Pengertian Anak Tunarungu Kajian Tentang Anak Tunarungu
14
c. Segi Akademik Keterbatasan dalam berbicara dan berbahasa mengakibatkan anak
tunarungu memiliki prestasi akademik yang rendah dalam pelajaran yang bersifat verbal, akan tetapi pada pelajaran yang bersifat lebih
tervisualisasi prestasi pelajaran anak tunarungu cenderung sama dengan anak normal seusianya, sehigga dalam proses belajar anak
tunarungu lebih banyak menangkap pelajaran yang tervisualisasikan. d. Segi Emosi dan Sosial
Anak tunarungu sering terasing dari pergaulan dikarenakan kelainan yang dialami sehingga terbatas dalam hal bergaul yang cenderung
nyaman bergaul dengan sesama anak tunarungu, anak tunarungu memiliki sifat egosentris yang besar dikarenakan tindakan yang
berpusat pada ego dan kesulitan dalam merespon rangsangan dari luar khususnya melalui pendengaran, kesulitan dalam menafsirkan
sesuatu dikarenakan memiliki hambatan dalam memahami bahasa lisan, dan anak tunarungu lebih mudah cepat marah dikarenakan
mengalami kesulitan untuk mengungkapkan perasaan atau pikiran. Murni Winarsih 2007: 16 menambahkan bahwa perkembangan
sosial anak dipengaruhi oleh lingkungan keluarga dimana ia tinggal, kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh anak bergantung pada orang
dewasa disekitarnya. Pembentukan sikap sosial anak juga dipengaruhi oleh peran orang tua dalam memberikan bimbingan kepada anaknya.
Selanjutnya Emon Sastrawinata 1997: 16 menambahkan bahwa anak tunarungu memiliki sikap menutup diri bertindak secara agresif atau
sebaliknya yaitu menampakan kebimbangan dan keraguan. Kondisi tersebut menyebabkan anak tunarungu tidak dapat belajar dan memahami
bahasa dari masyarakat umum maupun anak normal lainya. Hal ini menjadi faktor penyebab anak tunarungu menjadi pribadi yang egois.
Berdasarkan pendapat ahli diatas dapat diketahui bahwa anak tunarungu memiliki karakteristik dari segi intelegensi anak memiliki
kemampuan intelektual rata-rata akan tetapi menampakan intelegensi
15
yang rendah yang dikarenakan kelainan pada organ pendengarannya, pada segi bahasa dan bicara anak tunarungu memiliki hambatan dalam
pemerolehan kosakata hal ini menyebabkan anak kesulitan dalam berkomunikasi, selanjutnya dalam segi emosi dan sosial anak tunarungu
memiliki sifat egosentrisme, menutup diri dari pergaulan luar akibat kelainan yang dimiliki dan sering menafsirkan sesuatu secara negatif.