30
efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal adalah suatu proses atau prosedur yang dijalankan oleh manajemen dari
perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan yang memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan dalam efektivitas dan efisiensi kegiatan
operasional organisasi, informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya serta kepatuhan terhadap peraturan dan hukum yang berlaku.
Pengendalian internal yang berkualitas adalah pengendalian yang efektif dan mengacu pada pencapaian dan sasaran organisasi atas
pengendalian yang dirancang. Efektivitas adalah ukuran keberhasilan suatu kegiatan dan program yang dikaitkan dengan tujuan yang
ditetapkan. Suatu pengendalian internal dikatakan efektif apabila memahami sejauh mana tujuan operasi entitas tercapai, laporan keuangan
yang diterbitkan dipersiapkan secara handal, hukum dan regulasi yang berlaku dipatuhi Puspitadewi, 2012:161.
b. Komponen Pengendalian Internal
Menurut Boynton, Johnson, and Kell 2006:379, COSO dalam Sawyer 2005:61 dan Peraturan Pemerintah No.60 Tahun 2008
pengendalian internal terdiri dari lima kompenen yang saling terkait, yang terdiri sebagai berikut:
31
1 Lingkungan Pengendalian Boynton
2006:332 berpendapat
bahwa lingkungan
pengendalian akan berpengaruh terhadap orang-orang dalam perusahaan dan menjadi landasan bagi internal control. Lingkungan
pengendalian mencerminkan seluruh sikap, kesadaran, dan tindakan dari pimpinan, dewan komisaris, manajemen, pemilik, atau pihak lain
mengenai pentingnya pengendalian dan tekanan pada suatu organisasi atau entitas Kresiadanti, 2013:5.
Menurut PP nomor 60 tahun 2008 pasal 4 menjelaskan bahwa Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menciptakan dan memelihara
lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan Sistem Pengendalian Intern dalam
lingkungan kerjanya, melalui: a Penegakan integritas dan nilai etika, b Komitmen terhadap kompetensi, c Kepemimpinan yang
kondusif, d Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan, e Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang
tepat, f Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia, g Perwujudan peran aparat
pengawasan intern pemerintah yang efektif, dan h Hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait.
2 Penilaian Risiko Menurut Arens 2008:276 penaksiran risiko dimaksudkan
sebagai “management identification and analysis relevan to
32
preparation of financial statement in conformity with GAAP.” Sistem pengendalian
intern merupakan
usaha manajemen
untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang relevan dalam
penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi Kresiadanti, 2013:6.
Penilaian risiko dirancang untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola berbagai risiko yang berkaitan dengan laporan
keuangan Saptapradipta, 2012:5. Menurut PP no.60 tahun 2008 pasal 41 sistem pengendalian intern harus memberikan penilaian atas
risiko yang dihadapi unit organisasi baik dari luar maupun dari dalam yang terdiri atas; a Identifikasi risiko, dan b Analisis risiko.
3 Kegiatan Pengendalian Menurut Boynton, Johnson, and Kell 2006:386 kegiatan
pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa perintah manajemen dilaksanakan. Aktivitas
tersebut memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menaggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas sudah
dilaksanakan. Berdasarkan PP no.60 tahun 2008 pasal 18 menjelaskan bahwa
aktivitas pengendalian mempunyai berbagai tujuan dan diterapkan dalam berbagai tingkat organisasi dan fungsi. Pimpinan instansi
pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi instansi
33
pemerintah yang bersangkutan. Adapun yang termasuk dalam kegiatan pengendalian; a Reviu atas kinerja instansi pemerintah
yang bersangkutan, b Pembinaan sumber daya manusia, c Pengendalian atas pengelolaan sistem informasi, d Pengendalian
fisik atas aset, e Penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja, f Pemisahan fungsi, dan otorisasi atas transaksi dan kejadian
yang penting, g Pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian, h Pembatasan akses atas sumber daya dan
pencatatannya, i Akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya, j Dokumentasi atas sistem pengendalian intern serta
transaksi dan kejadian penting. 4 Informasi dan Komunikasi
Sistem informasi dan komunikasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yakni meliputi sistem akuntansi yang terdiri dari
metode dan catatan yang dirancang untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menganalisis, mengklasifikasi, meringkas, dan
melaporkan transaksi entitas dan mengelola akuntabilitas bagi aktiva, utang, dan ekuitas yang berhubungan. Sistem yang efektif harus
memenuhi tujuan dari internal control yaitu eksistensi, kelengkapan, akurasi, klasifikasi, tepat waktu, posting, dan pengikhtisaran.
Komunikasi mencakup penyediaan suatu pemahaman tentang peran dan tanggung jawab individual berkaitan dengan pengendalian
34
internal terhadap pelaporan keuangan Boynton, Johnson, and Kell, 2006:384.
Sehingga dalam PP no. 60 tahun 2008 pasal 41 pimpinan instansi
pemerintah wajib
mengidentifikasi, mencatat,
dan mengkomunikasikan informasi dalam bentuk dan waktu yang tepat
Adapun langkah yang harus dilakukan oleh pimpinan instansi pemerintah adalah; a Menyediakan dan memanfaatkan berbagai
bentuk dan sarana komunikasi, dan b Mengelola, mengembangkan, dan memperbarui sistem informasi secara terus menerus.
5 Pemantauan Pemantauan adalah suatu proses yang menilai kualitas kinerja
pengendalian intern pada suatu waktu atau melakukan penilaian terhadap efektivitas pengendalian internal apakah telah dilaksanakan
sebagaimana mestinya dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan. Pemantauan dapat dilaksanakan melalui aktivitas yang
berkelanjutan dan melalui evaluasi periodik secara terpisah Boynton, Johnson, and Kell, 2006:400. Menurut PP no. 60 tahun 2008 pasal 43
Pimpinan instansi pemerintah wajib melakukan pemantauan dalam proses pengendalian intern pemerintah yang dilaksanakan melalui
pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah dan tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya.
35
5. Tindak Lanjut Temuan Audit