Apresiasi Keterampilan Kerajinan Motif Hias Pada Benda Kerajinan Nusantara

P a g e | 178 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar kerajinan adalah karya seni yang tujuan pembuatannya mempunyai tujuan untuk dipakai, terutama untuk memenuhi keperluan sehari-hari seperti keramik atau gerabah, kain songket atau kain tenun. Berikut ini contoh karya seni kerajinan yang memiliki fungsi hias. Gambar 5.16. Motif Hias pada anyaman bambu. Sumber Internet: tokobagus.blog.com Gambar 5.17. Motif Hias Pada Guci Keramik Sumber.Internet

e. Apresiasi Keterampilan Kerajinan

Tujuan pembelajaran apresiasi keterampilan kerajinan ditinjau dari Ide dan Produk Kerajinan Daerah memiliki tujuan dari apresiasi keterampilan kerajinan yang tertuang pada pembelajaran keterampilan kerajinan. Sedangkan dari pohon keilmuan keterampilan kerajinan merupakan mata pelajaranyang identik dengan seni kriya dan termasuk di dalam pendidikan seni budaya. Dimana Pendidikan seni budaya berperan mengembangkan kemampuan perseptual, intelektual, kreativitas, emosional,sosial, estetik, fisik. Dalam hal ini kemampuan-kemampuan tersebut termasuk dalam peran pendidikan seni yang masuk ke dalam pendekatan multidimensional. Melalui pembelajaran apresiasi, tujuan akan pembentukan karakter siswa dapat dilakukan dengan belajar melalui seni learning through arts. Membentuk karakter pribadi yang harmonis, toleran dam pandai menghargai dan menghormati orang lain merupakan pembelajaran dengan pendekatan Multikultural.

f. Motif Hias Pada Benda Kerajinan Nusantara

Ciri khas karya seni kerajinan Nusantara dapat dikenali dari pola dan ornamen yang ada pada benda kerajinan itu sendiri. Setiap daerah memiliki ragam hias sebagai simbol daerahnya masing-masing. Di dalam pembelajaran seni rupa, siswa diminta untuk mengidentifikasi keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni rupa terapan daerah setempat. Pada pembahasan inilah perlu dicari informasi tentang motif hias yang dikenal di suatu daerah tertentu. Selain itu perlu diketahui proses atau tahap-tahap pembuatan seni hias yang dimulai dari gagasan tentang motif, dilanjutkan dengan pengulangan motif menjadi pola, dan pengulangan pola menjadi ornamen. Dengan berbagai bentuk atau corak ornamen yang dibuat dan diterapkan pada karya seni kerajinan, maka setiap daerah akan memilki keunikan dan teknik yang berbeda secara khas yang disebut sebagai perbedaan PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar P a g e | 179 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar dalam ragam hiasnya. Penerapan pola hias pada benda kerajinan dimulai sebagai keinginan para perajin, yang dimasa lalu disebut empu. Hal ini tempak pada benda-benda hias peninggalan zaman Hindu-Buddha, zaman Islam, pengaruh Cina dan pengaruh Kolonial, yang berangsur-angsur seiring waktu menjadi kumpulan kekayaan seni hias bangsa kita yang tersebar di seluruh pulau dan wilayah Indonesia menjadi ragam hias Nusantara. Keberagaman seni hias Nusantara melekat pada Seni Hias, seperti ditulis oleh Setiawan Sabana bahwa; letak wilayah, waktu, dan kehidupan social budaya menjadi factor yang meneybabkan keragaman karya seni, termasuk seni hias. Seni hias terdapat pada kainan tenunan dan ukiran kayu atau batu. Biasanya orang menganggap bahwa seni hias dibuat untuk tujuan keindahan. Pembuatan hiasan pada kulit kayu dalam masyarakat Sentani, Papua misalnya, berkaitan erat dengan kepercayaan mereka. Motif abstraksi ikan, kura-kura dan lain-lain yang dipakai dalam aktivitas memancing, dipercayai akan mendatangkan keberuntungan. Setiawan Sabana, 2002: 38. Hal ini menandakan bahwa gambar hiasan dimaknakan sebagai simbol yang dipercayai membawa keberuntungan. Bentuk hiasan pada seni anyaman sangat banyak di Nusantara Indonesia, karena seni kerajinan masyarakat pedesaan Indonesia menyatu dlam kegiatan mereka sehari-hari. Misalnya pembuatan keranjang, perabotan rumah dan dapur, dibuat untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Tetapi setelah kebutuhan sendiri terpenuhi, maka masyarakat membuat kerajinan anyaman untuk dijual. Selain orang lain membutuhkan, bagi si pemgrajin sendiri merupakan peluang untuk menambah penghasilan keluarga.Terlebih lagi di pedesaan bahan-bahan kerajinan cukup berlimpah. Bahan anyaman yang biasa digunakan antara lain bambu, rotan, lalang, daun kelapa, dan banyak lagi bahan sisa atau limbah seperti sabut kelapa, dan lain sebagainya. Motif dan ornamen yang dikenal sebagai ciri ragam hias daerah Nusantara terdapat pada batik, tenunan. Keramik, ukiran dan benda-benda kerajinan lainnya. Berikut ini contoh beberapa motif hias yang merupakan ciri khas seni hias Nusantara Gambar 5.18 : Batik ceplok motif bunga, Batik Yogyakarta Sumber: batikjojya-ku,blogspot.com. Gambar 5.19. Motif Tenun Bali, Sumber: lelainabutik.blogspot.com PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar P a g e | 180 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar Gambar 5.20. Motif Kain tenun ulos, Sumatera Utara, Sumber: shindyrefanii.blogspot.com Gambar 5.21. Ukiran Kayu, Motif Jepara Sumber : InstimgAngiea Pada gambar ilustrasi Gbr 5 sampai gbr 9 di atas memiliki ciri bentuk produk kerajinan daerah dalam corak Ragam Hias yang berbeda, memiliki keunikan dan keindahan yang berbeda, maka dari corak dan ragam hias daerah setempat masing-masing jika dikumpulkan dan disatukan di dalam pembahasannya menjadi wacana Seni Hias Nusantara yang menjadi kekayaan seni hias Indonesia.

g. Estetika pada Produk Kerajinan Nusantara