Estetika pada Produk Kerajinan Nusantara

P a g e | 180 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar Gambar 5.20. Motif Kain tenun ulos, Sumatera Utara, Sumber: shindyrefanii.blogspot.com Gambar 5.21. Ukiran Kayu, Motif Jepara Sumber : InstimgAngiea Pada gambar ilustrasi Gbr 5 sampai gbr 9 di atas memiliki ciri bentuk produk kerajinan daerah dalam corak Ragam Hias yang berbeda, memiliki keunikan dan keindahan yang berbeda, maka dari corak dan ragam hias daerah setempat masing-masing jika dikumpulkan dan disatukan di dalam pembahasannya menjadi wacana Seni Hias Nusantara yang menjadi kekayaan seni hias Indonesia.

g. Estetika pada Produk Kerajinan Nusantara

Keindahan sebuah karya menandakan estetika dan desain melalui ornament daerah atau negara sebagian kekayaan budaya yang amat luar biasa. Salah satu kekayaan Indonesia yang mendapat pengakuan badan dunia adalah batik.Hal ini seperti pernyataan badan dunia UNESCO yang menyatakan batik sebagai warisan budaya dan diakui keunggulan dan ciri khasnya sebagai asli Indoensia. Selanjutnya ada peluang bagi tenun Indonesia menjadi salah satu kekayaan seni Indonesia lainnya yang memungkinkan untuk dicatat oleh badan dunia sebagaimana pengakuan terhadap batik. Sehingga dampak terhadap bidang pariwisata bahwa untuk menggiatkan aktivitas seni dan pariwisata Indonesia perlu ada upaya terintegrasi antara pendidikan dan pariwisata, misalnya sebagai program wisata edutainment. Penerapan nilai estetik pada benda kerajinan memberikan sentuhan pada produk, dibutuhkan terampilan untuk menerapkan nilai tersebut. Ketika karya seni kerajinan tampil dengan bentuk yang bagus dan menarik, terlebih lagi dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari maka hasil kerajinan menjadi penting, sebagaimana masyarakat memerlukan untuk memiliki barang-barang tersebut. Hal ini lebih jauh bila barang hasil seni kerajinan diberi makna oleh masyarakat sebagai: Bermakna budaya, ialah barang-barang yang dibuat sebagai simbol suatu budaya keris, pakaian adat, dan Barang-barang perabot rumah tangga, atau bermakna agama dan kepercayaan, yaitu barang-barang berbentuk PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar P a g e | 181 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar wadah keperluan sesaji, bermakna adat istiadat seperti peralat dapur, kain tenun, permainan anak- anak, atau bermakna ekonomi yang berhubungan dengan peralatan rumah tangga dari bahan alam seperti rotan, bambu, kulit, kayu dan serat. Pada semua benda kerajinan yang berorientasi dari bahan lebih menekankan pada teknik pembuatannya. Namun dengan teknik apapun pembuatan karya kerajinan, nilai estetik tetap melekat pada motof hias dan ornament sebagai elemen estetik yang memberikan nilai tambah untuk meningkatkan kualitas karya dan secara langsung meningkatkan nilai haga jual. Mutu karya seni kerajinan sangat tergantung pada apresiasi dan keterampilan para perajin. Hal ini akan memengaruhi minat masyarakat dan wisatawan untuk membeli dengan alasan selain kebutuhan juga karena alasan ingin memiliki benda yang memiliki cirri khas kedaerahan. Suwaji Bastomi, 2003: 86. Selain syarat keindahan barang kerajinan juga perlu memiliki syarat terapan atau fungsi, seperti kemanan dalam penggunaan security dalam ukuran yang sesuai bagi keselamat barang itu sendiri, unsur kenyaman untuk digunakan comfortabel pada tekstur atau bentuk yang digunakan, atau pada keluwesan dalam penggunaan flexibility dan kemudahan dalam penyimpanan dan cara membawanya. Unsur estetik dapat meningkatkan mutu dan dari hasil kerajinan, selain kualitas pengerjaan dalam keunggulan teknik, warna dan struktur komposisinya, ada kekuatan yang menonjol pada setiap benda kerajinan Nusantara. Misalnya unsur estetika dalam karya seni kerajinan ada julukan bahwa: Indonesian is home of batik world, julukan ini diperoleh karena batik Indonesia memiliki keunggulan dibanding dengan batik negara lain, terutama pada keunggulan nilai filosofinya dan kekuatan pada kualitas makna ragam hiasnya. Sebagaimana batik yang berasal dari istilah teknik dalam bahasa Jawa yang artinya member titik cecek, karena ciri khas batik adalah adanya cecek dan isian serta remukkan Barang seni kerajinan sebagai seni rupa terapan selain sebagai benda pakai, dituntut menyenangkan dan enak untuk dipandang. Karena itu benda kerajinan harus memiliki sentuhan estetik. Dengan benda yang bagus atau indah orang ingin memakai, memilki, dan menjadikan tingginya kualitas suasana dimana benda itu diletakan sebagai elemen estetik. Keindahan barang kerajinan kecuali menumbuhkan kepuasan juga menimbulkan kebanggaan, sebab pemakai barang- barang yang indah akan menambah harga diri pemakaianya. Menurut Rohendi 2000 berekspresi estetik merupakan salah satu kebutuhan manusia yang tergolong ke dalam kebutuhan integrative. Kebutuhan estetik setiap orang atau setiap kelompok orang tidak selalu sama, maka setiap kelompok masyarakat mengembangkan strategi untuk merumuskan kebutuhan estetiknya. Suwaji Bastomi, 2003: 89-90. h. Membuat Produk Keterampilan Kerajinan 1. Prosedur dan Tahap membuat Karya Kerajinan Nusantara Setiap pembuatan karya kerajinan mempunyai cara umum yang sama secara garis besar, tetapi mempunyai cara khusus yang berbeda, hal ini tergantung dari karakter bahan yang digunakan serta tergantung dari tujuan fungsi barang tersebut. Sehingga bahan, teknik dan nilai yang terkandung dalam seni kerajinan nusantara mempunyai kekhasan masing-masing. Misalnya pada bahan yang digunakan untuk seni hias berbeda penggarapannnya untuk seni patung. Bahan untuk seni hias dapat berupa benang, kayu atau batu yang ditenun dan dipahat sebagaimana karakter bahannya. Sedangkan seni anyaman menggunakan teknik menjalin dan teknik menggulung. Untuk membuat tembikar menggunakan teknik dengan tahap percampuran bahan, pembentukan, penjemuran atau pengeringan dan tahap pembakaran. Unsur lain dari pembuatan barang kerajinan pun tidak lepas dari pertimbangan nilai, misalnya seni anyaman memiliki nilai pakai, dekoratif dan estetik. Sedangkan seni hias hanya memiliki nilai dekoratif dan estetik saja. Sebagai contoh pada ukiran kayu yang diukir dengan peralatan dan teknik tradisional dengan motif dan ornamen yang sebelumnya dibuat pada kertas pola. Jadi bahan, teknik dan nilai yang terkandung dalam karya kerajinan Nusantara perlu dipelajari baik dari aspek tradisional maupun dari aspek industri secara modern.

i. Peralatan Berkarya