P a g e | 59
Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
• Tidak semua Kompetensi Dasar dapat dan harus dipadukan. Kompetensi Dasar yang tidak tercakup sebagai fokus keterpaduan tetap harus diajarkan tersendiri agar seluruh Kompetensi
Dasar dapat dikuasai oleh peserta didik secara utuh.
4. Prosedur Perencanaan Pembelajaran Model Terkait, Tematik Dan Terpadu
Perencanaan suatu pembelajaran memiliki prosedur yang sesuai dengan pendekatan yang dipilih. Dalam perencanaan pembelajaran keterpaduan, model terkait, model tematik dan model
terpadu pada dasarnya memiliki perbedaan dalam hal prosedur perencanaan dari setiap model yakni terletak pada proses pencarian dan pengembangan fokus pembelajaran atau pusat minat. Sedangkan
persamaannya terletak pada Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran dan Langkah Kegiatan, Alokasi Waktu, Metode Pembelajaran, Media Pembelajaran, Pengelolaan Kelas, serta Penilaian dan
Umpan balik.
Secara garis besar alur perencanaan Pembelajaran Terpadu dapat dipelajari pada bagan berikut ini:
Gambar 3.10. Alur Penyusunan Perencanaan Pembelajaran Terpadu Sumber: Departemen Pendidikan Nasional, 2007
Penentuan fokus pembelajaran dalam penyusunan rencana pembelajaran terpadu perlu mendapat perhatian khusus karena tidak serupa dengan pendekatan belajar yang konvensional.
Berikut ini akan dibahas secara khusus bagaimana pengembangan focus pembelajaran sebagai pusat minat dari model Terkait, model Terjala dan model Integrasi
dalam Pembelajaran Terpadu. a. Pengembangan Fokus Pembelajaran pada Model Terkait
Perencanaan model terkait diawali dengan melakukan pengkajian Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD dari kurikulum pada satu mata pelajaran dalam satuan waktu tertentu
semester atau kelas. Kemudian dipilih ide-ide tentang konsep, keterampilan dan sikap yang dapat dikaitan secara eksplisit dengan topik, unit dan konsep lainnya dari materi pembelajaran yang
terdapat dalam satu bidang ilmu. Dalam mengembangkan ide-ide ini perlu pula memperhatikan karakteristik peserta didik tingkat perkembangan, gaya belajar, karakteristik bidang ilmu, minat
peserta didik, lingkungan belajar sosial dan budaya serta lokasi setempat. Ide ini kemudian dikembangkan menjadi pusat minat atau inti pembelajaran model terkait. Pemilihan ini bertujuan agar
peserta didik dapat memahami konsep baru secara utuh dan bermakna bagi dirinya.
Perencanaan model terkait ini kemudian perlu ditampilkan dalam bagan keterkaitan topik, unit, konsep seperti yang tertera di bawah ini. Dalam gambarbagan ini ditunjukkan contoh model
terkait yang dibuat dalam satu semester untuk empat bidang ilmu atau mata pelajar. Contoh ini dikembangkan dari buku How to Integrate the Curricula ditulis oleh Robin Forgaty
1991. Melalui contoh ini dapat dilihat bahwa keterkaitan yang dilakukan dalam empat bidang ilmu ini memang terpisah dan tidak menyatu antara satu bidang ilmu dengan bidang ilmu lainnya.
Menetapkan bidang kajian yang akan
dipadukan Mempelajari Standar
kompetensi dan kompetensi dasar
bidang kajian
Memilihmenetapkan tema atau topik
pemersatu Membuat matriks atau
bagan hubungan kompetensi dasar dan
tema atau topik pemersatu
Menyusun silabus pembelajaran terpadu
Menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran terpadu
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 60
Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Gambar 3.11. Bagan Model Terkait untuk Empat 4 Bidang llmu Adaptasi dari Fogarty, 1991
Keunggulan dari model terkait ini adalah peserta didik dapat belajar lebih rinci dan mendalam tentang konsep dan prinsip dalam satu bidang ilmu. Setelah fokus pembelajaran ditentukan,
selanjutnya gurupengajar perlu memperhatikan komponen perencanaan pembelajaran lainnya, yaitu: 1 Tujuan Pembelajaran
2 Materi Pembelajaran dan Langkah Kegiatan 3 Alokasi Waktu
4 Metode Pembelajaran 5 Media Pembelajaran
6 Pengelolaan Kelas 7 Penilaian dan Umpan balik
Pengembangan berbagai komponen di atas perlu disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, karakteristik bidang ilmu, minat peserta didik, lingkungan dan kondisi setempat.
b. Pengembangan Fokus Pembelajaran pada Model Tematik