Hasil Belajar Matematika Hasil Belajar Matematika

13 ini dapat berupa teorema, lemma, sifat, hukum, dan sebagainya. Contohnya ialah, “dua buah segitiga sama dan sebangun bila dua sisi yang seletak dan sudut apitnya kongruen”. Aspek penilaian yang terdapat dalam pembelajaran matematika atau disebut juga daya matematis siswa terbagi menjadi 4 bagian, yaitu pemacahan masalah problem solving, komunikasi communication, penalaran reasoning dan koneksi connections. 13 Untuk mencapai aspek penilaian tersebut dibutuhkan proses yang panjang. Sehingga dalam pembelajaran matematika perlu adanya proses pembelajaran yang tepat agar daya matematis siswa dapat berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Matematika merupakan mata pelajaran yang selalu ada pada setiap jenjangnya. Artinya matematika memiliki peranan penting bagi ilmu pengetahuan. Sebagai contoh, didalam kehidupan ini kita tidak bisa lepas dari matematika. Salah satu cabang dari matematika adalah aritmatika atau berhitung. Dalam transaksi jual beli, menghitung lama perjalanan, maka kita memerlukan proses perhitungan. Begitu juga di Islam untuk mengerjakan shalat lima waktu, memberikan zakat, membagi harta waris mawaris perlu perhitungan yang tepat. Selain itu, pada abad ke-21 ini perkembangan matematika telah dimanfaatkan oleh beberapa negara maju dalam meningkatkan dan menguasai tekhnologi.

c. Hasil Belajar Matematika

Dari proses belajar maka akan menghasilkan hasil belajar. Selama ini hasil belajar merupakan cerminan dari keberhasilan proses belajar yang dilakukan. Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu ”hasil” dan ”belajar”. Pengertian hasil product 13 Mumun Syaban, “Menumbuhkembangkan Daya Matematis Siswa”, dari http:educare.e-fkipunla.netindex.php?option=com_contenttask=viewid=62Itemid=7, 27 Januari 2010, h. 2 14 menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. 14 Menurut pendapat Nana Sudjana bahwa hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 15 Sedangkan Soedijarto mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang diterapkan. 16 Tingkat penguasaan atau hasil yang diperoleh dari proses belajar adalah perubahan-perubahan dalam berbagai aspek yaitu aspek berpikir cognitive, aspek kemampuan merasakan afective dan aspek keterampilan psychomotoric. Ketiga aspek hasil belajar tersebut diklasifikasi oleh Benyamin Bloom secara garis besar terbaginya menjadi tiga ranah, yaitu: 17 1 Ranah kognitif al-Nahiyah al-Fikriyah Dari ketiga aspek hasil belajar tersebut aspek kognitiflah yang paling sering digunakan untuk mengukur hasil belajar. Menurut taksonomi Bloom yang telah direvisi, proses kognitif terdapat enam jenjang yaitu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan berkreasi. 18 Keenam jenjang tersebut adalah sebagai berikut: a Mengingat 1 C adalah mengingat kembali pengetahuan yang pernah tersimpan Mengingat ini merupakan proses berpikir yang paling rendah. b Memahami 2 C adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu 14 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, Cet. I, h. 44. 15 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, Cet.IX, h. 22. 16 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, ...h. 46. 17 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005, Cet I, Ed. 1, h. 49. 18 Richard I. Arends, Learning to Teach-Belajar untuk mengajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, Ed.7, h.85. 15 dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan kata-katanya sendiri. c Menerapkan 3 C adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori, dan sebagainya, dalam situasi baru dan konkret. d Menganalisis 4 C adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian- bagian atau faktor-faktor yang satu dengan yang lain. e Mengevaluasi 5 C adalah menguraikan bahanmateri kedalam berbagai bagiannya dan menentukan bagaimana antar bagian terkait satu dengan lainnya serta bagaimana keseluruhan terpadu dalam mencapai tujuan. f Menciptakanberkreasi 6 C adalah membuat penilaian sesuatu berdasarkan standar atau kriteria. Kata kunci dari berkreasi adalah merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan, memperbaharui, menyempurnakan, memperkuat, dsb Gambar 2.1 Dimensi Kognitif Dalam Taksonomi Bloom Yang Telah Direvisi Sumber: http:www.hilman.web.id Ingatan Evaluasi Sintesis Analisis Aplikasi Pemahaman Level tinggi Level rendah Evaluasi Analisis Aplikasi Pemahaman Ingatan Level tinggi Level rendah Kreasi 16 Berikut adalah model tes obyektif untuk jenjang kognitif taksonomi bloom pada materi bangun datar: 1. Jenjang Analisis a Menganalisa elemen Soal: Diketahui keliling lingkaran 100π cm. Luas lingkaran tersebut adalah … cm2 b Menganalisa hubungan Soal: Pak Tani mempunyai pekarangan yang berbentuk lingkaran dengan jari-jari 100 m. Tiap 1 m2 pak tani membutuhkan pupuk sebanyak 10 gram. Jika 1 gram pupuk harganya Rp 5.000, banyaknya uang yang harus disediakan pak tani untuk membeli pupuk adalah c Menganalisa aturan Soal: Jika panjang alas segitiga ABC adalah 36 cm, panjang BD = 4 cm, Jika AE = x Berapakah luas daerah yang diarsir? 2. Jenjang Sintesis a Kemampuan untuk menemukan hubungan Soal: Jika K = keliling lingkaran dan L = luas lingkaran, maka h ubungan yang benar adalah … A E C B D 17 b Kemampuan untuk menyusun pembuktian. Soal: Buktikanlah bahwa rumus dari luas segitiga di bawah adalah ½ x AB x CD 2 Ranah Afektif al-Nahiyah al-Mauqifiyah Taksonomi untuk daerah afektif mula-mula dikembangkan oleh David R. Krathwohl dan kawan-kawan 1974 dalam buku yang berjudul Taxonomy of Educational Objectives: Afective Domain. Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. 3 Ranah Psikomotor Nahiyah al-harakah Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan skill atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh Simpson 1956 yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan skill dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan hasil belajar kognitif dan afektif. Hasil belajar kognitif dan afektif akan menjadi hasil belajar psikomotor apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan afektifnya. Adapun hasil belajar itu dikatakan benar-benar baik, apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 19 19 Sardiman A.M., Interaksi Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2009, Ed. 1, h. 49. 18 1 Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa. Dalam hal ini guru akan senantiasa membimbing dan melatih siswanya dengan baik. Jika hasil pengajaran yang diberikan itu tidak tahan lama, berarti pengajaran tersebut tidak efektif. 2 Hasil itu merupakan pengetahuan “asli” atau “otentik”. Pengetahuan yang didapat dari proses pengajaran itu merupakan bagian dari kepribadian setiap siswa. Sehingga akan mempengaruhi pandangannya dalam menghadapi suatu permasalahan. Sebab pengetahuan yang didapat dirasakan lebih bermakna oleh siswa. Bukti bahwa seseorang itu telah belajar adalah terjadinya perubahan dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar. Selain itu hasil belajar merupakan realisasi tercapainya tujuan pendidikan, sehingga hasil belajar yang diukur tergantung kepada tujuan pendidikannya.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar