mendukung kegiatan pendampingan dalam proses evaluasi adalah anak atau warga belajar, sarana dan prasarana yang ada di PKBM Qaryah Thayyibah dan
Pendamping itu sendiri.
4.2.3.2 Faktor Penghambat Pendampingan Dalam Proses Pembelajaran Di
PKBM Qaryah Thayyibah
Dalam tahapan proses pembelajaran terdapat tiga fase yang harus dilakukan yakni perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Kegiatan
pendampingan dalam proses pembelajaran dilakukan di tiga fase tersebut. Di PKBM Qaryah Thayyibah, proses pendampingan dalam proses pembelajaran juga
meliputi tiga fase tersebut. Bukan hanya dalam pelaksanaan pembelajaran saja, pendamping juga ikut mendampingi dalam perencanaan dan evaluasi
pembelajaran. Pendamping menjadi salah satu yang sangat berperan dalam keberhasilan kegiatan pembelajaran di PKBM Qaryah Thayyibah. Dari
keberhasilan seorang pendamping dalam melakukan kegiatan pendampingan, tentu saja terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya, baik itu faktor
pendukung maupun faktor penghambat. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap narasumber di
PKBM Qaryah Thayyibah, ada beberapa faktor penghambat pada kegiatan pendampingan dalam proses pembelajaran, baik dalam perencanaan, pelaksanaan,
maupun evaluasi pembelajaran seperti karakter anak yang berbeda-beda yang terkadang susah untuk diarahkan. Namun menurut pandangan dari kepala PKBM
Qaryah Thayyibah Bapak Bahruddin, tidak terdapat faktor yang menghambat kegiatan pendampingan warga belajar. Menurut beliau penghambat-penghambat
yang ada bukan dijadikan penghambat oleh para pendamping namun itu di jadikan sebagai sebuah tantangan dan motivasi bagi para pendamping. Berikut hasil
wawancara dengan Bapak Bahruddin mengenai faktor penghambat pada kegiatan pendampingan dalam proses pembelajaran,
“tidak ada faktor penghambat, karena pendamping dan anak berpikir positif, jadi hal-hal negatif dianggap positif. Hambatan itu bukan lagi
hambatan namun di jadikan tantangan dan tantangan itu harus dilalui karena orang bisa maju karena ada tantangan, jadi tidak ada hambatan
hidup yang hanya ada tantangan hidup.” Hal serupa diungkapkan oleh Ibu Elly, selaku pendamping di PKBM
Qaryah Thayyibah, berikut hasil wawancara, “tidak ada mba, selama saya melakukan pendampingan kepada anak, saya
tidak merasa terhambat oleh apapun, mungkin karena saya sudah terbiasa dengan anak yang saya dampingi jadi saya merasa tidak ada hambatan
dalam kegiatan pendampingan. Misalkan ada ya paling dari anak yang terkadang susah dikasih tau dan moodnya anak yang berubah-ubah. Tapi
buat saya itu tidak menjadi hambatan karena saya sudah terbiasa jadi sudah bisa menangani itu semua
” Hal tersebut juga diungkapkan oleh mba Heni salah satu pendamping di
PKBM Qaryah Thayyibah, “selama saya menjadi pendamping disini saya nda merasa tidak ada
hambatan si mba, dalam melakukan pendampingan kepada anak, memang biasa karakter anak yang berbeda-beda yang terkadang menjadi hambatan
namun itu saya jadikan sebagai dorongan dan tantangan bagi saya, sehingga saya merasa senang dan termotivasi dalam melakukan
pendampingan.” Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor penghambat pendampingan dalam
proses pembelajaran yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran yang ada di PKBM Qaryah Thayyibah yaitu karakter anak yang
berbeda-beda yang terkadang susah untuk diarahkan ,namun daalam pemikiran
dari pendamping itu sendiri penghambat tersebut dijadikan sebagai sebuah tantangan dan motivasi. Cara berpikir yang positif dari pendamping yang
menjadikan hal-hal negatif dipandang dari segi positifnya sehingga hal tersebut bisa mnjadi positif bagi pendamping itu sendiri.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pendampingan
4.3.1.1 Proses Penadampingan Dalam Proses Pembelajaran
Dalam proses pendampingan pembelajaran di PKBM Qaryah Thayyibah, pendamping memfasilitasi anak dalam belajar dan pendamping mengarahkan
bakat minat anak. Proses pendampingan bersifat fasilittif artinya pendamping memfasilitasi kebutuhan anak dan anak yang berperan aktif dalam pembelajaran.
Hal ini berbeda dengan proses pembelajaran disekolah formal, dimana guru yang lebih berperan aktif. Seperti yang dikemukakan oleh Egan 1981:34 dalam
Pedoman Pendampingan 2010 tentang tahapan proses pendampingan yang salah satunya adalah tindakan memfasilitasi, membantu klien memformulasikan dan
mengimplementasikan program untuk mencapai tujuan. Dalam pedoman penyuluhan kehutanan 2004:2 juga menyebutkan bahwa pendamping hanya
berperan untuk memfasilitasi bagaimana memecahkan masalah bersama-sama dengan masyarakat, mulai dari mengidentifikasi permasalahan, mencari alternatif
pemecahan masalah, sampai pada implementasinya.