40
Tes uji coba dilakukan untuk mengetahui apakah tes telah memenuhi syarat tes yang baik yakni validitas, realibilitas, tingkat kesukaran dan
daya pembeda soal. Sedangkan instrumen non tes yang digunakan adalah pedoman
wawancara untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Roundtable dan untuk mengetahui pendapat guru mengenai pelaksanaan pembelajaran Matematika yang biasa diterapkan oleh guru.
Dalam penelitian ini yang lebih menekankan aspek analisis kuantitatif maka instrumen utama yaitu instrumen tes hasil belajar
matematika siswa tahap analisis, sintesis dan evaluasi. Sebelum tes digunakan, peneliti melakukan uji validitas, reabilitas,
tingkat kesukaran dan daya pembeda terhadap tes tersebut
a. Uji Validitas
Untuk mengukur validitas butir soal atau validitas item pada tes hasil belajar matematika digunakan korelasi Product Moment Pearson
sebagai berikut:
3
2 2
2 2
Y Y
n Y
Y n
Y X
XY n
r
xy
Keterangan: r
xy
= koefisien validitas instrument korelasi antara X dan Y n
= banyaknya peserta tes X
i
= skor-skor tiap item ke-I Nilai hasil uji coba Y
= skor total item Nilai rata-rata harian Setelah dilakukan uji validitas, dari 15 soal yang diujicobakan
terdapat 3 soal yang tidak valid yaitu soal dengan nomor 10, 14 dan 15. Soal ini tidak valid karena memiliki nilai r
hitung
≤ r
tabel
, dengan nilai r
3
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, cet. VI, h. 72.
41
kritis
dk-2, 5 = r
kritis
32-2, 5 = r
kritis
30, 5 = 0.349. Setelah dilakukan uji validitas diperoleh 12 soal yang valid. Soal-soal yang
tidak valid tidak diikut sertakan dalam tes akhir, karena soal-soal tersebut dinilai tidak tepat untuk mengukur kemampuan siswa yang
diharapkan pada butir tersebut
b. Uji Reliabilitas
Suatu alat ukur memiliki reliabilitas yang baik jika alat ukur itu memiliki konsistensi yang handal walau dikerjakan oleh siapapun
dalam level yang sama, dimanapun dan kapanpun. Untuk mengukur koefisien reliabilitas instrumen tes hasil belajar matematika digunakan
rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:
4
2 2
11
1 1
t i
k k
r
Keterangan: r
it
= koefisien reliabilitas instrumen k = banyaknya butir soal
2 i
= jumlah varians skor tiap-tiap item
2 t
= varians skor total Setelah melakukan penghitungan mengenai reliabilitas, didapat
koefisien reliabilitasnya adalah 0,92
c. Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan sebuah soal untuk membedakan
antara siswa
yang menjawab
dengan benar
berkemampuan tinggi dengan siswa yang menjawab salah berkemampuan rendah. Untuk mengetahui daya pembeda soal uraian,
digunakan rumus:
5
4
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi ..., h. 109.
5
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran …, h.189.
42
maks n
S S
DP
B A
2
1
Keterangan: TK
= tingkat kesukaran = jumlah skor kelompok atas
= jumlah skor kelompok bawah n
= jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah maks = skor maksimal soal yang bersangkutan
Klasifikasi daya pembeda yaitu:
6
DP : 0,00 – 0,20 : jelek poor
DP : 0,20 – 0,40 : cukup satisfactory
DP : 0,40 – 0,70 : baik good
DP: 0,70 – 1,00 : baik sekali excellent
Setelah perhitungan daya pembeda soal dilakukan, terdapat empat kategori soal yaitu soal dengan daya pembeda jelek, cukup, baik dan soal
dengan daya pembeda baik sekali. Soal-soal yang mempunyai kriteria daya pembeda dalam kategori jelek berjumlah 1 butir, soal dengan daya
pembeda cukup berjumlah 2 butir, soal dengan daya pembeda baik berjumlah 5 butir sedangkan soal dengan daya pembeda baik sekali
berjumlah 4 butir. Untuk ketiga soal yang tidak valid yaitu soal nomor 10, 14 dan nomor 15 ketiganya mempunyai daya pembeda jelek, jelek dan
baik. Oleh karena itu soal-soal yang tidak valid dibuang dan tidak dimasukkan ke dalam soal post-test.
d. Perhitungan Taraf Kesukaran Butir Soal