dalam mengimplementasikan model Terkait seorang guru atau pengajar selain penting mempelajari dan memahami karakteristik bagan perencanaannya, ia harus pula memahami
berbagai keunggulan dan kelemahan yang terdapat pada model tersebut. Keunggulan
• Keterlibatan peserta didik dalam mengkaji hubungan keterkaitan yang terdapat dalam satu disiplin ilmu akan membantu dirinya mampu memahami suatu konsep secara komprehensif
dan menyeluruh sama baiknya dengan pemahamannya tentang suatu aspek yang lebih khusus.
• Secara bertahap konsep-konsep inti yang dipelajari peserta didik semakin berkembang dan bermakna.
• Kemampuan peserta didik dalam melihat hubungan keterkaitan antara ide-ide secara eksplisit akan menjadikan dirinya lebih kritis dan mampu mengkaji kembali, mengkonsep ulang,
mengedit dan mengasimilasikan ide secara bertahap. Kelemahan
• Penyajian pembelajaran antar satu disiplin ilmu dengan disiplin ilmu lainnya masih terpisah. Oleh karenanya peserta didik hanya memahami hubungan keterkaitan dalam satu bidang ilmu
saja walau lebih rinci. • Motivasi gurupengajar untuk membina kerjasama dengan gurupengajar lain dalam
team teaching kurang terpacu sehingga sulit dikembangkan model keterpaduan lainnya yang membutuhkan kerjasama tim yang baik dan kompak.
Rambu-Rambu • Tidak semua konsep pada materi bahasan yang berbeda dalam satu disiplin ilmu harus saling
dikaitkan. Lakukan kajian terhadap beberapa materi bahasan dalam kurikulum mengenai konsep, topik, unit yang memiliki hubungan keterkaitan.
• Pilih secara cermat kesamaan konsep, topik, unit yang dapat dijadikan ide-ide keterkaitan yang eksplisit atau nyata sebagai fokus pembelajaran dalam satu disiplin ilmu.
• Ide-ide keterkaitan yang nyata hendaknya dikembangkan dengan mempertimbangkan karakteristik bidang ilmunya, karakteristik peserta didik tingkat perkembangan dan gaya
belajar, minat dan kondisi lingkungan sekitar. • Kembangkan keterkaitan antara konsep, topik, unit dalam materi bahasan di semester 1
dengan semester 2 sesuai dengan SK-KD dalam Kurikulum. • Kembangkan keterkaitan antara konsep, topik, unit dalam materi bahasan yang berbeda
secara intensif agar pembelajaran dalam satu disiplin ilmu dapat dipahami secara rinci dan mendalam.
• Perhatikan pemilihan fokus pembelajaran agar tidak sebatas pengetahuan saja, namun melibatkan kompetensi apresiasi sikap dan kreasi keterampilan yang memberikan
pengalaman belajar yang lebih bermakna bagi peserta didik.
b. Model Webbed Terjala
Model Weebed atau Terjala merupakan model pembelajaran terpadu yang paling populer digunakan dalam pembelajaran di segala jenjang pendidikan, khususnya di pendidikan dasar.
Model Terjala dikenal dengan sebutan model Tematik yang memfokuskan pembelajaran pada hubungan antara dua atau lebih disiplin ilmu melalui tema atau topik Fogarty, 1991. Seperti
layaknya sebuah kaca pembesar, pendekatan ini memberi wawasan pemahaman yang luas dan mendalam tentang sebuah tema keterpaduan dari beragam disiplin ilmu yang memiliki jaringan
komponen aspek yang berbeda. Melalui pendekatan ini diharapkan peserta didik mampu mencermati dan memahami suatu konsep secara menyeluruh sehingga wawasan dan pengalaman
belajarnya lebih bermakna dan bermanfaat.
Tema atau topik keterpaduan dalam model ini merupakan pusat minat yang dikembangkan dari berbagai sudut padang disiplin ilmu yang berbeda. Tema dipilih melalui pengkajian terhadap
peta kompetensi dasar dan materi bahasan yang relevan untuk dipadukan dalam sebuah pembelajaran. Setiap disiplin ilmu mengacu pada tema yang sama dan diuraikan secara rinci
menjadi jaringan komponen aspek pembelajaran yang saling terjala. Di dalam komponen aspek pembelajaran yang saling terjala dan variatif ini peserta didik dapat mempelajari segi konseptual,
segi keterampilan dan segi sikap apresiatif dari berbagai disiplin ilmu secara terpadu dan utuh.
Dalam pemilihan tema atau topik penting diperhatikan minat dan kebutuhan peserta didik sesuai dengan tingkat perkembangannya. Tema ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara guru
dan peserta didik. Agar pelaksanaan pembelajaran terpadu di sekolah tetap menarik, aktual dan kontekstual maka penting pula diperhatikan peristiwa atau kejadian-kejadian penting di lingkungan
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 55
Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
dan kehidupan sehari-hari peserta didik untuk dikembangkan sebagai tema. Keberhasilan pembelajaran dengan model ini sangat tergantung pada kemampuan guru
dalam memilih tema dan mengembangkan tema yang tepat dan menarik. Jika cakupan tema terlalu luas maka dapat dilakukan pengembangan sub-sub tema yang lebih spesifik sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta didik. Sub-sub tema yang dikembangkan harus tetap terkait dengan bidang-bidang ilmu yang akan dipadukan. Oleh karenanya diperlukan kerjasama tim gurupengajar
yang kompak dari berbagai disiplin ilmu dalam merancang pembelajaran terpadu yang efektif untuk satu tahun ajaran dalam rapat kerja tahunan.
Rancangan model Terjala atau Tematik dalam pembelajaran terpadu dapat dijelaskan melalui bagan berikut
Gambar 3.8. Bagan Model Terjala Adaptasi dari Fogarty, 1991
Implementasi model Terjala atau Tematik dalam pembelajaran dapat dilakukan antara disiplin ilmu satu rumpun misalnya: Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari dan Sastra dan lintas disiplin ilmu
misalnya: Seni Rupa, Olah Raga, Matematika. Agar kebermaknaan hasil belajar lebih nyata, sebaiknya ruang lingkup keterpaduannya jangan terlalu sempitdangkal atau terlalu banyakluas
memadukan bidang ilmu. Idealnya mencakup 3 hingga 6 bidang ilmu yang dipadukan. Bidang ilmu yang akan dipadukan dipilih berdasarkan hasil kajian Kurikulum dan peta konsep yang
dikembangkan sesuai tema.
Karakteristik Pembelajaran Terpadu dengan Pendekatan Tematik 1 Berpusat pada peserta didik
Pembelajaran tematik berpusat pada peserta didik student center, pengalaman dan kegiatan belajar sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar
modern yang lebih banyak menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator.
2 Memperikan pengalaman langsung Pembelajaran tematik yang bersifat kontekstual akan memberikan pengalaman langsung
direct experiences kepada peserta didik. Mereka dihadapkan pada sesuatu yang nyata konkrit sebagai dasar memahami hal-hal yang lebih abstrak. Kegiatan belajar jadi lebih
bermakna dan berkesan, sehingga hasil belajar lebih lama tertanam di memori mereka. Kegiatan belajar disajikan secara pragmatis sesuai permasalahan yang sering ditemui anak di
lingkungannya.
3 Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran secara holistik Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu
proses pembelajaran, sehingga peserta didik mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini akan memudahkan peserta didik memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Pendekatan tematik menjadikan peserta didik mampu berpikir kritis dan kreatif.
4 Bersifat fleksibel Pembelajaran tematik bersifat fleksibel, keterpaduan pembelajaran dapat dirancang antara
bidang ilmu yang serumpun atau lintas bidang ilmu. Jumlah bidang ilmu yang dipadukan dapat disesuaikan dengan tema yang dikembangkan dari kehidupan dan lingkungan sekitar anak.
5 Hasil pembelajaran sesuai dengan minat serta kebutuhan peserta didik Pembelajaran tematik memberi kesempatan peserta didik mengoptimalkan seluruh potensi
Mapel 6 Mapel 1
Mapel 5
Mapel 4 Mapel 3
Mapel 2 TEMA
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 56
Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
yang dimilikinya. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pembelajaran disesuaikan dengan minat dan tingkat perkembangan anak.
6 Menggunakan prinsip belajar yang menyenangkan Pembelajaran tematik dilaksanakan dalam suasana belajar yang menyenangkan. Pembelajaran
dapat dilakukan di dalam dan di luar kelassekolah dalam kelompok kecil, kelompok besar atau secara individual. Peserta didik juga dilibatkan dalam memilih topik dan kegiatan-kegiatan
belajarnya sehingga aktivitas belajar berlangsung dengan suasana belajar yang aktif, interaktif, kreatif, kolaboratif dan menyenangkan
7 Mengembangkan keterampilan sosial Pembelajaran tematik memungkinkan peserta didik mengembangkan keterampilan sosial dalam
bekerjasama, memiliki sikap toleran dan tanggap terhadap gagasan orang lain. Berbagai aktivitas diskusi, kerja kelompok dan belajar langsung dari nara sumber menjadikan peserta
didik lebih terbuka, komunikatif dan mampu beradaptasi dengan beragam situasi.
Keunggulan • Model pembelajaran tematik memiliki keunggulan dalam membangkitkan motivasi belajar
peserta didik melalui aktivitas memilih topik atau tema yang diminatinya. • Tema sebagai pusat minat dan fokus pembelajaran memudahkan peserta didik mempelajari
pengetahuan, keterampilan dan kompetensi lainnya dalam bidang ilmu yang berbeda namun dengan tema yang sama.
• Pembelajaran tematik berlangsung dengan suasana menyenangkan sehingga lebih bermakna dan berkesan bagi peserta didik. Manfaat nya dirasakan langsung karena
pembelajaran disajikan dalam konteks tema yang nyata dan jelas. • Kompetensi apresiasi, kreasi dan kompetensi lainnya dapat lebih baik
dikembangkan melalui berbagai mata pelajaran yang dikaitkan pengalaman pribadi peserta didik.
• Bagi para gurupengajar pemula, model ini relatif mudah dirancang dan dilaksanakan di sekolah karena melibatkan tim guru pengajar dari bidang ilmu yang berbeda.
• Pendekatan tematik menjadikan cakupan payung konsep lebih jelas sehingga memudahkan gurupengajar menelaah SK-KD dalam Kurikulum yang dapat diintegrasikan agar
pembelajaran berlangsung lebih efektif. Kelemahan
• Guru dan peserta didik sering kali kurang tepat dalam memilih tema, terkadang terlalu luas atau terlalu dangkal. Pemilihan tema yang terlalu dangkal akan menyulitkan guru dalam
melakukan pengembangan tema ke subtema. Guru seringkali terjebak hanya terfokus pada satu kompetensi saja, misalnya hanya berorientasi pada kemampuan kognisi saja atau aktivitas
kreasi saja sehingga hasil pembelajaran kurang optimal. Sebaliknya jika pemilihan tema terlalu luas maka pembelajaran jadi kurang bermakna.
• Pendekatan ini akan memerlukan waktu perencanaan yang cukup lama khususnya jika akan mengembangkan model terjala yang lintas bidang ilmu. Diawal semester perlu dilakukan
koordinasi dengan beberapa gurupengajar dari berbagai bidang ilmu untuk membentuk team teaching dan melakukan kajian SK-KD dalam Kurikulum serta memilih tema yang
relevan dengan kurikulum dan kebutuhan peserta didik.
Rambu-Rambu • Dimungkinkan terjadi penggabungan Kompetensi Dasar lintas semester agar
pembelajaran lebih efisien. • Tidak semua Kompetensi Dasar dapat dan harus dipadukan. Kompetensi Dasar yang tidak
tercakup dalam tema tetap harus diajarkan tersendiri agar seluruh Kompetensi Dasar dapat dikuasai oleh peserta didik secara utuh.
• Tema-tema yang dipilih haruslah sesuai dengan karakteristik anak, karakteristik bidang ilmu yang dipadukan, SK-KD dalam Kurikulum, minat anak dan kondisi lingkungan setempat.
c. Model Integrated Integrasi :