Pertempuran Surabaya Media dan Sumber Belajar
154
Tanggal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan operasi militer. Belanda menyerang Pangkalan Udara Maguwo. Akibat serangan
tersebut Presiden Soeharto dan beberapa pejabat tinggi ditahan Belanda. Presiden Sooekarno diterbangkan ke Prapat Sumatra Utara
dan Bangka. Wakil Presiden dibawa ke Bangka. Setelah serangan tersebut, Belanda menyiarkan ke seluruh dunia bahwa RI sudah tidak
ada lagi.
c. Akibat Agresi Militer Belanda II
Dewan Keamanan PBB membicarakan Agresi Militer Belanda II. Dewan Keamanan mengeluarkan resolusi terhadap Belanda dengan
memerintahkan penghentian semua operasi militer Belanda dan aktivitas gerilya. Amerika Serikat memberi tekanan kepada Belanda
dan mengancam tidak akan memberikan bantuan ekonomi kepada Belanda. Akhirnya, Belanda tertekan dan memaksa untuk mengakhiri
Agresi Militer Belanda II.
155
Materi Ajar Siklus II Pertemuan 1
Pengakuan Kedaulatan Indonesia
1. Perjanjian Linggajati 25 Maret 1947
Perjanjian ini merupakan persetujuan antara pihak Indonesia dengan Belanda tentang status kemerdekaan Indonesia. Ditandatangani di Istana
Merdeka pada 15 November 1946 dan disahkan kedua negara pada 25 Maret 1947. Indonesia diwakili Perdana Menteri Sutan Sjahrir dan tiga
anggota lain, yakni Mohammad Roem, Susanto Tirtoprodjo, dan dr. A.K.Gani. Sedangkan Belanda diwakili tim yang disebut Komisi Jenderal.
Pelaksanaan hasil Perjanjian Linggajati ternyata tidak berjalan baik. Tanggal 20 Juli 1947 Gubernur Jenderral belanda H.J van Mook
menyatakan bahwa Belanda tidak terikat lagi dengan Perjanjian Linggajati.
2. Perjanjian Renville 17 Januari 1948
Perjanjian ini merupakan perjanjian antara bangsa Indonesia dengan Belanda yang ditandatangani di atas geladak kapal Renville tanggal 17
Februari 1947. Perundingan ini dimulai 8 Desember 1947 dan ditengahi KTN yang terdiri dari Amerika Serikat, Australia, dan Belgia. Delegasi
Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Amir Syarifuddin, sedangkan delegasi Kerajaan Belanda dipimpin Kolonel KNIL R. Abdul Kadir
Wijoyoatmojo. Hasil perjanjian ini mengecewakan banyak pihak terutama kalangan militer.
3. Perjanjian Roem-Royen 7 Mei 1949
Perjanjian ini merupakan kesepakatan antara bangsa Indonesia dengan Belanda. Perundingan Roem-Royen dimulai pada 14 April 1949, delegasi
Indonesia dipimpin Mohammad Roem, sedangkan delegasi Belanda dipimpin Dr. Jan H. van Royen. Kesepakatan yang dicapai dalam
Perjanjian Roem-Royen, yaitu sebagai berikut. a.
Pemerintah Indonesia akan dikembalikan ke Yogyakarta. b.
Indonesia dan Belanda akan mengadakan perundingan KMB. 4.
Konferensi Meja Bundar 23 Agustus-2 November 1949 Merupakan sebuah konferensi antara pemerintah Indonesia dengan
Belanda yang dilaksanakan di Den Haag. Konferensi ini diikuti oleh tiga pihak, yaitu Indonesia, belanda, dan BFO. BFO sangat mendukung
tuntutan Indonesia atas penyerahan kedaulatan tanpa ikatan ekonomi dan politik.
KMB dipimpin Perdana Menteri Belanda Dr. Willem Drees. Delegasi Indonesia dipimpin Moh. Hatta, BFO diketuai Sultan Hamid II, Belanda
dikepalai Mr. van Maarseveenn, sedangkan PBB melalui UNCI diwakili oleh Chritchley. Perundingan ini membahas masalah Uni Indonesia-