Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan Audit

36 luasnya temuan atau sebuah jawaban dari kondisi yang tidak memuaskan. 2 Kriteria, yaitu standar, ukuran atau harapan yang digunakan dalam melakukan evaluasi atau verifikasi. Kriteria merupakan suatu cara atau alat untuk memahami hasil audit 3 Penyebab, yaitu alasan yang dikemukakan atas terjadinya perbedaan atau risiko yang dihadapi organisasi karena adanya perbedaan antara kondisi yang diharapkan kriteria dengan kondisi yang sesungguhnya. Dengan mengetahui penyebab suatu masalah secara jelas, auditor akan lebih mudah memberikan rekomendasi yang tepat untuk mengadakan perbaikan kinerja entitas. 4 Akibat, yaitu dampak yang timbul dari adanya perbedaan, kemungkinan risiko atau kerugian yang harus dihadapi oleh entitas atau auditi karena kondisi yang tidak sesuai dengan kriteria. 5 Rekomendasi, merupakan saran yang diberikan pada entitas atau auditi untuk perbaikan terhadap kondisi yang ada yang tidak sesuai dengan kriteria. Hubungan antara rekomendasi dan penyebab yang mendasarinya harus jelas dan logis. Rekomendasi harus secara tepat mengarah kepada apa yang harus diperbaiki atau diubah dan siapa yang bertanggung jawab melakukannya.

c. Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan Audit

Menurut Rai 2008:203-204 yang dimaksud dengan tindak lanjut audit adalah sebagai berikut: 37 “Kegiatan untuk mengidentifikasi dan mendokumenatsikan kemajuan auditee dalam melaksanakan rekomendasi audit.” Rekomendasi yang telah diberikan akan lebih efektif jika rekomendasi tersebut dilaksanakan atau ditindaklanjuti. Pelaksanaan tindak lanjut sangat penting dilakukan karena manfaat pekerjaan audit bukan terletak pada banyaknya temuan audit yang dilaporkan atau rekomendasi yang dibuat, melainkan pada tindak lanjut atas laporan audit dan rekomendasinya. Rekomendasi adalah saran dari pemeriksa yang relevan berdasarkan temuan pemeriksaannya, yang ditujukan kepada orang atau badan yang berwenang untuk melakukan tindakan atau perbaikan. Rekomendasi dapat meminimalisasi akibat yang ditimbulkan dari penyimpangan dalam pengelolaan dan tanggungjawab keuangan. Tindak lanjut dilakukan agar termuan-temuan hasil pemeriksaan tidak terjadi secara berulang-berulang Widiatmoko, 2012 dalam Arifianti, Payamta, dan Sutaryo, 2013:2486. Tindak lanjut atas temuan audit berdasarkan rekomendasi merupakan upaya continous improvement atas kinerja entitas yang diperiksa. Bagi lembaga pemeriksa, tindak lanjut merupakan suatu evaluasi tentang kualitas hasil pemeriksaan. Manfaaat dari suatu pemeriksaan hanya dapat dirasakan, apabila hasil temuan dan rekomendasi ditindaklanjuti. Tanpa tindak lanjut dari parlemen, eksekutif, instansi yang diperiksa dan aparat yang diberi wewenang melakukan 38 investigasi, pemeriksaan menjadi tidak efektif dan akuntabilitas hanya menjadi mimpi belaka Sali, 2010 dalam Arifianti, Payamta, dan Sutaryo, 2013:2487. Menurut Brook dan Pariser 1995:72-83 dalam Dwiputriani 2008:344 dalam memberikan rekomendasi pemeriksaan ada hal yang harus diperhatikan agar dapat meningkatkan akuntabilitas yaitu: a Mewujudkan lingkungan sistem tindak lanjut pemeriksaan yang efektif, seperti menyediakan undang-undang mengenai kewajiban pelaksanaan tindak lanjut serta memberikan hukuman kepada instansi yang tidak mengimplementasikan rekomendasi yang diberikan, b mengimplementasikan prosedur untuk meyakinkan solusi yang efektif untuk suatu rekomendasi, c Menggunakan rekomendasi pemeriksaan untuk akuntabilitas. Indikasi keberhasilan audit tercemin dari percepatan penyelesaian tindak lanjut temuan hasil audit dan tidak ditemukannya lagi temuan berulang di periode selanjutnya. Sehingga setiap pimpinan wajib memahami langkah-langkah yang diperlukan dalam menuntaskan hasil pengawasan, agar setiap rekomendasi hasil audit dapat ditindaklanjuti secara tepat dan benar Solusi, 2012:6. Upaya untuk menyelesaikan tindak lanjut temuan audit diawali dengan penyusunan rencana tindak lanjut temuan audit atau rencana aksi. Berdasarkan PMK 116 tahun 2007 rencana tindak adalah jawaban atau penjelasan atas tindak lanjut yang akan dilakukan oleh pemerintah 39 sehubungan dengan rekomendasi dalam Laporan Hasil Pemeriksaan BPK terhadap pertanggungjawaban keuangan negara pada Kementerian NegaraLembaga, BUN, dan unit terkait lainnya. Forum koordinasi tindak lanjut diperlukan dalam upaya penyelesaian tindak lanjut temuan audit yang dimaksudkan untuk membahas dan menyamakan persepsi dalam menyelesaikan tindak lanjut hasil audit untuk menghindari penyimpangan kesalahan yang berulang Solusi, 2012:8. Kewajiban melaksanakan tindak lanjut hasil pengawasan fungsional terhadap instansi pemerintah baik, baik yang dilakukan oleh BPK maupun Aparat pengawasan Intern Pemerintah APIP, diatur melalui Permenpan nomor 9 tahun 2009 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Fungsional. Peraturan tersebut menyatakan bahwa instansi pemerintah wajib menjadikan peraturan tersebut sebagai acuan dalam melaksanakan, memantau, mengevaluasi dan melaporkan tindak lanjut hasil pengawasan fungsional. Peraturan ini juga mengatur mengenai sanksi yang diberikan kepada pejabat yang tidak melaksanakan kewajiban tindak lanjut temuan audit. Bagi pejabat yang tidak memenuhi kewajiban untuk menindaklanjuti rekomendasi yang disampaikan dalam laporan hasil pengawasan BPK, dipidana sesuai dengan ketentuan pasal 26 undang-undang 15 tahun 2004 yaitu pidana penjara paling lama 1 satu tahun 6 enam bulan dan denda maksimal Rp 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah. 40 Pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan merupakan bagian dari upaya perbaikan manajemen pemerintah untuk memulihkan citra dan wibawa pemerintah. Sedangkan kegagalan dalam melaksanakan tindak lanjut hasil pengawasan, dapat dianggap sebagai pemborosan dalam penggunaan sumber daya keuangan negara atau daerah dan sumber daya aparatur Solusi, 2012:11. Temuan atas sistem pengendalian intern terdiri dari kelemahan sistem pengendalian intern dikelompokkan sebagai berikut: 1 Kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan 2 Kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja 3 Kelemahan struktur pengendalian intern IHPS BPK Semester I 2014 Temuan atas ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang- undangan dikelompokkan sebagai berikut: 1 Kerugian negara, yaitu berkurangnya kekayaan negara berupa uang, surat berharga, dan barang, yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai. 2 Potensi kerugian negara, yaitu suatu perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai yang dapat mengakibatkan risiko terjadinya kerugian di masa yang akan datang berupa berkurangnya uang, surat berharga, dan barang yang nyata dan pasti jumlahnya. 41 3 Kekurangan penerimaan, yaitu adanya penerimaan yang sudah menjadi hak negara tetapi belum masuk ke kas negara karena adanya unsur ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan. 4 Administrasi, yaitu temuan yang mengungkapkan adanya penyimpangan terhadap ketentuan yang berlaku baik dalam pelaksanaan anggaran atau pengelolaan aset, tetapi penyimpanan tersebut tidak mengakibatkan kerugian negara atau potensi kerugian negara, tidak menghambat program entitas dan tidak mengandung unsur indikasi tindak pidana. 5 Ketidakhematan, yaitu temuan yang mengungkapkan adanya penggunaan input dengan harga atau kuantitaskualitas yang lebih tinggi dari standar, kuantitaskualitas yang melebihi kebutuhan, dan harga yang lebih mahal dibandingkan dengan pengadaan serupa pada waktu yang sama. 6 Ketidakefektifan, yaitu temuan yang berorientasi pada pencapaian hasil outcome yang mengungkapkan adanya kegiatan yang tidak memberikan manfaat atau hasil yang direncanakan serta fungsi instansi yang tidak optimal sehingga tujuan organisasi tidak tercapai. Tindak lanjut hasil rekomendasi hasil pemeriksaan BPK wajib dilakukan oleh pimpinan entitas yang diperiksa. Pimpinan entitas yang diperiksa wajib memberikan jawaban atau penjelasan kepada BPK tentang tindak lanjut atas rekomendasi hasil pemeriksaan selambat- 42 lambatnya 60 hari setelah laporan hasil pemeriksaan diterima IHPS BPK Semester I 2014.

6. Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Good Government Governance

Dokumen yang terkait

Pengaruh Peranan Audit Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

0 35 129

Peranan Manajemen dan Inspektorat Jenderal Terhadap Pengendalian Intern Atas Pengadaan Barang/Jasa pada Kementerian Agama

1 6 151

Pengaruh Audit Intern Dan Pengendalian Intern Terhadap Penerapan Good Corporate Governance (GCG)

1 4 88

Efektivitas peran auditor internal di uin syarif hidayatullah jakarta yang ditunjukkan oleh pp no 60 tahun 2008: “sistem pengendalian intern pemerintah (spip)”

0 2 14

PENGARUH AUDIT INTERNAL, PENGENDALIAN INTERNAL, DAN KOMITE AUDIT TERHADAP PENERAPAN GOOD CORPORATE Pengaruh Audit Internal, Pengendalian Internal, Dan Komite Audit Terhadap Penerapan Good Corporate Governance (Study Empiris Pada Bumn Di Kota Surakarta).

1 4 19

Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan, Penyelesaian Temuan Audit Dan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Penerapan Prinsip-Prinsip Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik.

0 1 2

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH, KEPALA DAERAH DAN TINDAK LANJUT HASIL TEMUAN AUDIT TERHADAP OPINI AUDIT BPK ( Studi Empiris Pada Pemerintah Daerah Seluruh Indonesia).

0 1 17

TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN B

0 1 18

PENGARUH BADAN PENGAWASAN DAERAH DAN PENGENDALIAN INTERN TERHADAP TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK

0 1 10

TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNMENT) DAN TATA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) DALAM IMPLEMENTASI OTONOMI DAERAH - Repository IPDN

0 0 25