Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

5

D. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan permasalahnnya sebagi berikut: 1. Bagaimanakah meningkatkan minat belajar Pendidikan Agama Islam siswa di Kelas V SDN Cukanggalih II Kec.Curug Kab. Tagerang dengan penerapan model pembelajaran tuntas? 2. Bagaimanakah Minat belajar PAI siswadi Kelas V SDN Cukanggalih II Kec. Curug, Kab.Tangerang? 3. Apakah model pembelajaran tuntas dapat meningkatkan minat belajar PAI siswa dikelas V SDN Cukanggalih II Kec.Curug, Kab. Tangerang?

E. Tujuan Penelitian

Dengan melihat Rumusan permasalahan diatas, maka tujuan yang ingin di peroleh penulis dari penyusunan PTK ini adalah : 1. Untuk menganalisis Penerapan Model pembelajaran Tuntas dalam pembelajaran PAI siswa dikelas V SDN. Cukanggalih II Kec, Curug, Kab.Tangerang 2. Untuk menganalisi peningkatan minat belajar PAI siswa di kelas V SDN Cukanggalih II Kec. Curug, Kab Tangerang setelah diterapkanan model pembelajaran Tuntas Adapun Manfaat dari Penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan yang sangat berharga untuk peningkatan minat belajar PAI di SDN Cukanggalih II Curug Tangerang 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak berikut : a. Bagi Siswa Dapat meningkatkan minat belajar siswa pada pelajaran PAI sehingga memberikan kemudahan dalam menguasai materi pembelajaran 6 b. Bagi Guru Penelitian tindakan kelas ini bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan guru dalam penerapkan Model Pembelajaran Tuntas PAI siswa. c. Bagi peneliti Penelitian ini telah menambah khasanah ilmu pengetahuan penulis khususnya pada menerapan metode pembelajaran Tuntas Pendidikan Agama Islam d. Bagi sekolah sebagai pertimbangan bagi sekolah didalam meningkatkan aktifitas kegiatan belajar mengajar di SDN. Cukanggalih II Kec curug Kab.Tangerang. 7

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Hakikat PembelajaranTuntas

1. Pengertian Pembelajaran Tuntas

Belajar Tuntas merupakan proses pembelajaran yang dilakukan dengan sistematis dan terstuktur, bertujuan untuk mengadaptasikan pembelajaran pada siswa kelompok besar pengajaran klasikal, membantu mengatasi perbedaan- perbedaan yang terdapat pada siswa dan berguna untuk menciptakan kecepatan belajar rate of program belajar tuntas diharapkan mampu mengatasi kelemahan- kelemahan yang melekat pada pembelajaran klasikal 1 Belajar Tuntas adalah suatu proses belajar yang mengiginkan sebagian besar peserta didik dapat menguasai tujuan pembelajaran secara tuntas. Pembelajaran Tuntas masteri learning dalam KTSP Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan adalah strategi dalam pembelajaran yang mempersaratkan pesertadidik menguasai secara tuntas seluruh standar kompetensi maupun kompetensi dasar mata pelajaran. 2 Pembelajaran tuntas yang dimaksudkan dalam pelaksanaan KTSP disini adalah pola pembelajaran yang menggunakan prinsip ketuntasan secara individual. Dalam hal ini pemberian kebebasan belajar serta mengalami kegagalan siswa dalam belajar, strategi pembelajaran tuntas menganut pendekatan individual, dalam arti meskipun kegiatan belajar ditunjukan pada sekolompok siswa kelas, tetapi mengakui dan melayani perbedaan – perbedaan perorangan siswa, sehingga dengan penerapan pembelajaran tuntas memungkinkan berkembengnya potensi masing-masing siswa secara optimal. 1. Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP ,Jakarta: Gaung Persada Press;2011 h.121 2. Kunandar, Guru Profesioal Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, Jakarta: Raja Grafindo Persada,2007, cet- 1, h. 327 7 8 Oleh karena itu dengan system belajar tuntas diharapkan program belajar mengajar dapat dilaksanakan sedemikian rupa agar tujuan instruksional yang hendak dicapai dapat diperoleh secara optimal sehingga proses belajar mengajar lebih efektif dan efisien. Secara operasional perwujudannya adalah: Nilai rata-rata seluruh siswa dalam satuan kelas dapat ditingkatkan dan jarak antara siswa yang cepat dan lambat belajar menjadi semakin pendek. “Konsep pembelajaran tuntas dapat dilaksanakan dengan beberapa model pembelajaran, tetapi yang paling tepat adalah dengan model-model system instruksional seperti pengajaran berprogram, pengajaran modul, paket belajar, model satuan pembelajaran, pengajaran dengan bantuan computer dan sejenisnya”. 3 Namun dalam konsep belajar tuntas ini model instruktusional yang digunakan adalah pengajaran modul.Yang paling penting dalam konsep belajar tuntas disini adalah dapat diselenggarakan pengajaran secara individual, sehingga hampir seluruh perinsip belajar tuntas, yang disebutkan diatas dapat dilaksanakan. Karena itu, kalau guru menghendaki anak didik mencapai penguasaan bahan pelajaran tertentu , maka bahan harus disusun secara sempurna, begitu juga instrument evaluasi atau pengukuran hasil belajar. Oleh karena itu, kalau guru menghendaki anak didik mencapai penguasaan bahan pelajaran tertentu, maka bahan harus disusun secara sempurna, begitu juga instrument evaluasi atau pengkuran hasil belajarnya.Bahan pelajaran harus diperinci dan diorganisasikan kedalam satuan-satuan unit tertentu sampai kepada satuan-satuan terkecil yang bermakna meaningful dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari satuan yang lebih besar. Satuan bahan yang terkecil inilah yang disebut modul. 4 Modul juga merupakan merupakan sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri tanpa bimbingan guru atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang segala komponen 3. Nana Saodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan bandung: Remaja Rosdakarya, 2007,cet.4, h.192 4. Syaiful Bahri Djamarah,Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:Rineka Cipta:2006, cet.3 h.22

Dokumen yang terkait

Kontribusi kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran al-qur'an terhadap hasil belajar PAI siswa di SDN Sawah Baru 2 Ciputat Tangerang Selatan

1 11 71

Peningkatan hasil belajar siswa dengan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di kelas V MI Ta’lim Mubtadi I Kota Tangerang

0 12 121

Hubungan pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu dengan minat belajar siswa pada Bidang Studi IPS di SMPN 3 Tangerang Selatan

0 5 118

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating exchange (RTE) terhadap minat belajar matematika siswa

3 51 76

Upaya peningkatan kreativitas belajar biologi siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

0 7 116

Peningkatan minat belajar PAI siswa dengan penerapan model pembelajaran tuntas di Kelas V SDN Cukanggalih II Kec. Curug Kab. Tangerang Tahun pelajaran 2013 / 2014

0 12 110

Meningkatkan minat belajar metematika siswa melalui penerapan model pembelajaran quantum teaching dengan tahapan belajar tandur: penelitian tindakan kelas di MTs Al- Islamiyah Ciledug Tangerang

1 10 227

Peningkatan minat dan hasil belajar IPS siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif metode numbered heads together di SMP Nusantara plus Ciputat

1 6 201

Peningkatan hasil belajar IPS (pada studi perkembangan teknologi transportasi) melalui penerapan pendekatan belajar pembelajaran kontekstual siswa kelas IV MI Miftahusshibyan Curug Tangerang

1 19 97

Peningkatan minat dan hasil belajar IPA melalui penggunaan media pembelajaran lectora siswa kelas V SDN Timuran Tahun 2016/2017

2 4 13