Strategi pembelajaran konvensional Landasan Teoretik

31 jawaban dari anggota kelompok yang lain dan memberikan kontribusinya. Langkah keempat, masing-masing anggota kelompok melakukan diskusi atas jawaban-jawaban dari soal-soal yang diberikan. Pada tahap ini siswa dilatih untuk berani mengemukakan pendapatnya dan pada tahap ini pula terjadi interaksi antara siswa. Langkah kelima, masing-masing perwakilan anggota kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, disini siswa dilatih untuk berani mengemukakan dan mempertahankan hasil pekerjaannya.

3. Strategi pembelajaran konvensional

Strategi pembelajaran konvensional merupakan strategi pembelajaran yang lazim digunakan oleh para guru di sekolah dimana ia mengajar. Beberapa metode yang biasa digunakan dalam strategi pembelajaran konvensional antara lain, metode ceramah, metode diskusi, metode tanya jawab, metode ekspositori, metode drill atau latihan, metode pemberian tugas, metode demonstrasi, metode permainan, dan lain-lain. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam strategi pembelajaran konvensional adalah metode ekspositori. Metode ekspositori adalah metode yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Oleh karena metode ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan istilah strategi “chalk and talk”. Terdapat beberapa karakteristik metode ekspositori, yaitu: a. Metode ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini. b. Biasanya materi yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang. c. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa 32 diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan. Metode ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru teacher centered approach. Dikatakan demikian, karena dalam metode ini guru memegang peran yang dominan, namun tidak sedominan dalam metode ceramah. Dengan metode ekspositori guru tidak hanya berceramah melainkan juga memberikan latihan atau tugas, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Oleh karena itu, metode ekspositori ini dapat dikatakan sebagai gabungan dari metode ceramah, metode tanya jawab, dan metode pemberian tugas

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan didukung oleh beberapa hasil penelitian sebelumnya. Penelitian Imam Wahyudi 2000 yang berjudul ”Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Roundtable dan Problem Posing Untuk Peningkatan Hasil Belajar Matematika di SLTPN 2 Sumberjambe Jember ”, menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang diberikan pengajaran dengan Model Roundtable dan Problem Posing mengalami peningkatan. Peningkatan yang terjadi minimal pada nilai 75 ke atas mencapai 8 anak 245,24 dan peningkatan tertinggi mencapai 69,70 pada nilai dibawah 60 meningkat menjadi antara 60 dan 75. Model Roundtable dan Problem Posing dapat dikatakan lebih baik 37,74 dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Hal ini berarti apabila dalam pembelajaran konvensional dimana guru menguasai 80 proses pembelajaran siswa mendapat nilai sebesar 50, maka pada pembelajaran Model Roundtable dan Problem Posing meningkat menjadi 68,87. 34 Penelitian Novi Indriyanti 2011 yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Round Table terhadap Kemampuan Pemecahan 34 Imam Wahyudi, Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Roundtable dan Problem Posing Untuk Peningkatan Hasil Belajar Matematika di SLTPN 2 Sumberjambe Jember, jurnal TEKNOBEL Vol 2 No.2 SEPTEMBER 2001 hlm.96