32
diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.
Metode ekspositori
merupakan bentuk
dari pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada guru teacher centered approach. Dikatakan demikian, karena dalam metode ini guru memegang peran yang
dominan, namun tidak sedominan dalam metode ceramah. Dengan metode ekspositori guru tidak hanya berceramah melainkan juga memberikan
latihan atau tugas, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Oleh karena itu, metode ekspositori ini dapat dikatakan sebagai
gabungan dari metode ceramah, metode tanya jawab, dan metode pemberian tugas
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan didukung oleh beberapa hasil penelitian sebelumnya. Penelitian Imam Wahyudi 2000
yang berjudul ”Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Roundtable dan Problem Posing Untuk
Peningkatan Hasil Belajar Matematika di SLTPN 2 Sumberjambe Jember ”,
menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang diberikan pengajaran dengan Model Roundtable dan Problem Posing mengalami
peningkatan. Peningkatan yang terjadi minimal pada nilai 75 ke atas mencapai 8 anak 245,24 dan peningkatan tertinggi mencapai 69,70 pada
nilai dibawah 60 meningkat menjadi antara 60 dan 75. Model Roundtable dan Problem Posing dapat dikatakan lebih baik 37,74 dibandingkan dengan
pembelajaran konvensional. Hal ini berarti apabila dalam pembelajaran konvensional dimana guru menguasai 80 proses pembelajaran siswa
mendapat nilai sebesar 50, maka pada pembelajaran Model Roundtable dan Problem Posing meningkat menjadi 68,87.
34
Penelitian Novi Indriyanti 2011 yang berjudul “Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif tipe Round Table terhadap Kemampuan Pemecahan
34
Imam Wahyudi, Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Roundtable dan Problem Posing Untuk Peningkatan Hasil Belajar Matematika di SLTPN 2 Sumberjambe Jember, jurnal
TEKNOBEL Vol 2 No.2 SEPTEMBER 2001 hlm.96
33
Masalah Matematika Siswa” di SMP Negeri 3 Cibinong pada kelas VII yang terdiri dari dua kelas sebagai sampel. Kelas VII-7 menunjukkan bahwa rata-
rata kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Round Table
lebih tinggi 23,86 daripada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional.
C. Kerangka Berpikir
Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar matematika siswa jenjang menganalisis dan mensintesis disebabkan oleh kurangnya kreativitas guru
untuk mengembangkan pembelajaran yang dapat memicu keaktifan berfikir dan bertindak siswa sehingga siswa kurang bisa mengeksplorasi
kemampuannya dan hanya mengandalkan masukan dari guru saja. Agar hal tersebut tidak terus berulang maka para guru matematika harus selalu
mencoba dan terus berusaha menerapkan model pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan materi dalam matematika sehingga dapat menumbuhkan minat
siswa untuk lebih menyenangi pelajaran matematika sehingga dapat mencapai keberhasilan yang terus membaik dalam menganalisis, mensintesis dan dapat
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah suatu model pembelajarannya yang dimaksud adalah model
pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran kooperatif mencakup kelompok-kelompok kecil yang bekerjasama dan berinteraksi sebagai sebuah
tim untuk menyelesaikan suatu masalah pada pelajaran matematika untuk mencapai tujuan bersama, sehingga siswa lebih mudah menemukan dan
memakai konsep-konsep yang sulit dalam pelajaran matematika. Pembelajaran kooperatif tipe Round Table merupakan salah satu
pembelajaran kooperatif yang bisa digunakan untuk memajukan pembentukan kelompok, mendengarkan aktif, berpikir, saling berbagi dan berpartisipasi.
Menurut mathematics and science program, pembelajaran kooperatif tipe round table merupakan pembelajaran yang beraktifitas untuk menganalisis,
mensintesis, dan
mengevaluasi. Menganalisis
berupa menganalisa,
34
membandingkan, membedakan, dan memilih secara tajam. Mensintesis terdiri dari mendesain, berhipotesis, merencanakan, membuat dan mencipta.
langkah pembelajaran kooperatif tipe round table, yaitu :1 Masing- masing anggota dalam kelompok mengerjakan suatu pertanyaanmasalah. 2
Jawaban diberikan pada anggota lain sebelah kanan untuk dianalisis, diulang atau diterima untuk dimodifikasi. 3 Jawaban yang telah dianalisis dan
dievaluasi tersebut diberikan lagi pada anggota lain untuk dianalisis kembali dan dievaluasi. 4 Begitu seterusnya hingga semua anggota kelompok telah
membaca, menganalisis pertanyaan dan mengevaluasi jawaban. langkah- langkah tersebut menunjukkan pembelajaran kooperatif tipe Round Table
merupakan suatu langkah yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa terutama untuk tahap analisis dan sintesis.
Berdasarkan uraian diatas, menunjukkan adanya keterkaitan antara model pembelajaran kooperatif tipe Roundtable dengan hasil belajar siswa
jenjang analsis dan sintesis. Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif tipe Roundtable dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa jenjang
analisis dan sintesis.
D. Pengajuan Hipotesis Penelitian