Pengertian Temuan Audit Unsur Temuan Audit

35

5. Tindak Lanjut Temuan Audit

a. Pengertian Temuan Audit

Menurut Rai 2008:179 temuan audit adalah masalah-masalah penting material yang ditemukan selama audit berlangsung dan masalah tersebut pantas untuk di komunikasikan dengan entitas yang diaudit karena mempunyai dampak terhadap perbaikan dan peningkatan kinerja ekonomi, efisiensi, dan efektivitas entitas yang diaudit. Sedangkan menurut Hartono 2006:29 temuan audit adalah hal-hal yang berkaitan dengan pernyataan fakta. Dihasilkan dari proses perbandingan antara “apa yang seharusnya ada” dan “apa yang ternyata ada”. Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara no. 9 tahun 2009 yang dimaksud temuan adalah faktakejadianbukti yang memiliki saran atau rekomendasi sebagaimana yang tercantum dalam laporan hasil pengawasan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa temuan audit adalah fakta yang ditemukan pada saat pelaksanaan audit yang didukung dengan bukti yang kompeten dan memadai, dimana temuan tersebut material dan diperlukan saran atau rekomendasi perbaikan untuk meningkatkan kinerja entitas.

b. Unsur Temuan Audit

Menurut Hartono 2006:18 dan Rai 2008:182 temuan audit ditentukan berdasarkan beberapa unsur yang terkait, yaitu: 1 Kondisi, yaitu bukti nyata yang ditemukan oleh auditor dalam pelaksanaan audit. Dalam hal ini auditor mengidentifikasi sifat dan 36 luasnya temuan atau sebuah jawaban dari kondisi yang tidak memuaskan. 2 Kriteria, yaitu standar, ukuran atau harapan yang digunakan dalam melakukan evaluasi atau verifikasi. Kriteria merupakan suatu cara atau alat untuk memahami hasil audit 3 Penyebab, yaitu alasan yang dikemukakan atas terjadinya perbedaan atau risiko yang dihadapi organisasi karena adanya perbedaan antara kondisi yang diharapkan kriteria dengan kondisi yang sesungguhnya. Dengan mengetahui penyebab suatu masalah secara jelas, auditor akan lebih mudah memberikan rekomendasi yang tepat untuk mengadakan perbaikan kinerja entitas. 4 Akibat, yaitu dampak yang timbul dari adanya perbedaan, kemungkinan risiko atau kerugian yang harus dihadapi oleh entitas atau auditi karena kondisi yang tidak sesuai dengan kriteria. 5 Rekomendasi, merupakan saran yang diberikan pada entitas atau auditi untuk perbaikan terhadap kondisi yang ada yang tidak sesuai dengan kriteria. Hubungan antara rekomendasi dan penyebab yang mendasarinya harus jelas dan logis. Rekomendasi harus secara tepat mengarah kepada apa yang harus diperbaiki atau diubah dan siapa yang bertanggung jawab melakukannya.

c. Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan Audit

Dokumen yang terkait

Pengaruh Peranan Audit Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

0 35 129

Peranan Manajemen dan Inspektorat Jenderal Terhadap Pengendalian Intern Atas Pengadaan Barang/Jasa pada Kementerian Agama

1 6 151

Pengaruh Audit Intern Dan Pengendalian Intern Terhadap Penerapan Good Corporate Governance (GCG)

1 4 88

Efektivitas peran auditor internal di uin syarif hidayatullah jakarta yang ditunjukkan oleh pp no 60 tahun 2008: “sistem pengendalian intern pemerintah (spip)”

0 2 14

PENGARUH AUDIT INTERNAL, PENGENDALIAN INTERNAL, DAN KOMITE AUDIT TERHADAP PENERAPAN GOOD CORPORATE Pengaruh Audit Internal, Pengendalian Internal, Dan Komite Audit Terhadap Penerapan Good Corporate Governance (Study Empiris Pada Bumn Di Kota Surakarta).

1 4 19

Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan, Penyelesaian Temuan Audit Dan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Penerapan Prinsip-Prinsip Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik.

0 1 2

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH, KEPALA DAERAH DAN TINDAK LANJUT HASIL TEMUAN AUDIT TERHADAP OPINI AUDIT BPK ( Studi Empiris Pada Pemerintah Daerah Seluruh Indonesia).

0 1 17

TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN B

0 1 18

PENGARUH BADAN PENGAWASAN DAERAH DAN PENGENDALIAN INTERN TERHADAP TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK

0 1 10

TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNMENT) DAN TATA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) DALAM IMPLEMENTASI OTONOMI DAERAH - Repository IPDN

0 0 25