tugasnya sehingga dapat tercapai tujuan sekolah yang telah ditetapkan sebelumnya
Masalah di MA. Muhammadiyah Jasinga Kabupaten Bogor adalah rendahnya pengawasan kepala sekolah, sehingga berpengaruh pada tingkat
disiplin kerja guru menjadi rendah juga, serta kesadaran guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya tidak dipenuhi rasa tanggung jawab. Guru-guru
disekolah tersebut pun banyak melakukan pelanggaran terhadap aturan sekolah yang berlaku seperti ketepatan waktu dalam proses belajar mengajar,
pembuatan perencanaan mengajar, dan pelaksanaan administrasi kelas, serta sikap guru dan cara berpakaian guru yang tidak sesuia dengan aturan sekolah.
Atas dasar permasalahan mengenai adanya disiplin kerja guru yang rendah akibat dari kemampuan manajerial kepala sekolah yang rendah, maka penulis
mencoba melakukan penelitian skripsi dengan judul “HUBUNGAN
PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH DENGAN DISIPLIN KERJA GURU DI MADRASAH ALIYAH MUHAMMADIYAH JASINGA
KABUPATEN BOGOR” B. Masalah Penelitian
1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis dapat
mengidentifikasi masalah beberapa masalah yang muncul, sebagai berikut: a. Rendahnya kompetensi kepala sekolah dalam menjalankan tugas
supervisor b. Lemahnya pengawasan kepala sekolah terhadap guru dalam
menjalankan tugas mengajar. c. Kurangnya kesadaran guru akan tugas dan tanggung jawab guru di
sekolah d. Rendahnya tingkat disiplin kerja guru dalam menjalan tugas mengajar
4
2. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini terarah dan tidak menimbulkan keraguan dalam
penafsiran, maka arah penelitian ini dibatasi sebagai berikut: a. Pengwasan kepala sekolah tehadap guru dalam menjalankan tugas
mengajar. b. Tingkat disiplin guru dalam melaksanakan tugas mengajar
3. Perumusan Masalah Berdasarkam pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas agar
permasalahan yang dibatasi bisa dikaji dan diperoleh kejelasan serta jawaban yang tepat, maka perumusan masalah yang akan diteliti adalah
“Bagaimana pelaksanaan Pengawasan Kepala Sekolah dan berapa besar hubungan antara pelaksaan pengawasan kepala sekolah terhadap Disiplin
Kerja Guru di Madarsah Aliyah Muhammadiya Jasinga Kabupaten Bogor”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peranan pengawasan
kepala sekolah dalam meningkatkan disiplin kerja guru. 2. Manfaat Penelitian
a. Bagi penulis, untuk memberikan wawasan pengetahuan tentang kemampuan manajerial kepala sekolah kaitannya dengan disiplin kerja.
b. Sebagai syarat untuk mendapatkan gelas S1 pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan jurusan KI-Manajemen Pendidikan
Universitas Islam Negeri Jakarta. c. Bagi para penggerak di lembaga pendidikan untuk lebih menyadari
bahwa kemampuan manjerial kepala sekola dapat meningkatkan disiplin kerja guru, meningkatkan produktivitas kerja, motivasi dan
kulitas kerja yang baik sehingga akan menghasilkan out put yang bermutu.
5
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Kajian Teori 1. Pengawasan
a. Pengertian Pengawasan
Menurut George R.Terry, Newman dan Henry Fayol yang dikutip M. Manullang, pengawasan dapat diartikan sebagai suatu
proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksnanakan, menilainya, dan bila perlu mengoreksi dengan maksud supaya
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula.
2
Adapun menurut LANRI 2003 yang dikutip oleh Hussaini Usman, pengawasan ialah suatu kegiatan untuk memperoleh kepastian
apakah pelaksanaan pekerjaankegiatan telah dilakukan sesuai dengan rencana semula.
3
Menurut Robert J. Mockler yang dikutip oleh T. Hani Handoko menyatakan bahwa fungsi pengawasan adalah suatu usaha sistematik
2
Manullang, M., Dasar-dasar Manajemen, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press h.173
3
Husaini Usman, Manajemen: Teori Prektik dan Riset Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008 Edisi ke 2, h. 470
6
untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan umpan balik, membandingkan kegiatan dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya, menetukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakankoreksi yang diperlukan untuk menjamin
semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
4
M. Manullang mengatakan bahwa perencanaan berhubungan erat dengan dengan fungsi pengawasan karena dapat dikatakan rencana
itulah sebagai standar atau alat pengawasan bagi pekerjaan yang sedang dikerjakan. Demikian pula fungsi pemberian perintah
berhubungan erat dengan fungsi pengawasan karena sesungguhnya pengawasan itu merupakan
follow up dari perintah-perintah yang sudah dikeluarkan.
5
Sedangkan Earl P. Strong yang dikutip oleh Brantas, mengatakan bahwa Controlling is the process of regulating the various
factors in an enterprise according to requirement of itsplans pengawasan adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu
perusahaan, agar pelaksanaan sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana.
6
Artinya pengawasan mengatur tenaga kerjapendidik, mengatur semua kegiatan yang dilaksanakan agar tidak menyimpang
sesuai dengan aturan-aturan yang ada, serta memperbaiki kesalahan- kesalahan yang terjadi, sehingga pelaksanaan kegiatan dapat
dilaksanakan sesuai aturan-aturan dan tujuan yang telah ditetapkan. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan, bahwa
pengawasan adalah proses untuk menjaga agar kegiatan terarah menuju pencapaian tujuan seperti yang direncanakan dan bila
ditemukan penyimpangan-penyimpangan diambil tindakan koreksi.
4
T. Hani Handoko, Manajemen, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta Edisi ke 2, Cet. Ke 16, h. 360-361.
5
M. Manullang, Dasar-dasar Manajemen, . . . h. 172
6
Brantas, Dasar-dasar Manajemen, Bandung: Alfabeta h.189
7
b. Tujuan Pengawasan
Dalam rangka meningkatkan disiplin kerja pegawai dengan tujuan untuk mencapai tujuan organisasi sangat perlu diadakan
pengawasan, karena pengawasan mempunyai beberapa tujuan yang sangat berguna bagi pihak-pihak yang melaksanakan, sebagai berikut:
1 Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari rencana
2 Melakukan tindakan-tindakan perbaikan corrective, jika terdapat penyimpangan-penyimpangan deviasi
3 Supaya tujuan yang dihasilkan sesuai dengan rencananya 4 Menghentikan atau meniadakan kesalahan, penyimpangan,
penyelewengan, pemborosan, hambatan, dan ketidakadilan.
5 Mencegah terulangnya kembali kesalahan, penyimpangan, penyelewengan, pemborosan, hambatan, dan
ketidakadilan. 6 Mendapatkan cara-cara yang lebih baik atau membina
yang lebih baik 7 Menciptakan suasana kterbukaan, kejujuran, partisipasi,
dan akuntabilitas organisasi 8 Meningkatkan kelancaran operasi organisasi
9 Meningkatkan kinerja organisasi 10 Memberikan opini atas konerja organisasi
11 Megarahkan manejemen untuk melakukan koreksi atas
masalah-masalah pencapaian kinerja yang ada 12 Menciptakan terwujudnya pemerintah yang bersih
7
M. Manullang berpendapat bahwa tujuan utama dari pengawasan ialah mengusahakan agar apa yang direncanakan menjadi
kenyataan. Untuk dapat benar-benar terealisasi tujuan utama tersebut, maka pengawasan pada taraf pertama bertujuan agar pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan instruksi yang telah dikeluarkan, dan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan yang
dihadapi dalam pelaksanaan rencana berdasarkan penemuan-penemuan tersebut dapat diambil tindakan untuk memperbaikinya, baik pada
waktu itu maupun waktu-waktu yang akan datang.
8
7
Brantas, Dasar-dasar Manajemen, . . . h.190-191
8
M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, . . . h.173
8